Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 


Oleh. Sri Ratna Puri

Siapa yang tidak mau hidup bahagia? Apa-apa serba ada. Mau ke sini, mau ke sana, tinggal berangkat saja. Tak memusingkan harga, tinggal bayar saja. Gambaran seperti ini, apakah ada? Jawabnya, bisa jadi ada. Tapi yakinlah, tidak selalu begitu adanya. 

Ya, namanya juga hidup. Ibarat roda, pasti berputar. Kadang ada di atas, kadang di bawah. Itu alami. Maka kita akan mengalami kebahagiaan-kesedihan, kelapangan-kesempitan, semangat-tak semangat, muda-tua, dan semua hal pasti berpasangan. 

Yang jadi masalah, ketika kita salah menempatkan arti kebahagiaan. Banyak orang yang beranggapan bahwa uang sebagai sumber segala kebahagiaan dan bisa menghantarkan pada keabadian. Misalnya hari ini, mulai banyak artis-artis yang rela mengeluarkan uang ratusan sampai miliaran rupiah untuk melakukan operasi plastik. Tujuannya agar bisa muda kembali, mereka menolak tua.

Meski belum ada pembuktian apakah hasilnya akan benar-benar hakiki, kecuali dilakukan operasi plastik berulang kali. Itu pun tetap tak menjamin akan abadi. Yang ada, rasa ketagihan ingin terus melakukan. Terus merombak, terus mengeluarkan uang. Kalau tidak pada bagian yang sama, maka melirik ke bagian-bagian tubuh yang lainnya. Bagian hidung, mata, dagu. Bila memungkinkan,  semuanya. 

Kita ambil contoh Michael Jackson. Seorang artis yang fenomenal. Dia tidak hanya dikenal dari karya musiknya, tapi karena keputusannya yang menggemparkan dunia yaitu mengubah bentuk wajah dan warna kulitnya. Operasi plastik. Alasan yang ia ungkapkan, yaitu demi kesempurnaan dan keabadian. Lalu pertanyaannya, apakah tercapai? Jawabannya, tidak. Ia ditemukan meninggal dengan kondisi badan yang tampak mengenaskan. 

Masih banyak contoh-contoh serupa yang bisa kita indera. Ini menunjukkan bahwa segala apa yang ada di dunia, baik uang, kebahagiaan pasti ada batasan. Belum lagi, bila tiba saatnya ketika kita meninggalkan dunia, tak ada yang kita bawa selain amal perbuatan semata. 

Nah kalau mau, kita luruskan dulu cara pandang terkait kehidupan, agar bisa mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan yang abadi. Kebahagiaan yang hakiki. Yaitu, kebahagiaan yang hadirnya dari keimanan. Bukan uang yang jadi standar. Coba kita bandingkan dengan raut kebahagiaan dari orang-orang di Palestina, saat mendengar ada anggota keluarganya mati syahid. Seperti belum lama ini, ada seorang ibu semringah mendapatkan kabar anak ketiganya mendapatkan apa yang dicita-citakan, yaitu syahid menyusul dua saudaranya yang lain. Masyaallah. 

Ditinggal anak, mengapa bahagia? Karena terpilih sebagai syuhada adalah istimewa. Meski raga meregang nyawa, sejatinya para syuhada tetap hidup di alam keabadian yang penuh kebahagiaan. Sebagaimana yang Allah janjikan dalam Al-Quran, surah Ali Imran, ayat 169 yang artinya: "Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki."

Pun, kita bisa mencapai keabadian melalui cara lain, dengan terus mengikatkan diri pada semua titah Ilahi. Yakinlah, dengan menjadi muslim sejati, akan tercapai kebahagiaan yang abadi. [My]

Baca juga:

0 Comments: