
OPINI
Harga Bahan Pangan Murah Terealisasi dengan Khilafah
Oleh. Mirojul Lailiyah
(Aktivis Muslimah Gempol)
Makan memang merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Karena tanpa makan, kondisi fisik seseorang akan melemah dan mati. Oleh karena itu, jika banyak orang yang tidak makan, kematian yang berujung pada kepunahan hidup umat manusia akan terjadi. Dengan demikian, seorang manusia memang harus makan sehat dan bergizi setiap hari.
Sayangnya, masyarakat Indonesia sekarang ini justru sedang mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan. Sebab, harga bahan pangan yang akan mereka kelola menjadi makanan sehari-hari semakin meningkat tinggi sehingga mereka tidak bisa membeli dengan ekonomi mereka yang makin menipis.
Dalam situs liputan6.com, 26/11/2023, disebutkan bahwa salah seorang warga Bogor menyatakan, bahwa selama ini ia biasanya hanya perlu mengeluarkan uang 50 ribu untuk belanja lengkap selama sehari, kini, ia justru hanya bisa membeli beberapa jenis bahan makanan dengan uang 50 ribu itu.
Mengapa semua itu bisa terjadi? Bukankah Indonesia adalah negara agraris yang subur dan kaya sumber daya alam? Selain kebutuhan bahan pangan banyak tersedia dengan stabil, harganya pun seharusnya cenderung normal tanpa menyulitkan rakyat dalam negeri.
Efek Negatif Sistem Kapitalisme
Sejak bangsa Indonesia menerapkan sistem kapitalisme dalam kehidupannya, modal besar dari Tuhan Maha Pencipta di atas tanah wilayah negeri ini yang berupa potensi kesuburan agrarisnya justru terlepas tanpa terasa. Sebab dalam sistem kapitalisme, negara hanya berperan sebagai regulator antara pedagang dan pembeli, bukan pemimpin yang tulus memenuhi kebutuhan rakyatnya dalam negeri.
Sehingga, apabila asas dasar dalam sistem kapitalisme adalah mencari keuntungan dijalankan, maka ketika para pengusaha sedang berusaha keras mencari laba jual beli, justru negara pun lebih memilih untuk melayani para pengusaha besar ini, tanpa melindungi ekonomi rakyatnya sendiri. Karena tujuan utama antara mereka adalah sama-sama mencari keuntungan materialistik dari para rakyat yang berstatus pembeli.
Seperti saat para pengusaha ingin menguasai lahan sebagai teknis perdagangan ekonomi kapitalisme mereka. Negara pun mengizinkannya dengan suatu ikatan kontrak sewa atau jual beli lahan negara. Padahal, jika lahan-lahan negara itu tidak dikelola sendiri oleh negara, hasil keuntungan itu pun tidak akan bisa dirasakan sepenuhnya oleh rakyat. Karena bisa jadi lahan negara yang sudah terlanjur diberikan pada para pengusaha, mengandung sumber daya alam mineral yang dapat dikelola menjadi barang yang banyak dibutuhkan masyarakat negeri.
Selain itu, saat musim kemarau panjang sekarang dianalisis menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan panen yang membuat naiknya harga bahan pangan. Negara ternyata tidak segera bangkit menolong para petani. Namun justru masih banyak meminta tagihan pajak dalam kebijakannya. Sementara para pengusaha pun kembali maju menawarkan jual beli pompa air berenergi minyak atau gas mahal yang dikuasainya untuk mengairi sawah para petani. Akibatnya, harga bahan pangan yang melonjak naik tidak bisa dihindari di tengah kehidupan masyarakat dalam negeri.
Perut Rakyat Kenyang, Ada Kemakmuran dalam Sistem Khilafah Islam
Sistem kapitalisme yang rusak dan menyulitkan rakyat sudah jelas harus segera diganti dengan sistem Khilafah Islam yang mengandung berbagai petunjuk kehidupan untuk memakmurkan umat. Karena dalam Islam, negara bukan hanya sebagai regulator, tetapi penguasa rakyat yang berperan sebagai rain atau pemimpin yang bertanggung jawab penuh melayani dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Jika tanggung jawab tersebut tidak penguasa negara lakukan, maka tuntutan ketegasan hukum Islam akan diberikan padanya di dunia. Dan di akhirat pun ia harus bertanggung jawab penuh pada Allah Swt.
Dalam aturan hidup sistem Khilafah Islam, pengelolaan lahan negara yang kaya sumber daya alam dari Tuhan melarang pihak swasta untuk turut campur, bahkan menyewa, hingga menguasainya. Namun, hanya pihak negara sendiri yang harus mengelolanya. Dengan demikian, hasil yang diraih dapat disebar merata pada semua rakyatnya.
Di samping itu, selama proses pengelolaan lahan negara yang pasti membutuhkan tenaga kerja tersebut, negara dapat membuka lowongan kerja bagi para rakyatnya. Sehingga masalah ekonomi yang sudah lama terjadi pun akan dapat tersolusi.
Kemudian, untuk masalah bencana musim kemarau panjang yang memang hanya ada dalam kendali Tuhan Sang Maha Pencipta alam semesta, masih dapat sistem Khilafah Islam selesaikan. Karena sistem Khilafah Islamiyah sendiri merupakan sistem tata negara yang menjalankan semua petunjuk sempurna dari Allah Swt., Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka, apabila suatu negeri telah menaati semua perintah-Nya dengan semua rakyat yang diarahkan untuk tunduk pada-Nya, tentu Dia akan segera menarik sirna adab kemurkaan-Nya dan menggantinya dengan nikmat keberkahan yang diridhoi-Nya, sesuai firman-Nya yang berbunyi:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا وَٱتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al A'raf: 96)
Allahualam bissawab. [An]
Baca juga:

0 Comments: