Headlines
Loading...
Oleh. Noviana Irawaty 

"Para sahabatku umpama bintang di langit, yang mana satu kamu ikut, niscaya kamu akan dapat petunjuk.” (HR. Ibnu Abdul Bar dan Ibnu Hazim)

Kesuksesan dakwah Rasulullah tidak bisa dilepaskan dari dukungan para sahabat. Rasulullah telah mendidik dan menggembleng langsung para sahabat. Setiap para sahabat saling mengambil berkat dari sahabat yang lain. Maka sudah selayaknya umat Islam menjadikan Rasulullah dan para sahabat sebagai idola, trendsetter, dan teladan dalam kehidupan.

Kenapa sih orang tua muslim harus mengenalkan sosok Rasulullah dan para sahabat kepada anak-anaknya?

Karena kita ingin membentuk anak-anak dengan kepribadian Islam. Kepribadian Islam ini melekat pada diri Rasulullah dan para sahabat. 

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah 9 Ayat 100)

Clear ya, Allah saja rida kepada para sahabat dan memasukkan mereka ke dalam surga. Jadi kalau kita ingin masuk surga, hayuk kita belajar dari kehidupan para sahabat yang telah Allah jamin masuk surga. 

Apa pentingnya sirah Rasulullah dan para sahabat? 

Ada berbagai narasi dan stigma negatif yang sengaja dibangun terhadap orang yang belajar sirah. Di antaranya, orang liberal menuduh "orang kalau sering membicarakan kehebatan sahabat di masa dulu adalah orang yang terkungkung dengan peradaban, karena tak bisa melihat kenyataan hari ini".

Komentar semacam ini tentu menyesatkan. Mereka tidak tahu betapa pentingnya referensi Islam dengan mempelajari sirah sahabat Nabi. 

Jika anak-anak kita tidak diisi dengan kisah-kisah pahlawan Islam, maka kekosongan ruang ini akan diisi oleh orang-orang kafir.

Makanya orang-orang kafir (baca: Barat) berusaha mati-matian untuk menciptakan pahlawan (hero) namun tokoh fiktif. Superman, Batman, Spiderman, semua yang digarap di studio Marvel dan studio lainnya. Kenapa? Supaya tak terjadi kekuatan besar. Barat tidak berkutik jika umat Islam mengambil pahlawan Islam dalam kehidupannya.

Dan jika kita tidak tahu sirah Rasulullah dan para sahabat, maka umat Islam tak tahu siapa yang layak dijadikan panutan. Karena pada dasarnya, manusia itu hanya ada dua tipe. Mengikuti atau diikuti. Kalau umat Islam tidak punya trendsetter dalam kehidupan ini maka umat Islam bisa-bisa mengambil trendsetter orang-orang yang tidak punya konsep dalam kehidupannya. Seperti yang terjadi hari ini, miris dan sedih melihatnya. 

Tak hanya itu, kondisi ini jika dibiarkan akan berbahaya. Orang tua harus punya referensi tokoh riil, yang Allah saja rida kepada mereka. Kita ingin masuk surga, maka ikutilah orang-orang yang telah Allah jamin masuk surga. Jangan mengidolakan pahlawan fiktif, settingan, rekayasa. Tetapi ambillah pelajaran dari orang yang pernah lahir di muka bumi ini, yang bernapas, makan minum seperti kita, tapi sukses menorehkan peradaban luar biasa (baca: Islam) dalam kehidupannya. 

Pada saat kita membaca dan mempelajari sirah Nabi dan para sahabat, itu artinya menutrisi keimanan. Kita belajar banyak hal dari kehidupan mereka di dalam sirah. Betapa banyak orang yang meninggal dunia dari orang saleh sebelum kita, maka sesungguhnya kematian mereka membawa kisah-kisah nyata yang pernah mereka lakukan dalam kehidupan. Kisah tersebut jika diceritakan kembali akan menghidupkan hati kita. 

Sirah ini tak hanya menempatkan Rasulullah dan para sahabat menjadi pahlawan dalam kehidupan kita, tapi juga untuk menghidupkan hati. Bagaimana orang-orang luar biasa ini mendapatkan keridaan Allah. 

Dan sesungguhnya kisah itu juga ibarat tentara yang bisa melunakkan dan melembutkan hati yang mengeras. Di dalam Al-Qur’an banyak mengandung kisah. Kisah yang menjadi obat dari berbagai problematika yang kita hadapi di dalam kehidupan iman kita. 

Begitu pula yang terjadi pada kehidupan Rasulullah. Pada saat beliau menghadapi banyak tantangan dan ujian dakwah. Maka cara Allah menghibur dan menguatkan Rasulullah adalah dengan menurunkan kisah-kisah saudara Rasulullah, yaitu kisah Nabi sebelum beliau. Nabi Ibrahim, Musa, Nuh, dst. Itu menjadi tasliyah (rekreasi, refreshing) bahwa sebelum Rasulullah diuji, sudah ada para rasul yang diuji dengan ujian yang berat sebagaimana yang dialami Rasulullah.

MasyaAllah Tabarakallah. Yuk, bacakan sirah Rasulullah dan para sahabat setiap hari kepada anak-anak kita. Jadikan mereka trendsetter muslim sejati. Jadikan kisah-kisah tersebut tempat wisata terbaik untuk menutrisi jiwa. Dengan banyak mengkaji kehidupan mereka, semakin menumbuhkan kecintaan kepada pemilik jiwa. Kita pun makin memahami masih banyak yang harus dikoreksi di dalam kehidupan. Wallahualam bissawab. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: