Headlines
Loading...

Oleh. Lilik Yani

Apa yang kalian perbuat dengan pagimu? Usai salat Subuh hingga terbit fajar?

Adakah yang memilih tidur lagi karena masih terlalu pagi untuk beraktivitas? Atau memilih untuk olahraga pagi mumpung udara masih segar? Atau ada memilih untuk jalan-jalan menikmati panorama ‘sunrise’ yang indah?

Sahabat, para ulama akan memaksimalkan pagi harinya dengan memperbanyak zikir kepada Allah. Mengingat kebesaran Allah agar bisa bersyukur dan mengharap berkah dari Allah. 
Mereka akan memaksimalkan pagi harinya dengan ibadah dan memperbanyak amal kebaikan. Sayang banyak umat sekarang yang menghabiskan waktu paginya untuk tidur dan amalan tak manfaat lainnya. Karena mereka tidak tahu betapa agungnya nikmat waktu pagi hari.

"Apakah matahari sudah terbit?" tanya ulama pada pembantunya.

"Belum, masih gelap suasananya," jawab pembantu setianya.

Sang ulama kembali khusyuk dengan zikir dan amal salehnya. Kemudian setelah beberapa lama, beliau bertanya lagi pada pembantunya.

"Apakah sekarang matahari sudah terang?" tanya sang ulama dengan tetap menyambung zikir kepada Sang Khalik.

"Oh, sudah tampak terang. Matahari sudah terbit, Ustaz," jawab pembantu dengan sopan.

Kemudian sang ulama mengucapkan doa tanda syukur kepada Allah agar senantiasa dalam keberkahan.

"Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami pada pagi hari ini dan tidak membinasakan kami dengan dosa-dosa kami.” (HR. Muslim no. 822)

Sebuah rasa syukur yang totalitas atas karunia Allah menjaga waktu pagi sang ulama dengan amal kebaikan sepenuhnya. Terjaga dari perbuatan maksiat, juga perbuatan sia-sia.

Amalan yang berhukum boleh pun tidak selalu baik dan memberi manfaat. Jika menonton televisi boleh, bukan berarti seluruh waktunya untuk menonton televisi. Akan habis sia-sia tanpa jejak amal yang membekas.  

Sahabat, pintar-pintarlah mengisi waktu pagi yang penuh berkah dengan banyak amal kebaikan. Zikir dengan membaca wirid, tilawah, dan tadabur Al-Qur’an, menulis untuk berdakwah menyampaikan kebenaran, menikmati fajar dengan olah jiwa raga, menyimak bacaan Qur’an anak-anak, dan banyak pilihan lain yang mendatangkan pahala.

Tahukah keistimewaan pagi hari?

Orang yang menjaga zikir pada waktu pagi akan menjadikan dirinya memiliki kekuatan dalam sepanjang harinya. Imam Ibnul Qayyim ‘rahimahullah’ mengatakan,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah salat Subuh. Kemudian setelahnya beliau berzikir kepada Allah hingga pertengahan siang.

Kemudian beliau menoleh kepadaku dan berkata, “Ini adalah aktivitas sarapanku pada pagi hari. Jika aku tidak sarapan dengan makanan ini (zikir), maka kekuatanku akan hilang atau ucapan yang semisal ini“ (Al Waabilus Shayyib)

Masyaallah, kebiasaan zikir pagi yang sudah istikamah dilakukan ibarat sarapan pagi sang ulama. Sarapan pagi untuk menguatkan jiwa raganya. Itulah sumber kekuatan mereka hingga sore hari. 

Jika kelewatan tidak memaksimalkan zikir pagi maka  akan hilanglah kekuatannya sampai sore hari. Mereka akan sangat merugi jika tak menggunakan pagi harinya untuk zikir dan amal baik yang menjadi kekuatan rohaninya. 

Sahabat, meski tidak mudah beramal saleh di waktu pagi hari karena kebanyakan tergoda rasa kantuk, tetap upayakan agar istikamah setiap hari menjaga ‘dzikrullah’. Pilih jenis-jenis ibadah yang selalu mengingatkan kita kepada Allah.

Meski awalnya berat bangun pagi untuk salat Subuh terus berjaga dengan zikir dan ibadah, tapi jika setiap hari dibiasakan maka akan menjadi amal saleh yang menguatkan jiwa raga dan nilai ibadah. Mengalirkan pahala kebajikan. Semoga lama-lama bisa menjadi ‘habit’ tanpa beban dalam kehidupan sehari-hari. Serasa ada yang kurang jika belum zikir, selawat, tilawah, tadabur, dan banyak amal saleh lainnya.

Awal yang berat untuk menjalankan kebaikan, semoga Allah menggantikan lelah letihnya berupa amal saleh yang berat timbangan kebaikannya. Amin ya ‘Rabb’.

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

Related Articles

0 Comments: