
OPINI
Hari Santri Saatnya Mengembalikan Spirit Resolusi Jihad
Oleh. Mery Isneini S.Pd
Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai hari santri. Ini berarti pada tahun 2023 menjadi peringatan hari santri yang ke 9 sejak tahun 2015 dicanangkan. Peringatan hari santri setiap tahunnya mengusung tema yang berbeda-beda. Hari santri pada tahun ini mengambil tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Tema jihad menunjukkan motivasi para santri dalam sejarah perjuangan di negeri ini. Namun hari ini, yang terjadi adalah pembajakan dan degradasi peran santri dalam kehidupan.
Presiden Jokowi mengungkapkan Indonesia sebagai slah satu negara mayoritas muslim terbesar di dunia memiliki 36 ribu pondok pesantren. Angka itu menurutnya menjadi kekuatan besar sebagai penentu masa depan bangsa, penentu lompatan bangsa, dan penentu keberhasilan cita-cita bangsa. ”Santri adalah pilar kekuatan bangsa, santri fondasi kekokohan bangsa, dan ini sudah terbukti sejak zaman perjuangan kemerdekaan." Ucapnya ketika memberikan sambutan pada hari santri di Tugu Pahlawan kota Surabaya Jawa timur pada Minggu, tanggal 22 Oktober 2023. Hadir pula Rais Aam Nahdlatul Ulama KH Miftachul Achyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, beserta jajaran PBNU, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi Bahlil l. Menpan RB Abdullah Azwar Anas, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listy Sigit Prabowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Forkompimda Jawa Timur.
Kembalikan Spirit Jihad Santri Dalam Makna yang Sebenarnya
Di tengah berbagai problem kehidupan yang terjadi pada tingkat global, regional maupun nasional, sangat relevan mengembalikan kembali spirit resolusi Jihad dalam makna yang sebenarnya sebagaimana awalnya. Santri sebagai garda terdepan dalam perjuangan jihad fi sabilillah dalam menegakkan dien Islam harus fokus pada tujuannya jangan sampai dilencengkan oleh pihak-pihak yang ingin mengkerdilkan peran santri yang hakiki. Kebijakan Pemerintah tentang pemberdayaan santri melalui program produk unggulan yang harus dikeluarkan oleh setiap pondok sekilas menjadi program yang baik yang tujuannya agar setiap pondok berdaya guna dengan produk unggulannya, tetapi jika dilihat dari urgensi santri dalam menuntut ilmu di pondok pemberdayaan santri berwirausaha tersebut sudah menjadi tanda bahwa peran santri mulai dikerdilkan dari peran utamanya. Sehinga santri yang harusnya fokus mendalami ilmu agama konsentrasinya menjadi terpecah untuk berwirausaha. Dari hal tersebut pengaruh sistem kapitalis pada saat ini sungguh kentara. Dari pelencengan yang sudah nampak tersebut harus ada upaya untuk mengembalikan fungsi santri yang sebenarnya sebagaimana Islam mendorong setiap muslim terlebih para santri untuk berperan dalam kehidupan sesuai tuntunan dalam Islam dan memperjuangkan penerapan syariah Islam secara kafah.
Jihad fi Sabilillah
Berkaitan dengan Jihad fi Sabilillah saat ini tidak berupa jihad secara fisik sebagaimana dulu perang melawan Belanda maupun Jepang, melainkan jihad dalam perang pemikiran (ghazwul fikri). Musuh terbesar umat saat ini adalah sekularisme. Sekularisme akan membawa pengaruh yang buruk yang menjadikan umat semakin jauh dari agamanya dan menjadikan umat di negeri ini terpapar dengan asas kebebasan. Kebebasan saat ini nyatanya sudah mempengaruhi di tubuh santri dengan adanya kasus kekerasan seksual dan bullying yang akhir akhir ini semakin meningkat kasusnya.
Santri sebagai umat yang memahami syariat Islam harus meluruskan kembali perjuangannya dalam memperjuangkan Islam kafah yang sudah hampir 100 tahun tidak dipakai dalam mengatur sistem kehidupan di dunia ini. Dengan menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam kehidupan dan asas dalam meneyelesaikan persoalan dunia dan meneladani Rasulullah saw dalam menerapkan Islam dalam kehidupan maka peran santri dalam berjihad untuk dien agama Islam akan bisa kembali terwujud. Sudah saatnya santri bersama dengan umat bersatu padu merapatkan barisan untuk menyatukan langkah demi tegaknya Islam agar problematika umat yang komplek ini bisa segera teratasi dengan solusi Islam sebagai satu-satunya mabda yang membawa rahmatan lil alamiin.
Wallahualam bishawab. [Ys]
Baca juga:

0 Comments: