Lemahnya Pengawasan Jalan, Mahasiswa Jadi Korban
Oleh. Lu'luuh Nur Azizah
(Kontributor SSCQMedia.Com, Mahasiswi, Aktivis Dakwah)
SSCQMedia.Com-Baru-baru ini masyarakat Madura dihebohkan dengan keberadaan senar misterius di Jembatan Suramadu. Hingga saat ini, senar misterius tersebut masih ada tanpa tahu pemiliknya.
Kabar terbaru datang dari seorang mahasiswa asal Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang hendak pulang setelah mengantar temannya dari Surabaya menuju kosannya di Bangkalan. Dia melewati jembatan Suramadu menuju arah Madura. Namun, tak disangka ketika dia sudah berada di ujung Suramadu area Madura tiba-tiba dia merasakan rasa sakit di sekitar bibirnya. Sehingga hal ini mengharuskan dia dilarikan ke puskesmas setempat (mili.id, 17/1/25).
Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono mengatakan dari bentuk benang yang diamankan petugas, diduga benang tersebut merupakan benang yang digunakan untuk menerbangkan layangan (detik.com, 20/1/2025).
Jembatan Suramadu termasuk jalan utama bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas, baik orang-orang Madura ke Surabaya dan sekitarnya ataupun sebaliknya. Sehingga pengawasan jalan tersebut perlu penanganan serius karena untuk keselamatan pengguna jalan.
Berbagai motif 'senar misterius' tersebut bisa saja terjadi. Misalnya awal bulan Januari lalu hal tersebut diketahui termasuk aksi begal yang dilakukan oleh orang tidak dikenal, dan hal tersebut disengaja dilakukan untuk melancarkan aksinya. Pihak berwenang juga perlu menyelidiki motif dari senar misterius yang meresahkan tersebut agar tidak lagi memakan korban.
Pengamanan di Jembatan Suramadu dari 2024 kemarin sudah tampak longgar, banyak kendaraan sepeda roda dua yang lewat arus roda empat. Pelanggaran seperti ini yang memicu timbulnya pelanggaran yang lain. Sehingga wajib ditertibkan oleh aparat setempat.
Sayangnya, dalam sistem kapitalisme sekuler saat ini penanganan dari pihak berwenang cenderung lama ditangani. Buktinya, berdasarkan berita di atas disebutkan bahwa senar tersebut sudah ada beberapa minggu yang lalu dan hingga kini belum mendapatkan perhatian dan penanganan yang lebih khusus lagi. Sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah korban yang berjatuhan.
Hal tersebut wajar terjadi dalam negara yang mengemban sistem kapitalisme dengan asas sekularisme. Di mana sistem ini hanya bertolak ukur pada asas manfaat belaka dengan bertitik tumpu pada sebuah paham pemisahan agama dari kehidupan (sekuler). Negara yang seharusnya menjadi pengurus rakyat, dalam sistem ini hanya berfungsi sebagai regulator saja. Tidak lebih.
Berbeda halnya dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam, negara berfungsi sebagai raa'in (pengurus umat). Sehingga keberadaan senar misterius tersebut tidak akan terjadi. Karena pelayanan, pengamanan, dan pengawasan jalan raya bagian dari urusan umat yang tidak boleh diabaikan oleh penguasa.
Dalam Islam juga diterangkan pentingnya menjaga jiwa manusia, kesehatan di perjalanan menjadi urgen untuk memastikan orang-orang selamat dan nyaman dalam berkendara.
Perhatian dan rasa cinta penguasa terhadap rakyatnya sudah dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Khattab r.a. ketika beliau melihat keledai terperosok dan menangis akibat jalan yang berlubang. "Seandainya seekor keledai terperosok karena jalan yang rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Swt.."
Teladan tersebut menunjukkan betapa sangat hati-hatinya pemimpin (khalifah) dalam menjalankan amanahnya. Perhatiannya bukan hanya untuk manusia saja namun untuk bumi dan seisinya. Karena pemimpin dalam Islam mengimani bahwa kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.
Wallahualam. [Ni]
Baca juga:

0 Comments: