Headlines
Loading...
Berharap Dunia Diam, Zionis Menarget Jurnalis dan Paramedis

Berharap Dunia Diam, Zionis Menarget Jurnalis dan Paramedis

Oleh. Najah Ummu Salamah
(Komunitas Penulis Peduli Umat)

SSCQMedia.com — Sebuah serangan drone Zionis kembali menargetkan jurnalis dan paramedis. Aksi brutal tersebut terjadi saat beberapa jurnalis melakukan liputan langsung, sebagaimana kesaksian sejumlah petugas medis yang merawat jenazah rekan jurnalis lain yang telah syahid di Rumah Sakit Nasser pada Senin, 25 Agustus 2025. Serangan itu menewaskan lima jurnalis yang bekerja untuk media internasional dan empat petugas medis.

Sejak peristiwa Taufan Al-Aqsha, Oktober 2023 silam, tercatat setidaknya 200 jurnalis dan 1.400 tenaga medis telah tewas (BBC.com, 26/08/2025).

Zionis Ingin Dunia Bungkam

Peran jurnalis dan paramedis sangat penting bagi warga Gaza dan dunia. Berkat mereka, dunia menyadari kebiadaban Zionis Israel. Begitu pula peran paramedis yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan warga Gaza yang menjadi korban serangan membabi buta tentara Zionis.

Dengan menargetkan jurnalis, jelas terlihat bahwa Israel sejatinya takut dunia terus menyuarakan genosida atas Gaza. Israel ingin dunia bungkam, menutup kekejian yang dilakukannya, hingga dunia melupakan Palestina. Sedangkan serangan terhadap paramedis bertujuan agar warga yang terluka tidak mendapatkan pertolongan, sehingga korban tewas semakin banyak. Hal ini berarti semakin melancarkan aksi genosida mereka.

Serangan ini jelas-jelas melanggar kesepakatan internasional tentang perlindungan pers dan paramedis di wilayah konflik. Sudah berkali-kali Zionis melanggar hak asasi manusia, termasuk kebebasan pers. Namun, alih-alih mendapatkan sanksi internasional dari PBB, yang ada hanyalah sebatas kecaman. Sebab Zionis Israel adalah sekutu dekat Amerika Serikat. Selama Amerika dengan hak vetonya di PBB mendukung Israel, maka PBB tetap tidak bisa berbuat apa-apa atas genosida di Gaza.

Para penguasa negeri-negeri kaum muslimin pun tidak ada satu pun yang mengirim tentaranya untuk menghentikan kekejian Zionis Israel. Sebagian hanya sebatas mengecam dan menyuarakan “two-state solution” sebagai jalan keluar konflik Israel-Palestina. Bahkan yang lebih menyakitkan, sebagian dari mereka berkhianat dengan melakukan normalisasi hubungan bersama Israel, menyambut kedatangan perdana menterinya, bahkan menggelar karpet merah.

Solusi Hakiki bagi Palestina

Palestina adalah tanah mulia karena keberadaan Masjidil Aqsha, kiblat pertama kaum muslimin. Tanah Isra’ Mi‘raj Baginda Nabi Muhammad saw. Tanah kharajiyah yang dibebaskan dengan pertumpahan darah para syuhada. Oleh karena itu, seluruh kaum muslimin berkewajiban menjaga kesuciannya. Kaum muslimin harus segera menghilangkan entitas Zionis Israel dari tanah Palestina.

Saat ini, tidak ada solusi hakiki yang diberikan dunia internasional atas genosida di Gaza. Sebab sejatinya, konflik di Palestina memang sengaja diciptakan Barat untuk mencegah kebangkitan umat Islam. Melalui penjajahan, umat Islam dilemahkan dan dihancurkan.

Maka, sudah saatnya umat bangkit secara pemikiran. Umat harus menyadari bahwa hanya dengan kesatuan kaum muslimin Palestina dapat merdeka. Sebuah kesatuan dalam ikatan akidah dan institusi khilafah. Sebagaimana pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Palestina akan dibebaskan dengan jihad fii sabilillah dalam satu komando seorang khalifah.

Wallahualam bissawab. [Hz]


Baca juga:

0 Comments: