Headlines
Loading...
Oleh. Siti Nur Rahma

Menjelang ajang "pesta rakyat" tahun 2024, banyak pihak harus mewaspadai timbulnya konflik di antara pendukung partai. Sebab mereka mendukung partai didasarkan pada sosok figur, ikatan emosional dan simbol semata. Tanpa pemahaman yang benar tentang arah dan tujuan partai. Sehingga gesekan antar individu atau kelompok akan mudah timbul meski hanya karena hal sepele. Padahal para elit partai malah justru bekerja sama demi tercapainya tujuan mereka.

Seperti bentrokan yang terjadi di Magelang, Jawa Tengah pada Minggu, 15 Oktober 2023, Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Magelang Kombes Pol, Ruruh Wicaksono mengatakan bahwa dua kelompok masa bersitegang karena adanya salah paham. Namun tidak terjadi korban jiwa pada peristiwa itu, hanya ada perusakan sepeda motor dan rumah warga. Tirto.id, 16 Oktober 2023.

Sejatinya pemilu hanya sebagai media untuk memilih pejabat dan pemimpin negara selaku pelaksana terwujudnya kesejahteraan rakyat. Namun pemilu yang erat hubungannya dengan politik, seakan politik termaknai hanya sekedar berorientasi pada perebutan kekuasaan demi jabatan dan materi. Sehingga banyak pemuda yang apatis terhadap dunia politik.

Perlu disadari bahwa dalam Islam, politik diartikan sebagai pengurusan terhadap urusan umat. Kepala negara bertugas menjaga agama (fii hiraasah ad-diin) dan mengurus urusan rakyat (wa siyaasat ad-dunyaa), bukan malah mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat.

Sehingga perlu pemuda generasi bangsa ketahui, bahwa Islam memiliki aturan mulia dalam dunia perpolitikan. Dan agar pemuda paham tentang indahnya politik dalam Islam maka perlu dikuatkan keimanan para pemuda dalam memegang teguh keimanan Islam dan memperdalam tsaqofah Islam agar pemuda paham bahwa Islam bukan hanya sekedar agama ritual saja, namun juga agama yang mengatur segala lini kehidupan termasuk aspek politik. 

Pemuda Islam harus mengkaji Islam lebih dalam, bahwasanya Islam adalah akidah dan nidzom (peraturan) sehingga mereka menjadikan syariat sebagai tolak ukur perbuatannya. Bukan malah terjebak hedonisme sebagai gaya hidupnya.

Pemuda Islam harus membela dan memperjuangkan agamanya, bukan apatis dan netral bahkan oportunis demi mendapatkan materi duniawi semata.

Pemuda Islam harus menginternalisasikan ideologi islam dalam dirinya, sehingga siap mengemban risalah Islam karena keimanan.

Dengan semangat Islam yang menghujam kuat dari akarnya, maka pemuda Islam akan membuahkan peradaban gemilang dengan keikutsertaanya dalam perjuangan penerapan Islam di segala aspek kehidupan. Wallahu'alam bissawab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: