Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 

Oleh. Salma


Dan untuk kita, Saudara-saudara.

Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan, kita yakin, Saudara-saudara.

Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.

Percayalah, Saudara-saudara.

Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! MERDEKA!
....

Tulisan di atas adalah penggalan pidato Bung Tomo yang disiarkan melalui RRI Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Dengan penuh semangat dan berapi-api Bung Tomo membakar semangat arek-arek Suroboyo pada saat itu untuk mempertahankan Surabaya dari penguasaan tentara Inggris. Dan terbukti, Bung Tomo mampu membangkitkan keberanian dan semangat juang arek-arek Suroboyo untuk mempertahankan kota tercintanya hingga titik darah penghabisan. Masyaallah.

Terlepas dari latar belakang pidato Bung Tomo, ada satu keadaan yang diinginkan oleh orang-orang pada umumnya, yaitu merdeka. Merdeka dalam arti bebas dari penjajahan, penguasaan orang atau bangsa lain; bebas menentukan nasib sendiri alias tidak disetir oleh orang atau bangsa lain. 

Karena secara fitrah, manusia punya gharizah baqa', naluri untuk mempertahankan eksistensi dirinya. Sehingga keinginan untuk merdeka adalah fitrah setiap manusia. Sedangkan penjajahan, apapun bentuknya: fisik maupun non fisik, bertentangan dengan fitrah manusia. Sehingga merupakan suatu hal yang wajar jika setiap manusia ingin merdeka, tidak dijajah oleh orang atau bangsa lain.

Masalahnya sekarang, kemerdekaan hanya dimaknai sebatas merdeka dan bebas dari penjajahan fisik saja. Merasa sudah merdeka karena tidak dalam kondisi diserang atau dijajah oleh negara lain. Padahal kemerdekaan tidak sesempit itu, Ferguso!

Kemerdekaan yang hakiki adalah ketika kita bebas menentukan nasib kita sendiri. Dalam konteks bernegara, merdeka adalah ketika suatu bangsa bisa menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan bangsa lain. Bebas menentukan arah kebijakan dan pengurusan warga negaranya tanpa campur tangan negara lain.

Sedangkan dalam konteks kita sebagai seorang muslim adalah ketika kita bebas menjalankan syariat Islam secara sempurna, kita bebas dari penjajahan dan penghambaan kepada selain Allah.

Sekarang coba kita lihat faktanya, sudahkah kita bebas beragama, menjalankan syariat Islam secara sempurna? Sudahkah bangsa ini bebas menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan negara lain sama sekali?
Sudahkah? BIG NO !

PR besar kita saat ini adalah mewujudkan kemerdekaan yang hakiki. Di mana kita sebagai seorang muslim bebas menghamba kepada Allah saja, menjalankan syariat Islam secara sempurna.  Termasuk membebaskan bangsa ini dari cengkeraman dan campur tangan negara-negara kafir yang menguasai negeri kita. Mari kita wujudkan kemerdekaan yang hakiki, Saudara-saudara.
Kita harus benar-benar merdeka atau mati karena memperjuangkannya.
Isy kariman au mut syahidan. Allahu akbar! [My]

Baca juga:

0 Comments: