Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Irul

Hingga saat ini Palestina terus 
dibombardir oleh zionis Y4hudi laknatullah. Kota yang pernah menjadi kiblat pertama kaum muslim kini bertabur luka. Darah mengalir dari para mujahid Allah, menyirami bumi yang diberkahi itu. Sedih!

Sudah puluhan ribu nyawa dari saudara kita yang terenggut, dari kejamnya zionis Y4hudi tersebut. Sebagaimana yang telah dilansir dari CNBC Indonesia, 7/11/2023 menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan Gaza menyebut hanya dalam waktu kurang lebih sebulan, serangan zionis Y4hudi, jumlah korban tewas lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) orang di Gaza dan melukai lebih dari 25.000 (dua puluh lima ribu) lainnya. Sementara sebanyak 4.104 jiwa adalah anak-anak dan 2.641 jiwa wanita. 

Berbagai kecaman dan kutukan terus dilakukan oleh negara-negara muslim di dunia. Namun hal itu tidak sedikit pun menyurutkan tindakan keji penjajah Y4hudi zionis laknatullah. Selain kritikan dan kecaman yang dilontarkan oleh negara-negara untuk menghentikan kebrutalan Y4hudi zionis, jalan damai pun telah pula ditempuh. Akan tetapi, seperti kaum yang tidak memiliki rasa malu, Y4hudi zionis terus menerus membombardir penduduk asli Palestina. Kaum laknatullah itu benar-benar seperti orang yang telah gelap mata dan tuli pendengarannya. 

Mengapa entitas Y4hudi, yang sejatinya perampok itu masih tetap bercokol di negeri para nabi tersebut? Mereka seharusnya sudah enyah dari tanah berkah itu, sebab mereka mereka cuma sedikit, dibanding negara-negara yang mengecam. Hal itu disebabkan karena Y4hudi zionis itu telah menjadi "anak emas" dari negara super power. Hatta, apapun permintaan si anak emas senantiasa dikabulkan oleh "Paman Sam." Termasuk pasokan senjata dan berbagai thethek bengek yang dibutuhkan perampok dalam menggasak jarahannya.

Sementara negeri-negeri muslim telah terkepung oleh pemahaman-pemahaman yang dangkal, yakni tersekat oleh nation state-nation state yang mengitari mereka. Batasan inilah, yang menjadikan seluruh negara kaum muslim tak berkutik sama sekali untuk bisa membantu saudaranya yang terjajah padahal sesama muslim itu saudara.

Pasalnya, di dalam pemahaman nasionalis, yang terpenting dipikirkan itu negerinya masing-masing, tidak perlu memikirkan negeri tetangga, meski tetangga sangat memerlukan dukungan dan bantuan. Nasionalisme mencetak umat yang egois. Dan sikap egois bukan ajaran Islam. Islam itu agama yang penuh rahmat, tidak hanya memberikan rahmat kepada seluruh manusia, namun Islam memberikan rahmat ke seluruh alam. Lihat dalam surah Al-Anbiya': 107.

Lantas apa solusi yang jitu untuk menghentikan aksi brutal entitas Yahudi di negara saudara kita, Palestina tersebut? Dengan cara apa, entitas Y4hudi tersebut hengkang dari tanah Palestina yang diberkahi itu?

Solusi jitunya adalah kita harus mengadopsi solusi dari Allah Swt. yang merupakan solusi dari langit. Why?

Pasalnya adalah tatkala solusi Allah yang dipakai di bumi, maka segala masalah pasti terpecahkan dengan sangat smart, sempurna dan berkah termasuk mengusir penjajah entitas Y4hudi ini.

Sebagai solusinya, kita sangat membutuhkan hadirnya sebuah negara adidaya, untuk menandingi negara super power yang kini "membekingi" perampok tanah Palestina tersebut. Dan negara adidaya yang didasarkan pada wahyu dari langit itu adalah negara khil4fah, yaitu negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah/menyeluruh. 

Negara khil4fah yang dipimpin oleh seorang kh4lifah/imamah/ amirul mukminin inilah yang kelak akan menghimpun kekuatan militer seluruh kaum muslim di dunia ini, untuk menghapus dan mengusir Y4hudi zionis dari tanah yang diridai itu, sebagaimana dahulu Kh4lifah Abdul Hamid II, menentang keberadaan kaum terlaknat tersebut.

Sebuah kisah yang akan  terus menjadi penyemangat atau motor penggerak umat Islam untuk terus berjuang dalam menghadirkan seorang kh4lifah di tengah-tengah kehidupan ini. Kisahnya sebagai berikut:
Kala itu, pemimpin gerakan zionis, Theodore Herzl meminta bantuan Sultan Abdul Hamid II untuk mendapatkan wilayah Palestina. Saat permintaannya ditolak, dia menyampaikan tawarannya kepada sultan melalui teman dekatnya, Phillip Newlinsky dari Polandia pada bulan Mei 1901.

Mereka menawarkan untuk membayar hutang luar negeri Utsmaniyah dan memberikan propaganda kepada Sultan Ottoman di Eropa. Imbalannya, mereka meminta tanah Palestina menjadi pemukiman Y4hudi dan mengalihkan pemerintahan kepada orang-orang Y4hudi. Mendengar permintaan itu, Sultan Hamid II menolak keras.
“Saya tidak akan menjual apa pun bahkan satu inci pun dari wilayah Palestina karena wilayah ini bukan milik saya, melainkan milik semua rakyat. Rakyat saya memenangkan tanah ini dengan darah mereka.”

Nah, pemimpin seperti Sultan Abdul Hamid II ini, yang kita butuhkan saat ini, tegas menolak permintaan yang bertentangan dengan akidah Islam, serta memiliki kecerdasan dan kewibawaan tingkat dewa, karena ketaatannya pada Sang Penggenggam Jiwa. Dan untuk mewujudkan pemimpin seperti beliau itu tidak mungkin dalam sistem saat ini (kapitalisme). Yang bisa adalah sistem yang turun dari langit, warisan Rasulullah saw., sistem kh1lafah ala minhajin nubuwwah.

Ditambah lagi, dalam Islam itu pemimpin adalah tameng bagi rakyatnya, di belakangnyalah seluruh rakyat itu berlindung. Sebagaimana yang Rasulullah sabdakan, "Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah Azza wa jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” 
(HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan hadirnya pemimpin Islam yang berfungsi sebagai perisai buat rakyatnya, otomatis Palestina akan bebas dari entitas Y4hudi laknatullah itu, biidznillah. Allahu Akbar! 

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

1 komentar