
motivasi
Tata Pergaulan Dunia yang Damai
Oleh. Ratty S Leman
Pergaulan dunia yang damai dan sejahtera seolah hanya khayalan belaka. Padahal Allah telah menjanjikan kebahagiaan, kesejahtera dan keselamatan dunia akhirat bagi siapa pun yang mau tunduk dan patuh pada aturan-Nya.
Setan diijinkan Allah untuk mengganggu manusia, agar Allah mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa.
Hari ini, sudah sekitar 40 hari perang antara kaum muslimin dan kaum kufar berlangsung. Kaum muslimin yang jumlahnya sedikit dibombardir oleh zion*s dan sekutu-sekutunya. Kafir harbi itu tak tahu malu melawan yang sedikit dengan jumlah yang banyak. Totalitas mereka menjajah, tetapi sampai kapan pun tak akan pernah menang. Ini janji Allah, maka kaum muslimin tak pernah mundur sedikit pun karena haqqul yakin dengan Allah.
Orang awam bertanya, mengapa Allah menciptakan umat yang banyak? mengapa tidak satu umat saja agar damai dunia. Sebenarnya Allah menciptakan agama itu cuma 1 saja yakni Islam sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad. Entahlah, manusia pembangkang saja yang tidak patuh sehingga membuat agama sendiri sesuai hawa nafsunya.
Betul bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan banyak Nabi dan 4 Rasul dengan kitabnya masing-masing. Setiap Rasul diutus untuk kaum tertentu, di wilayah tertentu dan waktu tertentu. Kecuali Nabi terakhir yakni Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia, di seluruh dunia hingga akhir zaman.
Allah ciptakan nafsu untuk menguji, siapa yang lurus imannya. Yang bisa mengatur nafsunya agar tunduk patuh kepada keimanan terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal dan bekerjasama dalam kebajikan. Bukan untuk bermusuh-musuhan dan pertikaian. Hal tersebut terdapat dalam firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al Hujarat ayat 13, "Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal mengenal.”
Fakta yang terjadi saat ini, sangat jauh dari harapan. Alamiah memang manusia berkelompok atas dasar keturunan, tempat tinggal, suku, bangsa, ras, agama, manfaat, dan lain sebagainya. Namun sikap berkelompok ini tidak ditujukan untuk saling bermusuhan, namun justru untuk saling mengenal satu sama lain dan bekerjasama memakmurkan bumi.
Namun ternyata ada yang sombong, merasa bangsa pilihan yang harus mempimpin bumi. Padahal Allah mewariskan bumi ini untuk orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bangsa yang dipimpin oleh setan iblis ini tidak rida bumi dipimpin oleh orang-orang shalih. Mereka tak akan pernah bebas leluasa berbuat kerusakan jika dunia ini dipimpin oleh wahyu Allah.
Mereka musuh-musuh Allah itu mengelola dunia seperti maunya hawa nafsu mereka. Bumi dieksploitasi besar-besaran dengan cara serampangan yang penting mereka 'happy'. Bukan rida Allah yang mereka cari tapi kepuasan hawa nafsu. Tujuan mereka memang kepuasan dunia karena tak percaya akhirat.
Kita ikut menyaksikan dan merasakan tingkah polah mereka hari ini. Seenaknya saja mereka mengaku Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk mereka. Mereka mengusir penduduk sah pemilik tanah Palestina dengan cara semena-mena. Penduduk diusir, dianiaya, dibunuh dengan cara keji dan tak berperikemanusiaan.
Sebagai penduduk bumi yang sama dan menyaksikan kebrutalan mereka, apakah kita cuma bisa diam saja? Menjadi setan bisu menemani setan yang sedang aktif beraksi? Apakah kita tak akan diminta pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah atas nasib saudara-saudara kita?
Ikatan aqidah adalah ikatan terkuat yang telah Allah instal dalam diri setiap muslim dibanding ikatan-ikatan lainnya. Kita ini tak cukup untuk membatasi diri dengan pergaulan yang sempit. Kita harus ikut dalam pergaulan yang lebih luas dan global. Pergaulan antar suku bangsa dan negeri-negeri muslim lainnya.
Allah menyuruh kita bersatu. Maka Rasulullah pun menyatukan negeri-negeri yang ada di dunia ini dalam satu naungan Daulah Islamiyah. Selama 13 abad, 2/3 dunia disatukan di bawah panji Islam oleh penerus risalah Rasulullah. Namun sejak 3 Maret 1924 persatuan umat Islam itu dirusak oleh musuh-musuh Islam. Perpecahan umat itu terjadi sampai hari ini.
Sudah 100 tahun umat Islam tercerai-berai dan belum berhasil disatukan kembali. Menyikapi saudaranya di Palestina yang terjajah dan teraniaya mereka semua para pemimpin negri-negri muslim diam tak berdaya. Mereka tersandera, terikat tangan dan tertutup mulutnya untuk menyuarakan kebenaran bahwa penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan. Mereka bergaul akrab dengan musuh, tak perduli dan memusuhi saudara sendiri.
Rakyat bergerak meminta keadilan, memaksa pemimpin mereka bergerak juga. Jika rakyat hanya bisa berdoa, mengutuk, berdonasi, memboikot produk musuh agar kehabisan amunisi, menulis dan menyebarkan kebenaran di media sosial. Pemimpin-pemimpin negeri seharusnya dengan kekuatan diplomasinya dan persenjataannya bisa berbuat. Namun apa daya, mulut mereka terkunci dan peralatan perang rongsokan semua. Mereka takut pada musuh Allah tapi tak takut pada Allah. Astaghfirullahal adzim wa atubu ilaihi. Maafkan kami ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyandarkan urusan kami. [Hz]
Baca juga:

0 Comments: