Headlines
Loading...
Kasus Bunuh Diri Semakin Tinggi, Islam Satu-satunya Solusi

Kasus Bunuh Diri Semakin Tinggi, Islam Satu-satunya Solusi

Oleh. Lia Purwati
(Penulis, Penggiat Literasi Islam, Pekanbaru -Riau)

OPINI- Saat ini, angka kematian karena kasus bunuh diri semakin meningkat. Hal ini menggambarkan betapa lemahnya mental generasi dewasa ini. Sungguh berbeda dengan mental orang-orang terdahulu yang sekuat baja dan setegar karang, serta tahan banting dengan berbagai celaan bahkan hinaan. Mengapa ini bisa terjadi? Lalu, apakah solusinya? 

Dilansir dari republika.co.id (13-10-2023), seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Semarang ditemukan tewas didalam kamar kosnya pada Rabu malam, 11 Oktober 2023. Korban berinisial EN berusia 24 tahun yang merupakan warga Kapuas, Kalimantan Tengah. 

Mengapa bisa terjadi?

Maraknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa membuat masyarakat resah, terutama bagi para orang tua. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bunuh diri, yaitu karna depresi, perilaku impulsif, mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan, masalah dalam kehidupan sosial, dan lainnya.
 
Lingkungan pun mempunyai pengaruh besar bagi mental seseorang. Jika lingkungannya penuh dengan pergaulan yang rusak, maka akan dapat menyebabkan tekanan pada mentalnya dan bisa mengakibatkan depresi. Contohnya saja, apabila lingkup pertemanannya dipenuhi oleh orang-orang yang tidak bisa menjaga lisan dan perasaan, tentu akan menjadi awal dari permasalahan. 

Keluarga juga berpengaruh besar terhadap kesehatan mental mahasiswa. Juga berperan penting sebagai tempat kembali, sumber kehangatan, kasih sayang, dan dukungan yang membuat betah orang berada didalamnya. Jika peran keluarga bertolak belakang dengan hal ini, maka anggota keluarga akan mencari ketenangan diluar dengan tidak memerhatikan lingkup pertemanannya.

Berawal dari Sistem Rusak

Sistem sekuler kapitalisme adalah faktor utama penyebab semua permasalahan kehidupan. Karena sistem ini memisahkan urusan agama dari kehidupan itu sendiri. Sehingga standar perbuatan manusia hanya berpatokan pada kehidupan duniawi, bukan pada syariat Islam. Maka tak heran, bila individu dinilai dari penampilan harta dunianya. 

Bila harta dunianya sedikit, maka mulailah mendapat celaan bahkan hinaan. Disinilah mental seseorang diuji. Jika individu tersebut merupakan insan yang bertakwa, maka celaan dan hinaan tidak akan mampu membuatnya sampai depresi. 

Namun, karena sistem yang diterapkan saat ini adalah sistem sekuler kapitalisme, membuat seseorang kalang kabut bila mendapat celaan dan hinaan. Merasa bahwa dirinya tak berguna, dan tidak mempunyai masa depan yang cerah, disitulah mulai muncul keinginan untuk mengakhiri hidupnya.

Padahal, bila berpikir lebih panjang, bunuh diri bukanlah sebuah solusi. Melainkan menambah beban hisab diakhirat kelak. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa ketenangan jiwa hanya bisa didapatkan dengan cara mendekatkan diri kepada Ilahi. Semakin banyak masalah, seharusnya membuat seseorang semakin dekat dengan Rabb-nya .

Islam sebagai Solusi 

Islam bukan hanya sekedar agama, melainkan juga sebagai mabda (ideologi). Umat Islam harus meyakini bahwa hanya dengan sistem Islam, masalah menjadi tuntas. Karena didalam sistem Islam, solusi yang diberikan bukanlah solusi cabang, melainkan solusi yang mendasar. 

Bunuh diri merupakan dosa besar dalam agama Islam. Apapun itu alasannya, bunuh diri sangat tidak dibenarkan. Dan Islam tidak pernah mengajarkan bunuh diri ketika masalah datang bertubi-tubi. Islam mengajarkan untuk selalu berserah diri, tunduk akan takdir yang telah diberikan, berusaha serta bangkit dari masalah. Islam juga mengajarkan untuk selalu berbaik sangka atas apa yang sudah menjadi ketetapan Allah.

Diantara cara Islam mencegah bunuh diri adalah:

Kesatu, menanamkan akidah islam yang kokoh pada anak-anak. Dengan demikian, setiap anak memahami kewajibannya sebagai hamba Allah dengan menjalankan seluruh perintahNya, dan menjauhi segala laranganNya.

Kedua, menerapkan kurikulum berbasis akidah Islam. Dengan demikian, pemikiran dan perbuatannya selalu sesuai dengan syariat Islam, serta mengetahui mana perbuatan yang haq dan yang bathil.

Ketiga, memastikan para ibu menjalankan kewajibannya sebagai madrasah pertama bagi anaknya. Dalam sistem Islam, wanita yang sudah bergelar ibu akan diberdayakan, dididik untuk mendidik anak-anaknya.

Mabda Islam membentuk individu, keluarga, bahkan negara menjadi insan yang bertakwa, yang senantiasa taat akan syariat Islam. Sehingga tidak mungkin akan terjadi kasus bunuh diri. Oleh karena itu, sudah seharusnya Islam dijadikan landasan dalam setiap aspek kehidupan, juga sebagai tolak ukur dalam berpikir dan bertindak. Wallahu a'lam bis-shawab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: