Headlines
Loading...
Oleh. Messy Ikhsan

Ramadan tiba! 
Ramadan tiba!
Marhaban, ya Ramadhan!

MasyaAllah, sebentar lagi bulan suci Ramadan akan datang menyapa kaum muslim di seluruh penjuru negeri. Bulan di mana hadirnya dinanti oleh para hati yang menginginkan perbaikan diri menuju perubahan hakiki. Bahkan, saking bahagianya, banyak orang mempersiapkan segala pernak-pernik untuk menyambut tamu istimewa tersebut.

Aku terkenal sebagai si paling heboh dalam menyambut kedatangan bulan Ramadan. Salah satunya adalah menyiapkan amunisi fisik yang kuat dan mental yang sehat agar bisa menikmati bulan suci dengan sepenuh hati. Selain itu, jauh-jauh hari aku belajar melatih diri dengan puasa sunah agak nanti enggak mudah lemas dalam menjalani puasa Ramadan. Dan segala persiapan lain yang juga mendukung produktivitas puasa.

Aku menyusun beragam jenis kegiatan dan jadwal yang akan dijalani selama Ramadan. Semuanya sengaja disusun rapi agar bisa meraih hasil yang maksimal. Aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, sebab kesempatan yang sama belum tentu datang dua kali. Bukan karena Ramadan yang tak datang lagi, tapi kitanya yang belum tentu bertemu dengan Ramadan karena mungkin telah berpulang ke rahmatullah. 

Jujur, awal Ramadan kali ini terasa agak berat untuk melaluinya. Biasanya kami menikmati suasana sahur dan buka bersama pertama dengan keluarga, sebab selalu ada kesempatan libur di awal Ramadan untuk bisa pulang kampung. Tapi qadarullah, Ramadan tahun ini ada musibah. Jalan lintas ke kampung harus terkendala sementara karena banjir dan longsor yang menyebabkan jalan putus dan macet. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak pulang kampung pada Ramadan kali ini.

Berat memang, orang tua pun cukup kecewa karena ketidakpulangan aku pada libur Ramadan kali ini. Tapi, aku tak mau berlarut-larut dalam duka dan kecewa. Aku tak mau tenaga diri ini terkuras memikirkan hal tersebut. Mau di kampung halaman atau tetap di perantauan, Ramadan kali ini harus dilewati dengan optimal. Semoga jadwal kegiatan yang sudah disusun bisa berjalan secara maksimal. Aku berharap tak ada waktu luang berlalu sia-sia.

Segala puji bagi Allah, berkah Ramadan kali ini karena tak pulang kampung aku bisa lebih mandiri di perantauan. Menyiapkan segala kebutuhan Ramadan secara mandiri. Awalnya agak keteteran, tapi akhirnya memberikan aku banyak pelajaran kehidupan. Aku selalu yakin bahwa setiap takdir Allah pasti yang terbaik. Tak ada kebaikan yang sia-sia selama dilakukan untuk mengharapkan rida Allah.

Sejujurnya rasa sedih masih bergentayangan di hatiku. Ramadan kali ini adalah bulan puasa pertama tanpa Nenek. Bahkan aku masih belum bisa bertamu ke tempat peristirahatan terakhir Nenek. Jarak yang begitu jauh antara kota dan desa memaksaku untuk menahan rindu. Tapi doa terbaikku selalu tercurahkan pada Nenek tercinta, semoga diberikan tempat terbaik di sisi Allah.

Teringat setiap sebelum datang Ramadan, keluarga rutin berkunjung dan berjumpa dengan Nenek. Kami mendengar petuah dan nasihat penuh cinta dari beliau. Nenek mengingatkan kami untuk terus meningkatkan ketakwaan dan ketaatan pada Allah. Tapi tahun ini, senyum manis itu tak mampu kami lihat lagi. Ya Allah, sungguh sangat berat sekali. Berikan hati kami untuk ikhlas dan rida dengan ketentuan-Mu.

Aku berencana akhir Ramadan saat pulang kampung nanti akan berkunjung ke makam Nenek. Tapi qadarullah, akhir Ramadan aku malah jatuh sakit di tengah suka cita menyambut tamu istimewa Lailatul Qadar. Alhamdulillah, aku bersyukur atas takdir-Nya. Semoga rasa sakit ini menjadi penggugur dosa dan menempa diri ini menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
 
Ramadan kali ini benar-benar mengingatkan diri ini untuk terus maksimal mempersiapkan bekal kematian. Sebab kematian bisa datang kapan saja tanpa menunggu kita siap terlebih dulu. Maka, selama masih ada kesempatan persiapkan bekal tersebut secara optimal. Insyaallah, semoga kita dimatikan dalam sebaik-baik keadaan. Aamiin.

Allah berfirman yang artinya:
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-Anam ayat 162).

Baca juga:

0 Comments: