Headlines
Loading...
Oleh. Messy Ikhsan

Sob, nggak cukup hanya selektif dan hati-hati dalam mencari dan memilih pasangan hidup. Pun mencari sahabat yang akan menemani hari-hari kita setiap saat juga harus selektif dan hati-hati agar tak salah pilih. Selayaknya pasangan yang merupakan cerminan diri, sahabatmu juga cerminan dirimu sendiri. Sebab sahabat yang baik bisa mengajak diri dalam melakukan kebaikan. Begitu pula sahabat yang buruk bisa mempengaruhi diri dalam melakukan kemaksiatan pula. Sungguh sangat besar pengaruh sahabat tersebut. Nauzubillah.

Rasulullah bersabda yang artinya:
Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya."(HR Al-Bukhari dan Muslim)

Duh ngeri banget ya, Sob. Ternyata salah dalam memilih sahabat nggak hanya rugi di dunia melainkan juga rugi di akhirat. Banyak yang bersahabat akrab di dunia, tapi malah menjadi musuh bebuyutan di akhirat. Saling menuduh, saling membela diri sendiri dengan menyalahkan orang lain, saling mengamankan posisi pribadi saja. Saling menuntut pertanggungjawaban karena selama bersahabat di dunia hanya berorientasi pada kesenangan semu semata. Sahabat yang jahat sedikit banyak bisa mengajak pada kesesatan dan membuat kita jauh dari Allah.

Sedangkan mempunyai sahabat taat merupakan anugerah terbesar dari Allah yang nggak semua orang bisa memilikinya. Saat kita dipertemukan dengan sahabat taat tersebut, pegang erat tangannya dan jangan pernah lepaskan. Sebab ia nanti insyaAllah bisa memberikan syafaat kebaikan pada kita dari fitnah neraka. Saat nama diri tak tersemat sebagai penghuni surga, sedangkan sahabat taat kita sudah lebih dulu memasukinya. Insyaallah ia bisa merayu Allah untuk meminta kita masuk bersamanya di surga dengan alasan kita selalu bersama-sama berusaha taat pada Allah.

Sungguh beruntung orang-orang yang bersahabat di dunia karena Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah. Bersatu dan bersama karena Allah, bukan karena kesenangan semu semata. Saling mengingatkan dalam ketaatan dan kebaikan. Selalu melindungi harga diri dan kehormatan kita saat kita tak bersama dengannya. Selalu meluruskan langkah kita saat mulai salah dalam memilih jalan. Selalu membernarkan apa yang keliru dalam diri kita.

Saat diri lalai, ia menegur kita. Saat diri salah, ia ingatkan dengan cara lembut. Yang bersama dengan dirinya, kita termotivasi untuk menjadi lebih baik, bersemangat beribadah, dan surga terasa lebih dekat. Ia selalu membimbing kita dengan tuntunan, bukan tuntutan. Kekuatan pertolongan sahabat taat itu benarlah adanya. Semoga kita bisa melayakkan diri menjadi sahabat taat bagi siapapun.

Kita tentu ingin bisa bersahabat selamanya di dunia dan akhirat, selalu bahagia lalu bisa bersama berkumpul kembali di surga. Tapi kenyataannya menjadi penghuni surga tak semudah membalikkan telapak tangan. Hanya orang-orang pilihan dan serius yang layak mendekap gelar mulia tersebut. Selain itu, butuh perjuangan dan usaha yang maksimal untuk merayu cinta Allah. Jika kita tak menemukan sosok sahabat taat pada diri orang lain, maka mari melayakkan diri pribadi menjadi sosok tersebut. Bismillah. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: