Headlines
Loading...
Oleh. Umi Hafizha 

Pemuda adalah harapan masa depan umat. Apabila pemuda berkualitas penuh ketaatan pada hari ini, maka cerahlah masa depan bangsa ini. Apabila buruk kondisi pemuda saat ini, maka suramlah nasib bangsa ini di kemudian hari.

Kita merasa prihatin melihat kondisi remaja dan pemuda hari ini. Banyak para pemuda terpapar krisis moral, minim adab, dan senang melakukan kekerasan adalah salah satu penyakit akhlak yang kini menjangkiti remaja saat ini. Seperti geng motor, tawuran, bullying, bunuh diri masih mendominasi perilaku remaja dan pelajar hari ini.

Kasus ini tidak hanya dilakukan kepada sesama remaja tetapi juga kepada orang tua bahkan guru. Beberapa kali netizen dikejutkan dengan viralnya video siswa yang melakukan tindakan tak terpuji kepada guru mereka. Bahkan kasus terbaru ada seorang wali murid yang menuntut guru untuk membayar denda Rp50 juta karena tidak terima anaknya ditegur karena tidak salat. Selain kekerasan, remaja sekarang juga rawan terjerat seks bebas.

Menyikapi maraknya kekerasan remaja terhadap guru dan berbagai kasus lainnya, maka semua pihak harus instrospeksi diri dan berbenah. Karena banyak pihak yang terlibat dalam pendidikan remaja. Mulai dari orang tua. Orang tua adalah pihak pertama dan paling utama dalam mendidik anak. Faktanya hari ini banyak orang tua abai dalam menanamkan keimanan dan adab-adab Islam kepada anak-anak. Orang tua lebih menekankan prestasi belajar daripada pembentukan kepribadian Islam. Mereka lupa mengajarkan anak soal haram halal dan adab.
Tak hanya orang tua, lingkungan masyarakat dan juga negara semua harus berperan.

Maka dari itu, sudah saatnya para remaja dan pemuda sadar bahwa di pundak kalianlah kelak akan diletakkan amanah memimpin umat dan membangun negara. Masa muda bukanlah masa untuk menceburkan diri dalam suasana hedonisme, bersenang-senang tanpa batas halal dan haram, sambil berfikir umur masih panjang. Nabi saw. telah mengingatkan:
"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara yaitu gunakan waktu mudamu sebelum datang masa tuamu, manfaatkan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, manfaatkan waktu kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, gunakan waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan manfaatkan waktu hidupmu sebelum datang matimu." (HR Al-Hakim).

Ingatlah bahwa masa muda hanya sekali dan waktu tidak akan bisa diputar kembali. Bila masa muda habis untuk memuaskan hawa nafsu, maka kelak akan datang penyesalan di hari tua. Bahkan tidak sedikit manusia yang telah rusak jiwa dan raganya pada usia muda. Saatnya pemuda harus menghujamkan keimanan bahwa Islam adalah agama yang paripurna, mengatur urusan dunia dan akhirat, bukan sebatas spiritual. Tak ada sistem terbaik kecuali hanya Islam.

Pemuda juga harus mengkaji Islam sebagai ideologi bukan sekedar ilmu pengetahuan. Pemuda wajib terikat dengan syariat Islam dan akan memilih baik-buruk berdasarkan ajaran Islam. Selain itu, pemuda harus memiliki sikap berpihak pada Islam, bukan netral demi mencari keuntungan duniawi. Pemuda harus memiliki keteguhan pada Islam hingga akhir hayat. Sudah saatnya para pemuda terlibat dalam dakwah Islam dan tegakkan syariat dan Khil4f4h. Kemuliaan Islam bisa tampak bila umat, khususnya kaum muda senantiasa berdakwah untuk menegakkan Islam. [Ys]

Baca juga:

0 Comments: