Headlines
Loading...
Oleh. Nonny Irayanti

Teruntuk teman baikku
Teman, sudah berapa lama kah kita bersama? Saling mengenal, berbagi cerita, cita dan bahagia. Tak jarang berbagi tangis dan air mata. Adakalanya kita sama, sepihak, satu arah dalam memandang sesuatu. Namun adakalanya satu yang sama itu kita pandang beda karena bisa jadi kau melihatnya dari sisi kiri sementara aku dari sampingnya, atau bahkan dari atasnya, dari belakangnya atau sisi lainnya sehingga kita berselisih karenanya. Tapi kita selamanya teman. Karena sejak dulu aku mengenalmu hingga menjadi dirimu yang sekarang, hingga aku menjadi diriku yang sekarang.

Teman, aku ingin membagi sebagian rasa tentangku padamu. Jika selama kita berteman tak sempat aku mengungkapkan rasa ini padamu. Jika selama kita bersama, tak tersampaikan hal ini padamu. Karena semakin aku bertambah tua, semakin insecure aku pada dunia ini. Semakin aku merasa remeh tak berarti. Semakin bungkam merasa tak layak dengan jati diri. Tapi aku ingin menyampaikan ini kepadamu. Walau orang bodoh ini sungguh sangat bodoh. Tapi aku ingin engkau tahu teman, betapa bangganya aku dengan Islam agamaku. Aku sungguh sangat bangga menjadi seorang muslim. Aku ingin engkau mengetahui perasaanku, betapa bahagianya aku dan betapa bersyukurnya aku diberikan kesempatan oleh-Nya untuk bisa belajar Islam. 

Sungguh aku sangat menikmati belajar membaca Al-Qur'an walau terbata-bata, walau kadang menertawakan kebodohanku menyebutkan huruf yang salah dan berulangkali salah. 

Aku sungguh menikmati belajar kitab dengan bahasa Arab yang gundul, walau masih sangat minim ilmu bahasa Arab ku. Aku sungguh bersyukur bisa mendalami lautan ilmu Islam yang sangat luas. Aku sungguh yakin bahwa dengan Islam semua masalah kehidupan ada solusinya. 

Aku sungguh bersyukur diberi kesempatan belajar bagaimana Islam memberikan solusi permasalahan di segala bidang kehidupan. Aku sungguh sangat terpesona dan jatuh cinta dengan Islam. Mengenali sosok-sosok mulia jatuh bangunnya Islam di dunia. Dari seorang jiwa yang agung, manusia yang paling dicintai, junjungan kita, Rasulullah saw. 

Teman, jika waktu ku sudah tak ada. Aku ingin engkau mengenang ku sebagai orang yang bangga terhadap agamanya. Orang yang bersyukur dan ku harap, semoga aku bisa mewujudkan rasa bangga ini kepada pencipta ku. Dan jika engkau berkenan, aku ingin engkau bisa merasa seperti yang aku rasakan ini. Dan menjadi hamba-hamba yang bersyukur, bersemangat, bergerak, berusaha, berkarya, berbahagia karenanya. Terima kasih sudah menjadi temanku. Semoga engkau berkenan mendengarkan isi hatiku. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: