Oleh: Iis Nopiah Pasni
"Kangen itu adalah suatu rasa yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, selalu sukses membuat menangis"
-Isnop-
______________
Tiba-tiba Bunda Isna menangis saat buka hape ada kiriman 'voice note' dari anak ganteng nan salehnya yang sedang mondok di Ponorogo, Jawa Timur. 'Voice note' itu dikirim melalui WA salah seorang wali santri yang sedang mengunjungi putranya.
Alhamdulillah, Bulan Desember 2022 ini para santri boleh dikunjungi. Sedihnya, Bunda Isna sekeluarga belum bisa mengunjungi putra keduanya itu ke pondok pesantren disebabkan waktu dan biaya.
Ya, Roi anak kedua Bunda Isnaini mondok jauh di seberang pulau. Jauh, karena keluarga mereka tinggal di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Kangen, sangatlah kangen. Bisa berjumpa dengan Roi ketika ramadan dan lebaran. Alhamdulilla, Bunda Isna dan keluarga masih harus bersyukur, karena mereka masih bisa berjumpa. Selain itu, juga ada teman Roi yang mau bermukim di ponpes, jadi tak pulang saat Ramadan dan Lebaran.
Siapa sih orang tua yang mau berpisah dengan anaknya? Jawabannya pasti tidak ada. Banyak sekali alasan untuk tidak berpisah seimbang dengan banyak alasan untuk berpisah, terutama demi menuntut ilmu dan berada di lingkungan penuh berkah itu. Jadi bunda harus menyiapkan diri termasuk untuk urusan kangen.
"Abang kangen nggak sama Bunda?" kata Bunda Isna spontan ketika selesai salam. Sesaat kemudian Bunda Isna menyesali pertanyaannya itu. Pertanyaan macam apa itu, hingga pertanyaan itu pun dijawab dengan mata yang sudah berkaca-kaca oleh putra keduanya. Ya sukses membuat mereka berdua menangis, sejenak untuk menumpahkan rasa kangen itu walau sesekali mereka bisa saling bercerita lewat ponsel.
Selanjutnya, cerita mengalir mengenai teman-teman Roi dan kegiatannya yang padat, juga pesanannya agar dikirimi makanan, baju, sarung atau jam tangan.
Bergantian cerita dengannya, dari semua yang dikangeni. Nampak jelas Roi sangat kangen sama mamasnya, Haikal. Kalau Roi menelepon, dia pasti langsung bertanya, "Mas Haikal mana?"
Bunda Isna tersenyum mendengar percakapan anak-anaknya itu. Mereka bercerita tentang kegiatan harian mereka. Mereka saling mendukung, saling menguatkan, juga terkadang suka saling meledek.
"Mas, waktu menelponnya sudah habis nih. Salam ya buat semua, juga buat nenek, mama sekeluarga, om sekeluarga, ummi sekeluarga," kata Roi cepat karena waktu menelepon sudah habis. Antrian menelepon itu selalu panjang.
"Ya Allah, mudahkanlah segala urusanku dan keluargaku, jadikanlah mereka sebagai anak-anak yang saleh dan 'muslih'," kata Bunda Isna berdoa dengan khusyuk.
Terkadang kita harus merasakan kangen, agar cinta semakin membahana, hingga mengalirkan segenap kekuatan dan semangat di jiwa untuk jadi lebih baik lagi daripada saat ini. Kangen juga akan memupuk rasa saling memiliki.
Tiada doa paling indah selain doa dari mulut sang ibunda.
"Ya Allah, mudahkanlah segala urusanku dan keluargaku, jadikanlah mereka sebagai anak-anak yang saleh dan 'muslih'," lirih suara Bunda Isna berdoa dengan khusuk.
"Bun, beneran ya kirim makanan dan minuman kesukaan Abang. Kan enak malam malam hafalan sambil ditemani makan dan minum, ngemil Bun," kata-kata Roi tadi terngiang lagi. Bunda Isna tersenyum mengingat hal itu.
Bunda Isna langsung memesan pada salah satu wali santri yang tinggal di Ponorogo sekitar pondok pesantren. Beliau ini berjualan online. Jadi beliau bisa dipesani makanan dan minuman yang dikirim langsung ke pondok pesantren. Ada saja cara Allah untuk memudahkan segala urusan hambanya.
Teruslah berusaha, jangan lupa berdoa.
"Roi, Bunda kangen," bisik Bunda Isna sambil memandang foto putranya itu.
Muara Enim, 05 Desember 2022
Baca juga:

0 Comments: