Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Irawati Artati

Sabar adalah modal utama orang yang beriman. Barangsiapa yang menyatakan dirinya beriman, wajib memiliki kesabaran yang mendalam di hatinya.

Siapa yang tak mengenal Rasulullah, beliau adalah manusia yang paling sabar, indah akhlaknya, santun perangainya. Kesabaran beliau patut kita teladani. Banyak hal pahit yang beliau alami selama berdakwah. Beliau dimusuhi oleh orang-orang kafir Quraisy, mereka memfitnah, mengejek, menghina, melukai, menyakiti, bahkan berusaha untuk membunuh Rasulullah. 

Tetapi, semua itu beliau hadapi dengan penuh kesabaran. Beliau tidak pernah membalas perbuatan buruk mereka dengan keburukan, tapi selalu dibalas dengan kebaikan. Dan itulah yang beliau ajarkan kepada umatnya. Balaslah perbuatan buruk dengan kebaikan. Masyaallah, luar biasa dan sangat mulia budi pekerti beliau. Allah Swt. juga berfirman dalam surah An Nahl ayat 126 yang artinya: 

"Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar."

Di antara kesabaran Rasulullah adalah ketika beliau hendak pergi ke masjid untuk melaksanakan salat, beliau bertemu dengan seorang wanita yang sangat membencinya. Wanita itu lalu menghina Nabi dengan kata-kata yang keji dan meludahi muka Rasulullah. Lalu, apa yang dilakukan Rasulullah? Beliau hanya diam tidak membalas sedikit pun. Lalu beliau basuh mukanya dengan air dan melanjutkan untuk salat ke masjid. Kejadian tersebut kembali terulang, tiap kali Rasulullah lewat di depan rumahnya, wanita itu selalu meludahi Rasulullah.

Hingga suatu hari ketika Sang Rasul melewati rumah perempuan itu, beliau tak mendapatinya. Dan bertanya pada orang sekitar tentang keberadaan wanita tersebut. Ternyata wanita itu sedang sakit. Mendengar hal itu, Rasulullah pun menjenguk wanita itu. Wanita itu pun terheran-heran dengan akhlak Rasulullah. Padahal beliau adalah orang yang sering ia hina dan ia ludahi, tetapi beliaulah orang yang paling peduli kepadanya ketika sakit. Beliau yang pertama menjenguk dan mendoakannya. Seketika itu, wanita tersebut menangis dan bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Muhammad, mengapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?" Rasulullah menjawab, "Aku yakin engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau telah mengetahuinya, aku yakin engkau tidak akan melakukannya."

Seketika wanita itu pun menangis menyadari betapa bagusnya akhlak beliau, tak seperti yang dia kira selama ini. Tabir di hatinya pun mulai terbuka, ia telah melihat kebenaran tentang Rasulullah bahwa beliau adalah orang yang benar, utusan Allah. Dia pun akhirnya bersyahadat di hadapan Rasulullah dan memeluk Islam.

Begitulah kesabaran dan kelembutan hati akan membuka hati yang buta, hati yang keras. Coba bayangkan, jika Rasul membalas keburukan wanita tadi dengan keburukan, maka tak akan menyadarkan hatinya, justru akan terus membenci dan membenarkan apa yang dia sangkakan kepada Rasulullah. Betapa dahsyatnya kesabaran itu, bisa menembus kerasnya hati yang buta hingga terbuka. Subhanallah

Semoga kita bisa meneladani kesabaran sikap Rasulullah dalam menghadapi ujian. Terkadang ujian itu harus kita hadapi dengan sabar dan kelembutan hati.

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: