
motivasi
Kesabaran Berbanding Lurus dengan Keimanan
Oleh. Dewi Irawati Artati
Selama kita masih hidup di dunia, ujian akan terus bergulir, silih berganti. Selesai ujian yang satu, berganti dengan ujian yang lain. Ujian yang Allah berikan sesuai dengan kadar atau kemampuan seseorang.
Namun, setiap individu juga berbeda cara menyikapi ujian tersebut. Ada yang menghadapi ujian itu dengan tawakal, penuh kesabaran, dan menyandarkannya hanya kepada Allah. Itulah sikap orang yang beriman.
Ada pula yang menyikapi ujian dengan berkecil hati, seolah-olah hanya dirinya yang menghadapi ujian. Terlalu larut dalam kesedihan dan berputus asa sampai mengambil jalan pintas. Naudzubillah mindzalik.
Itulah jalan orang-orang yang lemah imannya. Padahal Allah melarang hambanya berputus asa dalam surah Az Zumar ayat 53 yang artinya: "Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin tinggi pula kesabarannya. Semakin rendah tingkat keimanan seseorang, semakin rendah pula tingkat keimanannya. Jadi, kesabaran itu berbanding lurus dengan keimanan seseorang.
Orang yang tingkat keimanannya tinggi, akan cenderung lebih tenang dalam menghadapi setiap ujian yang datang padanya. Ia berkeyakinan, bahwa di balik ujian itu ada hikmah yang tersembunyi, pasti ada jalan keluarnya seiring dengan waktu dan usahanya. Ia tak mudah mengeluh kecuali hanya kepada Tuhannya di setiap munajatnya. Dan ia yakin Allah pasti menolong orang-orang yang menetapi kesabarannya. Baginya, tiada jalan yang terbaik selain bersabar dalam ketakwaan.
Sedangkan orang yang rendah tingkat keimanannya, maka rendah pula tingkat kesabarannya. Ia akan mudah marah, mudah menyalahkan orang lain, dan menganggap ujian itu adalah sebuah kesalahan yang terus menerus disesali. Ia tak dapat melihat hikmah yang terkandung dalam ujian tersebut. Hidupnya terasa gelap, berat, sebab ia tak sepenuhnya tawakal kepada Allah. Bahkan seolah-olah tak terima dengan ujian itu.
Sebagai hamba yang beriman, sudah seharusnya kita menyikapi ujian hidup dengan penuh kesabaran. Sebab itulah ciri orang beriman. Jika mengaku beriman, maka bersabarlah di setiap keadaan.
Sebagaimana firman Allah yang menyeru hambanya untuk bersabar dalam surah Ali Imran ayat 200 yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
Wallahualam bissawab. [An]
Baca juga:

0 Comments: