Headlines
Loading...
Cinta Tanpa Batas: Menakar Makna dan Menata Arah

Cinta Tanpa Batas: Menakar Makna dan Menata Arah


Oleh. Anik Purwaningsih 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Berbicara tentang cinta sering kali menghadirkan senyum di wajah kita. Siapa pun pasti pernah merasakannya baik dalam bentuk kebahagiaan maupun kepedihan. Apalagi di era digital saat ini, kisah cinta kerap dijadikan bahan konten yang menggugah imajinasi, seolah kita sendiri menjadi tokoh utama dalam drama yang viral.  

Namun, ekspresi cinta kini tak jarang bergeser menjadi komoditas. Banyak narasi cinta yang disajikan tanpa batas, mengaburkan nilai dan norma, lalu dikonsumsi mentah-mentah oleh generasi muda. Fenomena ini tak lepas dari pengaruh cara pandang sekuler yang menjadikan moralitas sebagai sesuatu yang relatif. Bahkan perilaku menyimpang pun dianggap wajar atas nama kebebasan dan hak asasi.  

Cinta yang seharusnya menjadi wujud kasih sayang, justru berubah menjadi simbol kebebasan tanpa arah. Ketika batas antara benar dan salah dihapus, maka peringatan atas kekeliruan pun dianggap sebagai pelanggaran terhadap privasi.  

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta adalah rasa suka atau sayang yang mendalam terhadap sesama makhluk. Dalam perspektif Islam, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab Nidhomul Islam, cinta merupakan bagian dari naluri mempertahankan jenis (garizah nau) dorongan alami untuk menyayangi sesama. Namun, Islam menegaskan bahwa ekspresi cinta harus berada dalam koridor syariat.  

Ketika cinta diekspresikan tanpa kendali, maka muncullah berbagai bentuk penyimpangan seperti pergaulan bebas dan perilaku L9BT. Maka dari itu, cinta yang sejati bukanlah cinta yang liar, melainkan cinta yang terarah dan terikat oleh nilai-nilai ilahiah.  

Rasulullah saw. pernah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Ali bin Abi Thalib r.a.:  
"Seseorang akan dibangkitkan bersama dengan siapa yang ia cintai."
Hadis ini menjadi pengingat bahwa cinta menentukan arah hidup dan akhirat kita. Jika kita mencintai orang-orang saleh, maka kita akan cenderung mengikuti jejak mereka. Dan kelak, kita berharap dapat dikumpulkan bersama Rasulullah saw., panutan agung yang syafaatnya sangat kita dambakan.  

Dalam momentum maulid Nabi, penting bagi kita untuk menegaskan bahwa cinta yang tak berbatas seharusnya tertuju kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda:  
"Tidaklah seseorang beriman hingga aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri, keluarganya, hartanya, dan seluruh manusia."
Cinta kepada Nabi bukan sekadar perasaan, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan nyata: mengikuti sunahnya, meneladani akhlaknya, dan mendahulukan perintah beliau di atas keinginan pribadi.  

Allah Swt. pun menegaskan dalam Surah Ali Imran ayat 31:  
"Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu."
Imam Ibnu Katsir menafsirkan bahwa siapa pun yang mengaku mencintai Allah namun tidak mengikuti Rasulullah, maka cintanya adalah dusta.  

Salah satu teladan cinta sejati kepada Nabi adalah Abu Bakar r.a.. Beliau rela menginfakkan seluruh hartanya demi perjuangan Islam, menemani Rasulullah dalam hijrah yang penuh ancaman, dan melindungi beliau dengan segenap jiwa dan raga.  

Sayangnya, banyak yang mengaku mencintai Nabi namun enggan menjalankan syariat Islam. Mereka lebih memilih aturan buatan manusia, tetap bergelut dengan riba, enggan menutup aurat, lalai dalam salat, dan abai terhadap penderitaan saudara seiman di Palestina.

Cinta Rasulullah kepada umatnya adalah cinta yang tak berbatas. Meski kita hidup jauh dari masa beliau, kita tetap merasakan buah dari perjuangannya. Bahkan di saat sakaratul maut, beliau masih memikirkan keselamatan umatnya. Dalam riwayat Al-Bukhari, Rasulullah berdoa: "Ya Allah, dahsyat sekali maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan timpakan kepada umatku."

Dan menjelang wafatnya, beliau masih sempat berpesan kepada Ali bin Abi Thalib:  
"Peliharalah salat dan peliharalah orang-orang lemah di antara kalian. Umatku … umatku … umatku." [Ni]

Baca juga:

0 Comments: