Headlines
Loading...
Palestina Menjerit, Umat Harus Bangkit

Palestina Menjerit, Umat Harus Bangkit


Oleh. Ummu Fahhala
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Dunia kembali menyaksikan kebrutalan Zionis. Pada Minggu (1/9/2025), drone Israel menyerang Rumah Sakit Gaza. Serangan itu menewaskan 15 orang, termasuk jurnalis Reuter (Berita Satu, 02/09/2025).


Tidak berhenti di situ, Zionis juga menargetkan paramedis dan jurnalis lain yang sedang melakukan siaran langsung. Adegan darah, jeritan, dan tubuh terkapar terekam di layar dunia.


Dalam kepiluan itu, jurnalis Gaza menyerukan kepada rekan-rekan mereka di seluruh dunia untuk datang ke Gaza. Mereka ingin dunia melihat langsung kenyataan pahit: jurnalisme di Gaza bertaruh nyawa. BBC Indonesia juga menegaskan, jurnalis internasional menjadi saksi bisu atas kengerian yang tidak bisa lagi ditutupi (02/09/2025).


Kebiadaban ini seharusnya mengguncang nurani setiap insan. Namun, dunia hanya menatap bisu. Negara-negara besar diam, seolah tak melihat anak-anak yang tewas, Rumah Sakit yang runtuh, dan jurnalis yang gugur.


Kondisi ini bukan sekadar tragedi kemanusiaan, tetapi juga potret nyata ketidakmampuan sistem dunia saat ini. Profesor Rashid Khalidi, sejarawan Palestina di Universitas Columbia, pernah menyebut, bahwa Israel bergerak dengan sokongan penuh Amerika Serikat. Ia menegaskan, dukungan ini membuat kebrutalan sulit dihentikan (The New York Times, 2024). Fakta ini memperkuat kesimpulan, bahwa tragedi Gaza hanyalah puncak dari sistem global yang cacat.


Lebih jauh, kita melihat dunia mengetahui semua kekejian itu. Namun, tidak ada solusi nyata yang digulirkan. PBB mengeluarkan pernyataan, tetapi berhenti pada kertas resolusi. Negara-negara besar melayangkan kecaman, namun tetap memasok senjata.


Sementara itu, umat Islam dengan jumlah hampir dua miliar jiwa, belum mampu bersatu. Umat belum menuntut penguasanya untuk menurunkan pasukan militer menolong Gaza. Kesadaran akan solusi hakiki masih jauh dari mayoritas. Suara-suara itu ada, tetapi masih terpecah, belum menjadi opini umum.


Seharusnya kita menyadari, bahwa solusi parsial tidak akan menyelesaikan masalah. Donasi kemanusiaan memang penting, tetapi tidak akan menghentikan rudal. Aksi solidaritas di jalanan memang menggugah, tetapi tidak akan menghentikan tank.


Umat Islam memerlukan komando nyata. Komando itu hanya bisa lahir dari kepemimpinan yang satu, yang menggerakkan kekuatan umat dalam satu panji. Tanpa itu, kita hanya akan terus menyaksikan darah segar membasahi tanah Gaza.


Islam Menjawab


Islam sudah memberikan solusi yang jelas. Tanah Palestina adalah tanah kaum Muslim yang dirampok Zionis. Pembebasan tanah itu adalah kewajiban syar’i. Allah Swt. berfirman, “Dan perangilah mereka, sehingga tidak ada lagi fitnah, dan agama itu hanya untuk Allah semata.” (QS. Al-Baqarah: 193)


Rasulullah saw. dan para khalifah setelahnya, menegaskan kewajiban jihad untuk membebaskan tanah Muslim. Umar bin Khattab membebaskan Baitul Maqdis. Shalahuddin al-Ayyubi mengusir tentara Salib. Sejarah sudah menegaskan, hanya jihad dalam bingkai kepemimpinan Islam yang mampu menghentikan penjajahan.


Jadi, kewajiban kita hari ini jelas. Edukasi massif harus dilakukan agar umat sadar akan solusi syar’i. Umat harus menyuarakan dengan lantang, bahwa pembebasan Palestina hanya mungkin dengan jihad fi sabilillah dalam naungan Khilafah.


Kita tidak boleh berdiam diri. Kita semua punya peran. Seorang ibu bisa mendidik anaknya dengan kesadaran perjuangan. Seorang guru bisa menyampaikan opini yang benar. Seorang pemuda bisa menggunakan media untuk menyuarakan kebenaran.


Pembebasan Baitul Maqdis bukan sekadar tugas bangsa Palestina, tetapi tugas seluruh umat. Umat Islam harus bersatu. Tidak bisa lagi bergerak sendiri-sendiri. Hanya dengan kepemimpinan yang satu, kita bisa mengusir penjajah.


Penutup


Peristiwa di Gaza bukan sekadar berita duka. Itu adalah panggilan iman. Setiap tetes darah di tanah Gaza adalah amanah yang akan Allah tanyakan kepada kita semua. Diamnya kita menjadikan kita bagian dari kezaliman.


Kini, saatnya umat bangkit. Mari bersatu. Mari bersuara. Mari berjuang. Jangan biarkan pembantaian itu terus terulang. Palestina menunggu kita. Baitul Maqdis menanti kita. Dan Allah akan menolong kita, jika kita menolong agama-Nya.[US]

Baca juga:

0 Comments: