Headlines
Loading...
Miris! Generasi Muda Jadi Korban Kegagalan Kapitalisme

Miris! Generasi Muda Jadi Korban Kegagalan Kapitalisme

Oleh. Harsiati Bonik Abdillah
(Aktivis Muslimah)

SSCQMedia.com — Krisis tenaga kerja global tengah menjadi polemik dan momok bagi generasi muda di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tingginya angka pengangguran di kalangan anak muda menunjukkan adanya ketidakseimbangan serius dalam sistem ekonomi global yang didominasi kapitalisme. Sistem kapitalisme yang dianut oleh sebagian besar negeri telah gagal mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya, terutama dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk generasi muda sebagai penerus bangsa.

Dikutip dari Jakarta, CNBC Indonesia (20/08/2025), dunia saat ini dibayangi masalah serius di sektor ketenagakerjaan. Sejumlah negara besar melaporkan lonjakan angka pengangguran. Situasi ini menunjukkan rapuhnya pemulihan ekonomi global di tengah tekanan inflasi, perlambatan pertumbuhan, hingga ketidakpastian politik. Kondisi ini tak hanya menekan daya beli masyarakat, tetapi juga membawa dampak sosial dan politik yang luas. Ketika kesempatan kerja semakin terbatas, ketidakstabilan di berbagai negara pun bisa saja terpicu.

Sistem kapitalisme telah menciptakan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Anak muda dari keluarga kurang mampu sering kali tidak memiliki akses pendidikan berkualitas atau pelatihan kerja yang relevan. Ditambah lagi, sistem pendidikan formal sering kali gagal mempersiapkan generasi muda menjadi SDM berkualitas berbasis sains dan teknologi. Seiring perkembangan teknologi yang pesat, banyak pekerjaan manusia tergantikan oleh sistem otomatis dan digital.

Kapitalisme Gagal Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat

Sistem kehidupan yang berlandaskan kapitalisme dengan fokus utamanya pada keuntungan telah gagal menciptakan sistem ekonomi yang komprehensif. Kegagalan ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya: 

Pertama, pasar kerja yang tidak stabil. Sistem kapitalisme mendorong elastisitas tenaga kerja yang sering kali berujung pada kontrak kerja jangka pendek dan upah minimum. Akibatnya, peluang pekerjaan yang memadai sulit didapatkan.

Kedua, pendidikan yang tidak terpadu. Sistem pendidikan dalam kapitalisme lebih berfokus pada keuntungan daripada kebutuhan masyarakat. Akibatnya, lulusan akademisi sering kali tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar.

Ketiga, ketergantungan pada investasi asing. Negara-negara berkembang sering kali bergantung pada investasi asing yang tidak berkelanjutan, sehingga menciptakan ketidakpastian ekonomi yang berdampak langsung pada generasi muda.

Solusi Islam Tangani Krisis Tenaga Kerja Global

Islam menawarkan solusi komprehensif untuk mengatasi krisis tenaga kerja dengan prinsip-prinsip yang berorientasi pada keadilan sosial dan kesejahteraan umat. Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

Pertama, distribusi kekayaan yang adil. Islam menerapkan sistem distribusi kekayaan secara adil. Dalam sistem Islam, penimbunan harta dilarang agar tidak terpusat pada segelintir pihak. Selain itu, pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial lainnya diarahkan tepat sasaran kepada yang membutuhkan.

Kedua, sistem pendidikan berbasis kurikulum Islam. Kurikulum Islam dirancang untuk mencetak individu yang memiliki keterampilan teknis sekaligus moralitas tinggi. Dengan begitu, mereka tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.

Ketiga, peran negara dalam ekonomi. Penguasa dalam Islam berperan sebagai raa’in (pengurus rakyat), termasuk menyediakan lapangan kerja khususnya bagi laki-laki yang mampu secara fisik. Negara bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dasar rakyat, baik individu maupun kolektif, melalui pendidikan, bantuan modal, industrialisasi, pemberian tanah, dan lain-lain.

Keempat, larangan riba dan eksploitasi. Sistem ekonomi Islam melarang praktik riba dan eksploitasi besar-besaran terhadap kekayaan alam. Hal ini menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil dan berkeadilan.

Khatimah

Krisis tenaga kerja global yang menempatkan anak muda sebagai korban utama merupakan bukti nyata kegagalan sistem kapitalisme dalam mewujudkan kesejahteraan umat. Sistem ini lebih mementingkan keuntungan daripada kebutuhan manusia, sehingga menciptakan ketimpangan sosial dan ketidakadilan.

Sebagai alternatif, Islam menawarkan solusi yang holistik dan berkeadilan, dengan menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama. Dengan penerapan syariat Islam dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial, generasi muda dapat dipersiapkan untuk menjadi pemrakarsa perubahan peradaban yang mulia.

Sudah saatnya dunia mempertimbangkan pendekatan baru yang lebih manusiawi dan berkelanjutan untuk mengatasi krisis ini, yakni dengan kembali kepada sistem Islam. Sistem Islam bervisi melahirkan generasi berkepribadian Islam, menguasai ilmu agama sekaligus unggul dalam sains dan teknologi. Mereka akan tumbuh kreatif, inovatif, dan berjiwa kepemimpinan yang tidak tunduk pada arus utama tenaga kerja global.

Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: