
motivasi
Pemuda Pahlawan Masjidil Aqsa
Oleh. Ratty S. Leman
Pahlawan dalam Islam adalah orang yang berani memperjuangkan Islam sampai ia menang atau mati. Orang-orang yang berjuang itu pun tidak memperdulikan apakah ia bakal mendapat penghargaan atau tidak dari institusi manapun, yang mereka harapkan adalah keridhaan dari Allah. Al-Qur'an memberitahukan bahwa mereka yang gugur membela agama Allah tidak perlu takut mati. Mereka hidup di sisi Allah.
Al Qur'an surat Al-Baqarah 154 :
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌ ۗ بَلْ ا َحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ
"Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang hilang di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya."
Di bulan November ini, di bulan pahlawan. Kita menyaksikan di media sosial dan media elektronik tentang kenyataan perang tentara muslimin Palestina melawan penjajah zion*s. Di dalam peperangan ini muncul para pahlawan. Di medan pertempuran ini muncul sosok pribadi yang bisa disebut pahlawan. Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang mendapat pahala besar di sisi Allah karena telah mengorbankan harta, jiwa, dan raga untuk kemuliaan agama Allah.
Di dalam pelajaran bahasa Indonesia kita belajar. Pahlawan berasal dari kata pahala dan wan. Pahala artinya ganjaran, sedang wan artinya orang. Jadi pahlawan berarti orang yang banyak mendapat pahala atau ganjaran. Pahala dan ganjaran itu Allah yang memberikannya. Sehingga seorang pahlawan adalah orang yang ikhlas berjuang karena Allah semata.
Kita mengenal pahlawan tidak hanya yang gugur di medan perang saja, tetapi banyak pahlawan yang masih hidup contohnya guru, wartawan, dokter, dan lain sebagainya. Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa karena jasa-jasanya tak diberi penghargaan berupa lencana. Guru ikhlas mengajar dan mendidik murid-muridnya agar menjadi orang yang berguna bagi kehidupan ini. Guru dalam arti luas, bukan sekedar mengajar di kelas, tapi juga guru kehidupan kita seperti ayah, ibu, kakek, nenek, kakak, anak, ustadz dan ustadzah serta yang lainnya. Di Gaza kita menyaksikan bahwa tahun ajaran tahun ini sekolah ditutup karena murid-muridnya syahid setelah bom menyasar sekolah mereka. Tercatat 5000 anak di Gaza syahid karena kekejaman penjajah zion*s.
Dokter juga bisa kita sebut pahlawan karena jasanya mempunyai ilmu untuk mengobati kita. Allah Maha Penyembuh melalui ilmu pengobatan yang dimiliki para dokter dan tabib. Di Gaza, kita bisa menyaksikan para dokter berjibaku merawat pasien akibat perang. Rumah sakit juga dibom oleh zion*s laknatullah sehingga operasi dilakukan di ruang yang luluh lantak dan darah berceceran di mana-mana. Aliran air dan listrik diputus penjajah. Operasi dilakukan di bawah sinar baterai smartphone. Operasi dilakukan tanpa anestesi. Kita melihat video seorang anak yang dioperasi tanpa anastesi. Obat bius penahan sakitnya adalah dengan membaca Al-Qur'an. Alhamdulillah orang Islam punya syifa(penyembuh) yaitu Al-Qur'an. Jika tidak mempunyai mukjizat Al-Qur'an ini mana mungkin mereka bertahan dalam keadaan yang sangat sulit ini. Kita juga mendengar berita seorang Ibu yang harus melahirkan secara sesar tanpa anestesi. Perutnya dibelah pisau untuk mengeluarkan bayinya tanpa dibius. Ngeri sekali mendengarnya. Begitu pula nasib bayi-bayi di inkubator. Listrik yang diputus penjajah menyebabkan mereka syahid karena kekurangan oksigen. Akibat pipa air yang diputus, mereka tak bisa minum dari air yang higienis (bersih dan sehat). Para dokter dan perawat tak bisa meninggalkan pasiennya meski suasana genting. Mereka pun ditarget untuk ditembak jika melawan. Dalam keadaan sakit, mereka disuruh mengungsi. Gila bukan penjajah ini?
Tak kalah pentingnya para wartawan di medan perang ini. Mereka harus melaporkan keadaan yang sebenarnya kepada umat agar umat paham apa yang sesungguhnya terjadi. Jika tidak bisa memberikan berita yang akurat dan terpercaya maka berita-berita akan didominasi dengan narasi musuh. Musuh mengatakan mereka para pahlawan adalah teror*s, padahal merekalah teror*s yang sesungguhnya. Mereka memberitakan berita palsu (hoaks). Mereka menarasikan berita sesuai tujuan mereka. Maka para pahlawan media ini harus bekerja keras menyampaikan berita kebenaran yang tak terbantahkan oleh musuh.
Selain pahlawan yang berjihad langsung di medan pertempuran di Gaza, kita yang berada jauh dari medan pertempuran pun bisa menjadi pahlawan bagi kemuliaan kaum muslimin dan upaya pembebasan Masjidil Aqsa. Dengan apa kita berjuang? Di era sosial media ini kita bisa berjuang dan berdakwah dengan lebih mudah. Buat video, tulisan, foto, gambar dan lain sebagainya tentang perjuangan saudara-saudara kita di Palestina. Jika belum bisa berkarya maka 'share' berita-berita yang benar tentang perjuangan Palestina. Jangan diam saja, karena kita akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah Ta'ala. Saat ini kita tidak hanya menjadi saksi sejarah saja, tapi bisa menjadi pelaku sejarah. Lakukanlah meski tak seberapa, siapa tahu yang sebesar zarah ini memperberat amal saleh kita. Yuk semangat berjuang, semoga Allah mencatatnya sebagai seorang pahlawan yakni orang yang senantiasa mencari pahala karena mengharapkan rahmat dan rida Allah semata. Semangat berjuang, Allahu Akbar! [My]
Baca juga:

0 Comments: