Oleh. Nirwana Sadili
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Sudah dua tahun lamanya saudara-saudari kita di Palestina hidup di bawah penjajahan yang kian mencekik. Sebuah periode kelam yang mengubah wajah tanah para nabi. Negeri yang diberkahi itu kini luluh lantak akibat kebengisan Z1onis yang tak mengenal batas kemanusiaan.
Serangan brutal tidak hanya menargetkan pejuang, tetapi juga menghancurkan pilar-pilar kehidupan masyarakat. Tempat-tempat umum yang seharusnya menjadi zona aman kini tinggal puing; rumah sakit yang merawat korban berubah menjadi sasaran, sekolah tempat anak-anak merajut mimpi kini rata dengan tanah, bahkan masjid sebagai tempat ibadah pun hancur lebur tak bersisa. Setiap reruntuhan adalah saksi bisu dari peradaban Islam yang coba dilenyapkan dan harapan yang dipaksa padam.
Serangan sistematis tidak hanya menyasar nyawa, tetapi juga sumber kehidupan itu sendiri. Jaringan listrik yang memberi penerangan dan saluran air bersih yang menjadi kebutuhan paling mendasar sengaja dihancurkan. Gaza pun terjerumus dalam kegelapan dan krisis sanitasi. Kondisi ini diperparah oleh blokade bantuan makanan yang menjadi senjata mematikan untuk mencekik saudara-saudara Muslim kita.
Akibatnya, pemandangan tragis menjadi keseharian. Ibu hamil menderita malnutrisi parah yang mengancam janin mereka. Tubuh anak-anak kurus kering, wajah mereka menampakkan potret kelaparan yang nyata. Ini adalah genosida gaya baru, dilakukan secara perlahan melalui penyakit dan kelaparan.
Di hadapan semua ini, tampak jelas bagaimana Z1onis telah kehilangan rasa kemanusiaannya. Nurani mereka tercabut dari akarnya, belas kasih kering sepenuhnya, digantikan oleh kekejaman yang tak terbayangkan.
Wahai saudara muslimku, bukankah kaum muslim itu laksana satu tubuh? Bila salah satu anggota tubuhnya sakit, seluruh tubuh merasakan demam. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sudahkah kita merasakan penderitaan mereka? Ataukah kita tetap saja tidak peduli, asyik menikmati makanan lezat dan jalan-jalan seolah-olah tak ada yang menimpa saudara kita di Gaza? Saat mereka kehujanan dan kedinginan tanpa selimut, saat lapar tanpa makanan, bahkan untuk sekadar bertahan hidup pun kesulitan.
Di saat kita sibuk dengan kesenangan, mereka berjuang melawan maut. Sudah saatnya kita membuka mata dan hati, merajut kembali tali persaudaraan yang nyaris putus, serta peduli terhadap apa yang menimpa mereka.
Menyaksikan semua ini, pantaskah kita hanya diam saat saudara-saudara kita di Palestina terzalimi? Jawaban apa yang akan kita berikan kepada Rasulullah saat beliau bertanya mengapa kita membiarkan umatnya menderita? Hujah apa yang akan kita berikan kepada saudara kita di Palestina kelak di akhirat ketika mereka menuntut kita?
Tegakah kita, hari demi hari, hanya menonton penderitaan mereka yang tak kunjung usai tanpa melakukan apa pun? Hati nurani kita seharusnya tidak bisa tenang. Ini bukan hanya tentang mereka, tetapi tentang kita, persaudaraan, serta tanggung jawab kemanusiaan yang harus kita pikul bersama.
Ini juga konsekuensi keimanan. Kita tidak bisa hanya menjadi penonton, karena diam sama saja dengan membiarkan kezaliman terus berlanjut. Allah Swt. memperingatkan dalam Al-Qur’an surah al-Anfal ayat 72:
“Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan.”
Kaum muslim seharusnya mewujudkan persatuan negeri-negeri muslim, yaitu menjadi satu kesatuan utuh, saling menguatkan, serta tolong-menolong dalam menghadapi berbagai kesulitan. Allah sangat menganjurkan umat Islam untuk selalu membantu saudaranya yang mengalami kesulitan.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
“Barang siapa menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin dari kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan menghilangkan kesulitan darinya dari kesulitan-kesulitan di hari Kiamat. Barang siapa memudahkan urusan seorang mukmin, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Selain itu, persatuan negeri-negeri muslim harus diwujudkan untuk menghimpun kekuatan melawan hegemoni penjajah dan membebaskan Palestina dari penjajahan entitas Yahudi. Mengusir mereka dari tanah suci yang diberkahi adalah langkah krusial. Kekuatan umat Islam yang bersatu akan menjadi benteng kokoh, tidak hanya membebaskan Al-Aqsa, tetapi juga mengembalikan martabat dan kehormatan seluruh umat.
Sebagai seorang muslim, ada kewajiban di pundak kita untuk membela Palestina. Bukan hanya dengan donasi dan doa, tetapi dengan mewujudkan persatuan hakiki. Persatuan yang akan menyatukan semua negeri menjadi kekuatan dahsyat dalam satu kepemimpinan dan satu komando.
Inilah Khil4fah Islam yang mengikuti manhaj kenabian, sebuah kekuatan yang mampu membela umat dan mengembalikan kejayaan Islam di seluruh dunia, termasuk mengusir penjajah dari bumi Palestina.
Dalam hal ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memperkuat akidah. Akidah yang kokoh akan mendorong kita menjadikan aturan Allah dan Rasul-Nya sebagai pijakan utama dalam kehidupan. Dengan iman yang kuat, seorang Muslim akan tetap tegar dalam kondisi tersulit, selalu siap membela Islam ketika Al-Qur’an dinistakan, Nabi Muhammad saw. dihina, atau umat Islam ditindas. Ia akan tampil sebagai garda terdepan, menjaga kehormatan agama, dan membela saudaranya dengan penuh keyakinan.
Kedua, mengopinikan pemahaman yang benar tentang Palestina. Palestina adalah tanah kaum Muslim yang dirampas secara paksa oleh Z1onis. Oleh karena itu, Palestina harus dijaga dan dibela dengan segenap kekuatan. Rakyat Yahudi harus diusir dari bumi Palestina karena kehadiran mereka didasarkan pada penjajahan dan perampasan. Dengan kesadaran ini, umat Islam dapat bersatu dan berjuang bersama membebaskan tanah suci dari cengkeraman penjajah.
Ketiga, mendakwahkan Islam kaffah. Teruslah berdakwah dan berjuang untuk tegaknya Islam kaffah dalam naungan Khil4fah. Sesungguhnya, solusi hakiki untuk Palestina hanya bisa terwujud melalui jihad yang dipimpin seorang khalifah.
Karena itu, kita harus terus mengarusderaskan perjuangan ini, menyatukan barisan umat, dan menyerukan pentingnya Khil4fah sebagai satu-satunya jalan untuk membebaskan tanah suci serta mengembalikan kehormatan kaum muslim di seluruh dunia.
Wallahu a’lam bishshawab. [MA]
Baca juga:

0 Comments: