Headlines
Loading...
Oleh. Neni Arini

Berbicara tentang teman dan sahabat pasti semua orang memiliknya. Manusia adalah mahluk sosial dan pasti hidupnya membutuhkan orang lain.

Sedikit cerita kisah persahabatan dua orang pemuda yang terpaut karena Allah. 

Cerita dua orang sahabat yang kini sudah berada di jenjang SMA kelas XII. Sebuah persahabatan yang sangat indah untuk diambil nilai kebaikannya.

Bersama dari sejak mereka lahir ke dunia ini, kebetulan terpaut enam bulan usianya. Terus tumbuh  mulai dari usia yang masih balita, bermain bersama, hingga tumbuh menjadi para pemuda di hari ini.

Dulu saya berpikir mungkin persahabatan ini hanya sementara, suatu saat pasti akan berubah ketika mereka tumbuh menjelang usia remaja, dengan kesibukan sekolah dan tempat mengeyam pendidikan yang berbeda.

Tapi ternyata apa yang saya pikirkan keliru, hingga hari ini mereka masih menjaga persahabatan itu. Walau jarang bertemu tapi tidak mengurangi kedekatan pertemanan antara mereka.

Sama-sama mondok di sekolah yang berbeda, membuat keduanya tumbuh menjadi seorang pemuda yang unik dari pemuda kebanyakan umumnya di saat ini. Pemuda itu harus berani beda.

Tak jarang ketika libur dari pondok, mereka berdua bergantian mengunjungi rumah masing-masing. Menjaga silaturahim dengan baik. Melakukan aktifitas pergi ke mesjid bareng, mengimami para makmum dengan bergantian. Dan ketika selepas shalat subuh mereka berdiam diri di mesjid atau musholla dekat tempat tinggal kami untuk mengaji. Bermurojaah bersama menjaga hafalan masing-masing. 

Uniknya, walaupun mereka dekat dengan kehidupan masjid, mereka berdua juga mengikuti perkembangan topik anak muda  yang menjadi keviralan di saat ini. Jadi maksudnya nggak kuperlah. Katanya mereka anak pondok juga harus tetep update. Bergaul seperti umumnya para pemuda di usia remaja. Berkumpul bersama teman-teman lainnya. Camping, nge-game, tapi tahu kapan harus menghentikan semua aktifitas itu. Ibaratnya pemuda gaul tapi tetep deket sama Allah.

Maasyaallah betapa indah persahabatan yang kusaksikan. Tak jarang menjelang subuh tiba, sudah siap berkeliling safari mesjid. Apalagi kalo puasa ramadhan, nuansa kebersamaan religi semakin terasa. Tarawih bareng, itikaf bareng. Dan sukanya nih mereka adalah pemuda-pemuda yang tidak suka mencampuri kehidupan orang lain. Istilah anak mudanya nggak resek lah yah. Hati dan lisannya berupaya untuk di jaga. Mungkin juga karena laki-laki, jadi bicaranya tidak banyak, berbeda dengan perempuan yang lebih banyak perbendaharaan katanya.

Tak jarang pula saling meminjamkan uang ketika salah satunya sedang memerlukan, dan tidak pernah berharap uangnya kembali. Ikhlas. Kalo kembali Alhamdulillah, kalo tidak pun tidak mengapa. Ya Allah, beruntungnya bisa bertemu sahabat yang satu server.

Padahal kalo dipikir mereka berdua itu memiliki perbedaan karakter, yang satu pembawaannya cuek, nggak baperan, sementara teman satunya hatinya lembut. Satunya perfeksionis, disiplin, rapih, sementara satunya sanguin full dan tidak disiplin serta berantakan. Parahnya teledor. Tapi mungkin karena perbedaan karakter tersebut justru membuat mereka berdua bisa hidup saling melengkapi, menerima dan memahami  kekurangan dari masing-masing diri.

Teman diskusi, temen curhat, teman yang selalu ada ketika sedang jatuh. Bahkan ketika ada perbedaan pemahaman dalam memaknai hukum Islam pun mereka berdua bisa saling menghargai. Masyaallah support system yang sangat baik.

Saat ini sudah di bulan Oktober, tanpa terasa proses belajar di Pondok pun akan usai. Tahapan pembelajaran di jenjang kelas XII akan berakhir. Sekarang mulai disibukkan dengan bimbingan belajar untuk persiapan ujian masuk ke Perguruan Tinggi. Yaa Allah, semoga  bisa diterima di kampus yang diinginkannya. Bersama mengejar asa yang ingin digapai. Berharap pada Allah agar dapat menempatkan mereka di kampus yang sama, untuk apa coba? Ada keinginan yang mereka tuju sama. Hanya ingin ada yang selalu mengingatkan ketika lalai menghampiri. Katanya kami hanya manusia biasa. Iman bisa naik turun, jadi butuh teman yang bisa support menjaga ketaatan kepada Allah.
Maasyaallah mungkin ini persahabatan yang dilandasi karena kecintaan kepada Allah dan Rasulnya. Tujuan ingin menggapai jannah-Nya.

Ya Allah, saya adalah saksi kebersamaan mereka. Jadikanlah mereka pemuda shalih, jagalah mereka untuk selalu berada dalam ketaatan. Berilah keistikamahan untuk selalu menjadi penghafal Qur'an, menjaganya dan mudahkanlah mereka untuk memahami Al-Qur'an sebagai bekal  beramal shalih.

Sungguh ini persahabatan yang sangat indah. Satukanlah tujuan mereka berdua untuk menyampaikan Islam kepada umat, menjadi pemuda kaya agar bisa terus bersedekah dan membantu agamanya. Kabulkanlah apa yang menjadi cita-cita mulia mereka Yaa Rabb. Ridai dengan semua rahmatmu. Berilah kesehatan, umur yang bermanfaat, jadikan mereka pemuda- pemuda yang mendapatkan  tujuh naungan dari-Mu.

Sungguh masih sedikit pemuda-pemuda seperti mereka di hari ini. Jauh dari kondisi pemuda-pemuda yang sibuk dengan dirinya sendiri, pamer kekayaan, emosi tak terkendali sehingga dengan mudahnya melakukan kekerasan.

Terus tumbuhkan pemuda-pemuda yang terus mencintai-Mu Yaa Allah. Pemuda yang selalu membela agamanya dan menyerukan dinul Islam sebagai agama yang harus ditegakkan di muka bumi ini.
Allahu Akbar. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: