Headlines
Loading...
Oleh. Sri Suratni
 
Dari semenjak kecil, kita diajari oleh orang tua untuk bersosialisasi. Kita sering diajak pergi pengajian, pergi wirid yasin, pergi majelis taklim, pergi ke sekolah dan tempat-tempat ramai lainnya. Orang tua bermaksud mendidik kita untuk senang berada di majelis ilmu, mengkaji ilmu Islam, di samping mengajari kita agar bisa berbaur dan berteman dengan orang lain. 

Setelah beranjak dewasa, kita sudah bisa berteman dengan baik dan memilih teman yang baik. Bersyukur jika kita termasuk orang yang supel yang mudah berteman dengan siapa saja. Walaupun demikian tidak semua pertemanan itu baik. Kita mesti selektif dalam memilih teman. Siapa yang betul-betul bisa dijadikan teman. 

Pergaulan seseorang sangat memengaruhi kepribadian orang tersebut. Berteman dengan orang yang baik, maka kita pun menjadi pribadi yang baik. Berteman dengan orang yang kurang baik atau orang yang salah, maka kita pun bisa menjadi pribadi yang tidak baik. Tetapi jika kita mampu mengajak teman yang tidak baik tadi menjadi pribadi yang lebih baik, maka tidak mengapa kita berteman dengannya. Di sinilah peluang dakwah bagi kita. Tetapi jika kita tidak mampu mengubah seseorang tadi menjadi lebih baik, maka bertemanlah dengan orang yang memiliki kepribadian yang baik saja. Rasulullah saw. pernah bersabda: 
"Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis di atas adalah tuntunan Rasulullah tentang memilih teman. Pilihlah teman berlandaskan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah. Karena pertemanan karena Allah, akan membawa kita ke jalan yang benar yang diridai Allah. 

Ketika kita berteman dengan seseorang yang satu frekuensi, memiliki cita-cita dan tujuan hidup yang sama, yakni sama-sama berjuang di jalan dakwah, maka pegang erat tangannya jangan pernah lepaskan karena teman tersebut adalah teman dalam ketaatan. Bersamanya bertambah ketaatan kita kepada Allah, memandang wajahnya mengingatkan kita akan kebesaran Allah. 

Sahabat, ketahuilah bahwa seorang teman yang baik, kelak dia akan memberikan syafaat kepada kita di yaumil akhir. 

Hasan Al- Bashri berkata,

استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة

Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat di hari kiamat,

حتى إذا خلص المؤمنون من النار، فوالذي نفسي بيده، ما منكم من أحد بأشد مناشدة لله في استقصاء الحق من المؤمنين لله يوم القيامة لإخوانهم الذين في النار، يقولون: ربنا كانوا يصومون معنا ويصلون ويحجون، فيقال لهم: أخرجوا من عرفتم، فتحرم صورهم على النار، فيخرجون خلقا كثيرا قد أخذت النار إلى نصف ساقيه، وإلى ركبتيه، ثم يقولون: ربنا ما بقي فيها أحد ممن أمرتنا به، فيقول: ارجعوا فمن وجدتم في قلبه مثقال دينار من خير فأخرجوه، فيخرجون خلقا كثيرا، ثم يقولون: ربنا لم نذر فيها أحدا ممن أمرتنا…

"Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: 'Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji'."

Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.

Para mukminin ini pun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.

Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”

Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”

Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorang pun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas .…” (HR. Muslim no. 183)

Dari hadis Rasulullah saw. tersebut, kita bisa mengambil benang merahnya bahwa perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang saleh. Karena teman yang saleh tidak hanya membersamai kita di dunia saja, tetapi kebersamaan itu berkah hingga ke jannah-Nya.

Allahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: