motivasi
Berdakwah dengan Hikmah
Oleh. Eka Suryati
SSCQMedia.Com- Berdakwah. Apa yang terpikirkan oleh orang tentang dakwah? Tentu, orang-orang akan berpikir sebuah kegiatan yang dilakukan oleh para ulama, ustaz dan ustazah dalam berceramah, menyampaikan ajaran agama Islam.
Ya, itu benar. Tidak salah. Karena, dakwah bisa dilakukan dengan lisan melalui ceramah-ceramah ditempat tertentu (masjid, mushala dll tempat berkumpulnya umat Islam).
Dakwah itu merupakan kegiatan untuk mengajak, menyeru serta memanggil manusia untuk beriman dan taat kepada Allah. Dakwah Islam, dilakukan dengan penuh kesadaran dan harus sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Dakwah dilakukan, agar kehidupan kita menjadi terarah, sesuai dengan kehendak Allah yang memiliki hidup dan kehidupan manusia.
Kalau kita memahami, bahwa dakwah itu diserukan kepada umat manusia pada umumnya dan umat Islam secara khusus, maka tidak salah kalau dakwah juga ditujukan kepada umat lain di luar umat Islam. Hal itu dilakukan oleh Rasulullah. Pada saat itu, Nabi Muhammad saw mengirimkan surat kepada Heraklius yang menjadi kaisar Romawi. Surat Nabi Muhammad, berisi ajakan kepada sang kaisar untuk beriman dan menyembah Allah. Walaupun, sampai akhir hayatnya, sang Kaisar tidak masuk Islam. Namun, Kaisar tersebut mengakui kebenaran tentang Islam.
Ternyata, Nabi Muhammad pun melakukan dakwah secara lisan, dengan berkhotbah langsung kepada Umat yang diseru. Dan secara tertulis, dengan cara menulis surat kepada objek (sasaran dakwah).
Islam, melalui Rasulullah, sudah mengajarkan metode dakwah secara lisan dan tulisan. Selain dengan cara ceramah, Nabi Muhammad juga memerintahkan para sahabat untuk menulis. Andaikan Nabi Muhammad tidak memerintahkan sahabat untuk menulis, bagaimana mungkin wahyu Allah berupa Al-Qur'an dan hadis sampai ke tangan kita, umatnya sekarang.
Dan berbicara tentang harus seimbangnya antara lisan dan tulisan dalam dakwah, maka ada kesadaran diri, bahwa keduanya masih dalam proses bagiku. Dakwah dengan lisan, artinya kita harus menguasai Public Speaking yang baik, agar dakwah kita menjadi baik, enak dan menarik.
Alhamdulillah. Materi Public Speaking, sudah pernah diterima di SSCQ. Begitu seriusnya Bunda Lilik, mengajak untuk menguasai metode dakwah melalui lisan dan tulisan. Sehingga, setiap ada kesempatan, selalu dihadirkan pematerinya untuk membimbing kami, peserta SSCQ.
Walau masih harus banyak belajar, tapi ada keinginan diri untuk mempersembahkan yang terbaik bagi agama tercinta. Islam yang rahmatan lil alamin.
Allah Swt. berfirman:
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125)
Allah Swt dalam surat An-Nahl, ayat 125, mengajak kita untuk berdakwah dengan cara yang mengandung hikmah. Islam harus disampaikan dengan cara yang baik, lemah lembut dan menyejukkan hati. Sehingga, jiwa akan menerimanya dengan rela. Pada saat ada yang tidak sesuai pun kita disuruh untuk membantahnya dengan cara yang baik, tidak boleh kasar.
Hal ini menunjukkan, bahwa umat Islam dituntut berakhlak yang mulia, sebagaimana akhlaknya Rasulullah.
Berlatih bertutur kata yang lembut, baik dan benar. Begitu juga dengan tulisan kita, tulislah hal-hal yang baik, jangan sampai kita terpancing untuk melakukan hal yang sama dengan pembenci Islam. Tidak bolehnya kita kasar dan berakhlak yang buruk, sampai Allah berfirman :
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ فَيَسُبُّوا اللهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan” (QS Al-An'am: 108).
Artinya, ketika kita memberitahukan tentang apa yang mereka sembah dan itu adalah salah, harus tetap tidak boleh kasar, mengandung caci maki. Karena makian kita, akan dibalas juga dengan makian, dan nanti Allah yang akan mereka hina dengan melampaui batas tanpa adanya pengetahuan tentang Allah itu sendiri.
Begitu hebatnya Allah menyuruh umat Islam untuk menahan lisannya dari berkata-kata yang kasar. Karena umat Islam dituntut untuk berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an.
Semoga kita menjadikan kata-kata yang terucap, mengandung hikmah sebagai bagian dari dakwah lisan kita, dan tulisan indah, memesona dan menggetarkan jiwa, sebagai bagian dari dakwah tulisan kita. Kita belajar terus untuk meniru dakwah yang diajarkan Rasulullah saw, sebagai uswatun hasanah kita. [US]
Kotabumi, 1 Desember 2024
Baca juga:

0 Comments: