Headlines
Loading...
Kaum Muslim, Bersatulah! Palestina Menanti Pertolongan

Kaum Muslim, Bersatulah! Palestina Menanti Pertolongan

Oleh. Aznur
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Derita warga Palestina kian memburuk sejak dimulainya agresi Israel. Dentuman bom menghancurkan rumah dan bangunan menjadi puing-puing. Nyawa manusia melayang kapan saja, baik anak-anak maupun orang tua.

Darah membasahi tubuh-tubuh korban, bahkan bayi tak berdosa pun menjadi sasaran. Kehilangan anak, saudara, atau pasangan hidup seolah menjadi hal yang biasa. Luka akibat ledakan meninggalkan cacat seumur hidup.

Israel tidak berhenti dengan serangan militer. Mereka juga memblokade jalur bantuan kemanusiaan. Pasokan makanan dan obat-obatan menipis, menimbulkan malnutrisi. Tubuh kurus kering, seperti kerangka terbungkus kulit, menjadi pemandangan sehari-hari. Banyak yang meninggal karena kelaparan.

Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar, di mana kaum muslim di seluruh dunia? Bukankah kita satu tubuh? Bila satu anggota tubuh sakit, seharusnya seluruhnya ikut merasakan. Palestina ibarat tubuh yang terluka parah, sementara bagian tubuh lain seolah mati rasa.

Ironisnya, umat Islam kini terkurung dalam sekat nasionalisme, sibuk dengan urusan negeri masing-masing. Sementara itu, Zionis bahkan menargetkan jurnalis yang berusaha menyuarakan kebenaran dari Gaza. Dunia internasional hanya mampu mengecam, mengirim bantuan sementara, atau sekadar menyerukan gencatan senjata yang tidak bertahan lama.

Ayat Allah telah memperingatkan:

“Dan orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.” (Q.S. Al-Anfal [8]: 73)

Kebrutalan Israel menunjukkan ketakutan mereka terhadap kebangkitan Islam. Namun, umat Islam kini tercerai-berai, tak berdaya menghadapi musuh yang jumlahnya sedikit. Bahkan sebagian masih menjalin hubungan akrab dengan mereka, padahal Allah Swt. telah memperingatkan:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Maidah [5]: 51)

Semua ini menunjukkan perlunya kepemimpinan tunggal bagi kaum muslim. Rasulullah saw. bersabda, “Imam (khalifah) itu laksana perisai, di belakangnya kaum muslim berperang dan dengannya mereka berlindung.” Sejarah pun mencatat, ketika Rasulullah saw. wafat, para sahabat menunda pemakaman hingga terpilih pemimpin baru. Itu menjadi pelajaran penting bahwa kepemimpinan tidak boleh kosong.

Kini, umat Islam harus kembali bersatu di bawah naungan Khilafah Islamiyah. Hanya dengan itu, umat dapat melindungi dirinya, menolong saudaranya, dan menghentikan segala bentuk penindasan di bumi yang diberkahi, yaitu Palestina.

Buton Utara, 8 September 2025 [US]

Baca juga:

0 Comments: