
cerpen
Bunda dan janjinya
Oleh. Iis Nopiah Pasni
Tak bisa main-main dengan janji, karena dalam Islam janji adalah hutang.
_____
"Gimana, Yuk Isna, bisa hari Sabtu?" tanya Dek Hesti di Wa Group Genk Mie Ayam.
"Kalo hari Minggu nggak bisa karena ada silaturahmi Keluarga Besar, dek.
Insyaallah kalo hari Jumat, Sabtu bisa," balas Bunda Isna.
"Aduh, Bu Lita nggak bisa," tulis Bu Lita.
Ya Allah, susahnya menemukan waktu dan tempat yang pas buat ketemuan dan menuntaskan menepati janji.
"Janji apa, Bun?" tanya Abidzar mendengar Bundanya yang sedang bingung karena belum ketemu dengan waktu dan tempat yang pas untuk bertemu anggota Genk Mie Ayam.
"Genk Mie Ayam itu apa, Bun?" tanyanya lagi, tentu saja Bunda Isna tersenyum mendengar pertanyaannya.
"Kan Bunda ikut lomba menulis cerpen umum waktu bulan November kemarin, Bang," kata Bunda Isna memulai ceritanya.
"Genk Mie ayam itu ada enam orang, Bunda, Bu Ika, Bu Lita, Te Eka, Te Janti dan Te Hesti. Mereka itu teman-temannya Bunda yang satu meja pas lomba itu, Nah sudah janjian, siapa yang menang akan traktir makan mie ayam temennya, gitu," kata Bunda Isna menjelaskan pada Abidzar, anak ketiganya itu
"Oh gitu," jawab Abidzar, lalu bertanya lagi.
"Nah, Alhamdulillahnya yang juara ada tiga orang, jadi kita mau patungan makan-makan gitu," kata Bunda menjelaskan.
"Bun, janji harus ditepati ya, Bun?" tanyanya minta penjelasan lagi.
"Iya Sayang, dalam agama kita, agama Islam janji itu harus ditepati, karena janji adalah hutang," kata Bunda lagi.
"Nah, karena temennya Bunda itu kebanyakan berprofesi sebagai guru, jadwalnya banyak. Jadi agak susah ketemu waktu yang cocok, Bang, ya berharap bisa ketemuan semua Anggotanya," kata Bunda Isna lagi.
Tiba-tiba suara wa masuk berdenting lagi.
Ternyata ada Mbak Ika yang mengajak agar mereka voting waktu dan tempat, memang harus berusaha disegerakan kalau berjanji. Ya ini janji Bunda Isna,Mbak Ika dan Dek Janti. Mereka ini Alhamdulillah masuk juara 3 besar pada lomba menulis cerpen umum tersebut.
Riuh wa group Mie Ayam malam ini, membahas waktu dan tempat. Ada yang tak bisa karena ada acara keluarga, Ada yang tak bisa karena saudara hajatan dan lain-lainnya. Ada yang masih ada jadwal mengajar di tempat lainnya, ada juga yang harus antar jemput anaknya.
Lalu Mbak Ika balas Wa group Genk Mie Ayam, agar segera menjadwalkan untuk bisa ketemuan.
Akhirnya hasil voting keluar, Alhamdulillah akan dilaksanakan hari Sabtu siang, semoga Allah memudahkan, demikian harapan mereka.
Mereka memutuskan untuk ketemu kangen dan menuntaskan hutang janji di suatu tempat makan.
"Yuk, barengan aja yah kita ke sana?' tanya Dek Hesti di WAG.
"Ya Dek, mau Ayuk jemputi apa Adek yang ke rumah Ayuk?" tanya Bunda Isna pada Hesti yang rumahnya berdekatan.
Masyaallah, Mereka sebagai tetangga di perumahan belum kenal, eh mereka bertemu dan berteman lewat hobi yang sama yaitu menulis, mereka berdua juga sama-sama ibu rumah tangga, sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai guru. Ada saja cara Allah agar saling mengenal.
"Aku yang ke rumah Ayuk ya," jawab Hesti lagi dan langsung centang biru.
"Oke," jawab Bunda Isna singkat.
"Kalau gitu, sekalian jemput Mbak juga ya, kita konvoi," kata Mbak Ika ikut menambahkan usul.
"Ok, Gaskeun," jawab Bunda Isna, nampaknya tujuan mereka dengan rumah mereka itu searah, Masyaallah.
Berusaha menyegerakan membayar janji karena janji adalah hutang. Semoga sehat semua dan dimudahkan oleh Allah SWT, Aamiin, demikian doa Bunda Isna.
"Bun, Abidzar ikut," kata Abidzar yang sunatnya belum sembuh.
Bunda Isna nampak bingung, Ya Allah ini anaknya mau diajak apa ditinggal dengan Mamasnya, begitu pikirnya.
Muara Enim, 10 Desember 2022
Baca juga:

0 Comments: