Headlines
Loading...
Titip Salam untuk Rasulullah Tercinta

Titip Salam untuk Rasulullah Tercinta


Oleh. Cucu
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Alhamdulillah wa syukurillah, Allah masih memberi kekuatan sampai pada hari bahagia ini, Jumat berkah, 12 Rabiul Awal 1447 H. Semua umat Islam mengingat kelahiran Baginda Nabi terakhir Muhammad saw.. Setiap kajian diisi dengan sirah Nabi, mulai dari lahir hingga tugas mulia yang Allah berikan kepadanya sebagai rasul, nabi terakhir.

Maulid Nabi, merupakan kelahiran nabi terakhir yang Allah turunkan untuk menyempurnakan agama sebelumnya, membawa kitab suci Al-Qur’an, penyempurna kitab sebelumnya. Tugas yang berat dan mulia Allah berikan kepada hamba-Nya yang maksum. Melalui maulid Nabi, kita banyak mengenal pribadinya, mengetahui perjuangannya.

Siapakah Muhammad itu? Dialah nabi yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Ayahnya Abdullah, ibundanya Siti Aminah. Lahir di Makkah, hari Senin, Rabiul Awal, tahun Gajah.

Siapakah Muhammad itu? Dialah nabi uswatun hasanah, yang membawa Islam ke tengah umat dengan kemuliaan akhlaknya. Dialah nabi yang selalu memberi makan pada kakek tua Yahudi  setiap hari dengan penuh kelembutan.

Hingga suatu hari ketika Nabi sudah tidak bisa menyuapi dan digantikan oleh Abu Bakar, Yahudi tua itu merasa ada yang berbeda dari suapannya. Ternyata Nabi selalu melembutkan dahulu makanan yang akan disuapkan pada kakek Yahudi tersebut. Mendengar Nabi sudah tiada, kakek Yahudi tua pun meminta Abu Bakar membimbingnya untuk masuk Islam karena kemuliaan akhlak Nabi.

Siapakah Muhammad itu? Dialah nabi yang berlumuran darah ketika dilempari oleh orang-orang Thaif yang tidak menyukai dakwahnya. Hanya doa yang dilakukan oleh Nabi, walau malaikat turun menawarkan meletuskan gunung untuk meluluhlantahkan rakyat Thaif, namun Nabi tidak melakukan. Nabi mendoakan orang-orang Thaif agar mendapatkan hidayah Allah. Dalam kedaan sakit, berlumur darah pun Nabi tidak memperlihatkan marahnya.

Siapakah Muhammad itu? Dialah nabi, yang memohonkan kepada Allah untuk menanggung rasa sakit sakaratul maut yang akan dirasakan umatnya kelak. Rasa sakit yang sangat, diibaratkan kambing yang dikuliti dalam keadaan sadar. Pada saat Nabi menghadapi sakaratul maut, Nabi berdoa,  "Ya Allah, timpakanlah rasa sakit sakaratul maut itu padaku, agar umatku tidak  merasakan sakitnya sakaratul maut ini. Lalu Allah berikan sakitnya sakaratul maut itu pada Nabi, dan kita umatnya hanya menanggung sebagian rasa sakit sakaratul maut. Dialah nabi yang pada saat ajal menjemput masih memanggil kita umatnya, ummatiiy, ummatiiy.

Siapakah Muhammad itu? Dialah nabi yang berbisik pada para sahabatnya, bahwa dia kelak akan sangat merindukan umatnya yang hidup bukan pada masanya. Siapakah yang dirindukan olehnya? Kita umatnya, yang mengimani dan mengikuti ajarannya. 

Siapakah Muhammad itu? Dialah nabi yang memimpin dunia dalam bingkai negara.  Saat beliau berpulang, kepemimpinannya digantikan oleh seorang khalifah untuk menyelesaikan segala permasalahan umat. Sebagaimana halnya saat ini, saudara kita di Palestina dizalimi zi0nis Isr4el laknatullah, maka seorang khalifah akan segera melakukan jihad untuk membela kaum muslim. Tidak akan ada kerja sama dengan mereka yang tidak mau tunduk pada aturan Islam. Nabi sebagai pemimpin, berperan dalam menegakkan syariat Islam.

Jangankan ribuan nyawa yang melayang seperti halnya saudara kita di Palestine, satu orang wanita saja yang mengadu, merasa terzalimi, Nabi siapkan pasukan perang untuk membela kehormatannya. Apalagi saudara kita di Palestina yang banyak terluka. Solusinya hanya jihad seperti yang telah dicontohkan Rasulullah saw..

Begitu besar cintanya pada kita umatnya dan sudah menjadi keharusan kita mencintai Nabi lebih dari apa pun, bahkan melebihi cinta pada diri sendiri. Cinta Nabi pada umatnya tak pernah ada yang bisa menandingi sekalipun orang tua sendiri.

Berbahagialah kita yang dirindukan Nabi, kita tidak pernah melihat wajahnya namun kita mau 'ittiba padanya. Oleh karena itulah Nabi merindukan kita umatnya.

Ya Rasulallah, kami tidak hanya melantunkan selawat padamu, kami juga berusaha untuk mengikuti uswahmu. Rinduku berjumpa denganmu, sampaikanlah kelak syafaatmu padaku.

Ya Allah, kuharapkan rida-Mu untuk pertemukanku bersama nabiku, Nabi Muhammad saw.. Deraian air mata ini, menjadi saksi aku rindu pada nabiku.

Nabi bersabda, bahwa kita akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya. Begitu pun kita berharap akan dipertemukan bersama Nabi, karena kita sangat mencintai Nabi. Apa yang kita lakukan adalah untuk dapat bersama Nabi di yaumil akhir nanti.

Bukti cinta kita pada Nabi, sebagai berikut:
Pertama, melaksanakan perintah dan larangannya. Perintah Nabi dapat secara lisan, perbuatan beliau, dan juga diamnya. Misalnya, perintah Nabi untuk menuntut ilmu kita dapatkan berserakan dalam hadis-hadis.

Kedua, melakukan kebiasaan atau perilaku yang dicontohkan Nabi. Dalam hal ini kita harus mengetahui terlebih dahulu contoh yang memang khusus untuk Nabi dan contoh yang dapat kita ikuti. Contoh, salat tahajud untuk Nabi merupakan satu kewajiban, sedangkan untuk umatnya hanya sebagai amalan sunah.

Ya Allah, sampaikan salamku melalui selawat ini pada Nabiyana Muhammad saw.. Allohumma sholli ‘alaa syayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali syayyidinaa Muhammad. [Ni]

Bandung, 5 September 2025

Baca juga:

0 Comments: