Headlines
Loading...
Ramadan Paling Berkesan, Tarawih Satu Juz, Qiyamulail Tiga Juz

Ramadan Paling Berkesan, Tarawih Satu Juz, Qiyamulail Tiga Juz


Oleh. Ana Mujianah

Bulan Ramadan sekitar 16 atau 17 tahun yang lalu, menjadi Ramadan yang paling berkesan buat saya. Kira-kira tiga atau empat kali Ramadan, alhamdulilah saya bisa mengikuti kegiatan salat Tarawih dan Qiyamulail di Masjid Al Hikmah, Jalan Bangka 2, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Waktu itu, atas izin Allah saya berkesempatan belajar di kampus STIDDI Al Hikmah dan tinggal di dekat Masjid Al Hikmah. 

Sungguh, kesempatan ini merupakan anugerah dan keberkahan buat saya. Jujur saja, saya yang berasal dari kampung, awal mengikuti salat Tarawih di sini terkaget-kaget. Mengapa? Karena biasanya salat Tarawih di kampung itu sangat cepat, tetapi di Masjid Al Hikmah ini lumayan lama. Selain itu, di Masjid Al Hikmah, surah yang dibaca saat salat Tarawih adalah satu juz setiap malam. Saya pun harus berusaha menahan kantuk dan kaki pegal karena lama berdiri. Namun, semua itu seakan hilang sebab bacaan sang imam yang sangat merdu. Rasa kantuk yang tak tertahankan, saya siasati dengan bolak-balik ke kamar mandi untuk mengambil wudu.

Itu baru kegiatan salat Tarawih. Di Masjid Al Hikmah, setiap 10 hari terakhir juga menyelenggarakan iktikaf dan salat Qiyamulail. Jemaah penuh sesak setiap 10 hari terakhir. Sungguh kebalikan dari citra yang selama ini melekat bahwa masjid biasanya sepi jika sudah memasuki 15 hari terakhir di bulan Ramadan. Di Masjid Al Hikmah justru jemaahnya semakin sesak. Selain jemaah iktikaf kalong seperti saya, setiap 10 hari terakhir ada yang sengaja datang dari jauh khusus untuk beriktikaf di sana. Jadi, jemaah semakin bertambah penuh. Masyaallah.

Nah, bicara soal iktikaf kalong–ini istilah saya saja, ya–ada kesan tersendiri buat saya waktu itu. Saya sudah seperti setrikaan saja mondar-mandir tiap malam. Waktu itu, saya masih tinggal bersama kakak sepupu yang kebetulan rumah kontrakannya dekat dengan Masjid Al Hikmah. Jadi, setiap selesai Qiyamulail, sekitar pukul 3.30 pagi, saya dan keponakan sepupu (anaknya kakak sepupu saya) harus buru-buru pulang untuk sahur di rumah. Otomatis malam-malam saya harus ketok-ketok pintu. Kebetulan rumah kontrakan kami berdempetan. Jika ada yang mengetok pintu sebelah seakan pintu rumah kita yang diketok. Nah, tetangga sebelah rumah pasti mendengar ketokan pintu kita. Nanti beliau bangun dan berkata, "Itu Ana dan Ita sudah pulang, ayo sahur!" kata Si Ibu sebelah kontrakan membangunkan anak-anaknya. Kami bagaikan petugas ronda yang membangunkan sahur setiap malam. Masyaallah, semoga sehat-sehat selalu, ya, Mama Fifah.

Hal lain yang paling berkesan iktikaf di Masjid Al Hikmah adalah saat Qiyamulail tiga juz setiap malam. Tadinya, salat Tarawih satu juz saja saya sudah ngos-ngosan, ini tiga juz? bayangkan! Kadang saking lamanya imam membaca ayat Al-Qur'an-nya, ketika batal dan harus berwudu kembali, sampai selesai wudu pun imamnya belum rukuk juga. Masyaallah, hal inilah yang membuat saya kangen salat Tarawih di Masjid Al Hikmah. Namun sayang, semenjak menikah, saya belum berkesempatan untuk ikut salat Tarawih atau iktikaf di Masjid Al Hikmah lagi. Semoga tahun depan Allah memberi kesempatan kepada saya dan suami bisa iktikaf di Masjid Al Hikmah. Yang jelas bukan iktikaf kalong lagi karena rumah saya sekarang jauh dari masjid.

Itulah Ramadan paling berkesan bagi saya yaitu ketika saya tinggal di jalan Bangka, Mampang Prapatan. Saya semangat sekali berangkat salat Tarawih. Meski kadang lelah karena siang hari penuh dengan aktivitas, tetapi di malam harinya tetap saja saya ingin berangkat Tarawih. Sayang rasanya kalau ketinggalan semalam saja. Memang, godaan terbesarnya adalah mengantuk. Apalagi jika siang hari ada amanah mengisi Sanlat Ramadan di sekolah, setelah itu lanjut kerja paruh waktu di toko Pelangi Jilbab. Alhasil, mengantuk saat Tarawih pun tak terhindarkan lagi. Kalaupun ketika Tarawih belum mengantuk, saat ceramah pasca Tarawih sudah pasti saya enggak bisa fokus lagi dengan apa yang disampaikan oleh ustaz. Nanti kalau sudah selesai baru menyesal, "Duh tadi apa, ya, yang disampaikan ustaz?"

Jujur saya rindu bisa Tarawih di Masjid Al Hikmah lagi. Tilawah Al-Qur'an malam-malam di serambi masjid lantai dua sambil melihat atap rumah warga sekitar masjid. Berangkat Tarawih bareng-bareng teman kost-an Al Bana. Apa kabarnya Mbak Ati, Mbak Ayu, Chusnul, Ata, Kak Imel, Mbak Dewi? Yuuk Tarawih bareng lagi di Al Hikmah. Juga teman-teman yang lain di kost Haji Anwar, yaitu Kak Ukha, Mbak Kuntari, Nurhasanah Vinsensia Anai. Jika bisa mengulang masa itu, ingin rasanya reuni Tarawih bareng di Masjid Al Hikmah. Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk Tarawih lagi di Masjid Al Hikmah. Semoga Masjid Al Hikmah semakin makmur dari tahun ke tahun sehingga bisa memberi banyak manfaat buat umat. Amin.

Jakarta, 30 Ramadan 1445 H

Baca juga:

Related Articles

0 Comments: