OPINI
Peringatan Hari Solidaritas Internasional, Hanya Seremonial
Oleh. Rina Herlina
SSCQmedia.Com-
Bashar Murad selaku Direktur Sabit Merah untuk Jalur Gaza, mengatakan lebih dari 10.000 tenda di Mawasi, Kota Khan Yunis tersapu angin kencang dan hujan. Hal tersebut mengakibatkan warga sipil yang mengungsi di sana terpaksa memindahkan tendanya ke daerah yang jauh dari pantai dalam kondisi yang sangat sulit dan berat.
Murad juga menambahkan kepada Radio Voice of Palestine, bahwa warga menderita berbagai penyakit keluhan dada, terutama orang tua dan anak-anak. Ini karena memasuki musim dingin dan akibat penurunan suhu secara signifikan ini, warga Palestina minim pakaian musim dingin, alat pemanas, dan selimut, (antaranews.com, 27-11-2024).
Tercatat bahwa kelaparan di Jalur Gaza juga semakin meluas dan anak-anak penderita gizi buruk sudah mencapai 40 persen di wilayah selatan. Ini terjadi akibat larangan akses masuk bantuan oleh otoritas pendudukan Israel dan kenaikan harga pangan yang signifikan.
Sungguh miris apa yang menimpa penduduk Palestina akibat kekejaman Zionis yang sudah berlangsung sekitar setahun lebih ini. Hak-hak warga Palestina diabaikan, dan mereka sama sekali tidak mendapat keadilan.
Dalam rangka memperingati Hari Solidaritas Internasional dengan rakyat Palestina, yang jatuh pada Jumat, 29 November, Cheikh Niang yang merupakan ketua Komite PBB untuk Pelaksanaan Hak-Hak Asasi Palestina, melakukan pertemuan khusus. Niang mengatakan, bahwa berkumpulnya mereka adalah dalam rangka memperingati Hari Solidaritas Internasional dengan rakyat Palestina.
Dia juga mengatakan peringatan tersebut bukan hanya sebagai peringatan biasa, akan tetapi sebagai pengingat mendalam akan janji-janji yang belum terpenuhi, hak-hak yang diingkari, dan ketidakadilan historis.
Peringatan Hari Solidaritas Internasional ini, berlangsung di tengah penderitaan dan tragedi yang dialami penduduk Palestina yang tidak berkesudahan akibat ulah Zionis. Zionis terus membombardir Palestina tanpa ampun dan menyebabkan kerusakan parah di setiap lini.
Bagi penduduk Palestina, perayaan tersebut hanya sekadar seremonial tanpa makna, karena sampai detik ini nasib mereka masih tidak jelas. Kemerdekaan mereka sudah dirampas oleh tentara Zionis yang menyerang mereka dengan membabi buta. Hak-hak asasi rakyat Palestina sampai saat ini tetap belum terwujud, termasuk hak mereka untuk menentukan nasibnya sendiri, karena semua itu seharusnya dimiliki oleh semua orang di dunia.
Oleh karena itu, sudah saatnya umat Islam bersatu untuk membantu Palestina merebut kembali kemerdekaannya. Sekaligus mendesak dunia internasional agar segera mengambil tindakan tegas menghentikan pendudukan Israel, memastikan akuntabilitas bagi pelaku, memberikan keadilan bagi para korban, dan menegakkan hak-hak rakyat Palestina yang sudah terlalu lama diabaikan.
Jihad dan Khilafah sejatinya adalah solusi hakiki untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel. Dengan semangat jihad yang diserukan oleh Khalifah kepada seluruh umatlah, Palestina bisa dengan mudah terlepas dari belenggu penjajah.
Hal seperti ini sudah pernah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan panglima perang Salahuddin Al Ayyubi pada masanya. Maka, kehadiran seorang Khalifah di tengah umat memang sangat urgen, sebab hanya seorang Khalifah yang mampu memberi komando penuh serta mengirimkan pasukan terbaik guna membebaskan Palestina dari cengkraman penjajah. Wallahua'lam. [ry].
Payakumbuh, 26 November 2024
Baca juga:

0 Comments: