
motivasi
Bangga Menjadi Generasi Ghurobah
Oleh. Jumriani
Wanita yang haus akan pujian berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi pusat perhatian, berjoget di depan layar dan lain-lain, bahkan tidak memikirkan risiko dari tindakannya, bangga dengan pengikutnya yang semakin banyak mendapat like dan komentar, kamu bangga? Kamu menggadaikan cinta Tuhan demi cinta manusia, nauzubillah.
Berpakaian syar'i dianggap sok alim, ketinggalan zaman, rustic dan lain-lain. Mereka bangga dengan pakaian yang kurang substansi, seolah-olah berpakaian tapi telanjang, mungkin istilah yang tepat untuk wanita seperti itu.
Laki-laki zaman sekarang rela melakukan apapun demi wanitanya, ada yg mengatakan "lautan kan kusebrangi, gunung kan kudaki" lantas mengapa mesjid kau lewati?.
Banyak anak muda zaman sekarang yang sibuk menggaet pacaran. Pacaran sepertinya sudah menjadi budaya. Pertemuan menjadi salah satu cara mereka mengungkapkan rasa cintanya kepada kekasihnya, rasa rindu ingin bertemu selalu menghantui mereka, para remaja yang sedang dimabuk cinta. Malangnya, ajang bercengkerama dua anak manusia berlainan jenis (bukan muhrim) ini lebih digemari daripada aktifitas lain yg bernilai ibadah.
Pacaran dianggap tren, jomblo dianggap tidak laku, laki-laki pernah bertanya sama saya jika tidak pacaran lantas bagaimana bisa kita saling mengenal? Ada juga yg bertanya hampa sekali hidupmu, pacaran itu asik, ada yang temani makan, jalan bahkan telpon sampai tidur.
Miris sekali bukan, banyak faktor penyebab hancurnya generasi sekarang, salah satunya adalah lingkungan, mungkin dari segi keluarga dia religius tapi pertemanannya tidak, anak yang dulunya tidak pernah tinggalkan salat, merokok, berzina, gila game berteman dengan orang yang senang maksiat maka diapun akan ikut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa melihat kemungkaran, maka hendaknya ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaknya merubah dengan lisannya, jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang demikian itulah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim).
Zaman modern ini lebih buruk daripada zaman kebodohan dahulu kala. Jika dulu Islam dianggap asing oleh orang-orang yang tidak beriman kepada kaum Quraisy, kini ajaran Islam yang sebenarnya dianggap asing oleh umat Islam sendiri, mereka yang menyebut dirinya Islam, bahkan disebut Islam sejak lahir karena orang tuanya, umat Islam (muslim) terkadang merasa asing dengan kebenaran ajaran Islam, dan tidak terbiasa menerapkan ajaran dan nasihat Islam dalam tuntutannya.
Ajaran Islam dianggap sebagai penghambat tercapainya apa yang dikehendaki, maka kaidah atau ajaran Islam yang jelas dan tegas menyerukan dan akan membawa kepada keselamatan tidak segan-segan dilanggar, ditinggalkan, bahkan dibuang jauh-jauh. Meskipun ada masyarakat yang sangat yakin untuk mengikuti pedoman Islam, namun mereka yang menentang tindakan atau kebijakan yang tidak sesuai dengan prinsip dan ajaran Islam dianggap sebagai orang asing atau orang luar.
Dalam suatu hadis Rasulullah saw. bersabda: “Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda: ”Islam itu bermula dalam keadaan asing, dan Islam akan kembali menjadi asing sebagaimana dia bermula, maka beruntunglah bagi orang-orang yang asing.” (HR Muslim, no.145).
Maka berbahagialah kamu yang menjadi asing itu, saat temanmu sibuk dengan maksiatnya kamu sibuk dengan ibadahmu, jangan merasa bersedih, ingat dunia hanya sementara, akhirat selamanya. [Hz]
Baca juga:

0 Comments: