
OPINI
Harapan Pendidikan Gratis Hanya Ada Pada Penerapan Sistem Islam
Oleh. Yuliani Zamiyrun, S.E.
(Pegiat Literasi)
Setiap individu pasti menginginkan kemudahan dalam hal mendapatkan pendidikan. Pendidikan gratis misalnya, hal ini akan sangat membantu rakyat dalam mengatasi beban ekonomi yang dialami oleh rakyat saat ini.
Terlebih bahwa tak mudah mendapatkan pendidikan yang gratis di sistem kapitalis ini. Ada berbagai macam tantangan dan syarat yang harus dimiliki oleh para mahasiswa/i.
Sebagaimana yang dilansir oleh Kendari Info. Wakatobi–Komedian sekaligus artis ibu kota, Raim Laode baru-baru ini mengumumkan akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswi asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Program beasiswa Raim Laode Angkatan 1 merupakan beasiswa yang dirancang untuk memberikan dukungan finansial kepada para mahasiswa yang berasal dari Wakatobi.
“Beasiswa ini berasal dari masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa di akhir bulan yaitu kehabisan dana,” tulis Raim Laode pada laman Raimlaode.id.
Program Beasiswa Raim Laode Angkatan 1 hadir pada tahun 2023 untuk mendorong semangat para mahasiswa dan mendukung dari segi finansial. Sasaran beasiswa ini adalah mahasiswa kurang mampu dalam masa studi semester 1–8.
“Dana akan diberikan senilai Rp1 juta per-mahasiswa dan akan disalurkan tiap akhir bulan selama 1 semester,” lanjutnya (1/1/2023).
Jika dilihat dari sisi kemanusiaan hal ini sangat baik. Mengapa? Karena telah meringankan beban mahasiswa dalam melanjutkan perkuliahan. Akan tetapi, disisi lain adanya hal ini telah menghilangkan peran negara. Yang seharusnya pemberian bantuan pendidikan itu dilakukan oleh negara.
Dan kita dapat menilai bahwa banyaknya beasiswa yang ada di Indonesia ini, khususnya di Sultra menunjukan bahwa bantuan tersebut belum merata secara menyeluruh pada kalangan masyarakat ekonomi lemah.
Sistem pendidikan kapitalisme telah menghilangkan peran negara yang berkewajiban menjamin kebutuhan akan pendidikan bagi setiap rakyat. Sehingga masyarakat sangat berharap mendapatkan beasiswa dari pihak lain yang notabene punya kepentingan dalam membantu pembiayaan.
Sangat berbeda dengan ketika Islam diterapkan sebagai sebuah sistem dalam dunia pendidikan. Yang mana Islam sangat memahami bahwa menuntut ilmu itu adalah wajib. Maka, sudah menjadi tugas negara untuk memberikan fasilitas baik pada yang mampu maupun kurang mampu.
Karena sejatinya negara adalah pengayom bagi rakyatnya. Menjamin individu dalam mendapatkan hak pendidikan tanpa membebankan biaya yang mahal pada rakyatnya.
Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus berkaca kembali pada pendidikan di masa kejayaan Islam. Agar kita semakin tahu bahwa Islam ketika diterapkan itu bukan hanya mengurus ibadah mahdoh saja, melainkan juga dalam hal pembiayaan pendidikan akan dijamin karena merupakan hak bagi rakyatnya.
Baca juga:

0 Comments: