
motivasi
Untuk Pemuda, Anak-anak Pejuang Islam
Oleh. Netty al Kayyisa
Hai Anak muda! Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga selalu dalam lindungan Allah. Terjaga dari setiap keburukan yang dilakukan jin maupun manusia. Selalu diberi kesehatan agar kalian bisa bertahan lebih lama. Menyaksikan perjuangan orang tua kalian yang barangkali membutuhkan waktu yang lama.
Dear Anak muda! Apa kabar imanmu hari ini? Masihkah tegak berdiri atau sudah terobang-ambing polusi yang menghampiri? Iya, hari ini polusi tak hanya sampah atau asap saja. Polusi hari ini berupa pemikiran-pemikiran yang menyakiti umat muslim sedunia. Pemikiran-pemikiran sesat yang sengaja dihembuskan untuk menjauhkan dari Islam yang sebenarnya.
Wahai anak muda, jagalah iman kalian dari semua polusi yang ada. Karena iman bukanlah warisan. Ketika orang tua kalian kuat iman, belum tentu bisa diwariskan ke kalian. Saatnya kalian menegakkan diri, menguatkan iman, merapat dalam barisan perjuangan.
Wahai ananda yang beranjak remaja, apa kabar pengorbananmu hari ini? Sudahkah tepat untuk umat? Atau sebatas pengorbanan untuk kesenangan diri yang semu?
Bersyukurlah wahai anak muda, jika kalian memiliki orang tua pejuang. Yang selalu berkorban untuk Islam. Kalian bisa mencontoh pengorbanan orang tua kalian. Harta, nyawa, kesenangan dunia akan mereka korbankan demi kemuliaan Islam.
Bersyukur punya orang tua pejuang. Pasti tak ada niat ingin melalaikan dalam mengurusi kalian. Memberi perhatian dan mengawal masa remaja kalian. Menjadi teman curhat dalam setiap kejadian. Tapi kadang amanah membuat lelah dan pasrah. Sementara kehidupan kapitalisme terus menghimpit. Hingga kadang harus berbagi peran, menanggung beban kehidupan. Mereka pun harus berjuang menyelamatkan kaumnya dari penderitaan. Hingga kadang tanpa sadar mereka meninggalkan kalian, kurang perhatian. Namun sungguh itu bukan sebuah kesengajaan.
Wahai ananda yang beranjak remaja, bersyukurlah memiliki orang tua pejuang. Jangan dibenci ketika mereka tak punya waktu luang. Kuatkan dan ingatkan mereka dengan ma’ruf. Tetap hormati mereka sebagaimana seharusnya. Jangan tinggikan suara kalian kepada mereka.
DNA perjuangan sejatinya telah mengalir dalam diri kalian. Orang tua kalian pasti mengingingkan kalian juga menjadi pejuang-pejuang Islam. Berharap, jika khilafah tegak bukan di tangan mereka, kalianlah yang akan meneruskan estafet perjuangan. Kalianlah yang akan mewarisi perjuangan ini.
Jangan nak! Jangan minta mereka mewariskan harta atau dunia. Karena mereka tak akan sanggup melakukannya. Mereka hanya bisa mewariskan pada kalian ilmu yang tak seberapa. Maka mereka pun akan berjuang memberikan pendidikan yang terbaik untuk kalian. Mereka hanya bisa mewariskan semangat pengorbanan, semangat berjuang, agar kalian bisa mewujudkan Bisyarah Rasulullah menaklukkan Roma sebagai simbol kemenangan.
Perjuangan ini memang tak mudah. Membutuhkan banyak pengorbanan. Tapi kami tak akan menyerah. Kami akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk agama, untuk kalian dan keluarga. Kami tetap berusaha menjalankan semua kewajiban dengan maksimal yang kami bisa.
Maka, mari nak kita bergandeng tangan. Jangan menjauh atau berpaling dari orang tua pejuang kalian. Jangan menganggap aktivitas orang tua kalian adalah aktivitas yang membosankan. Jangan tinggalkan orang tua kalian hanya untuk sebuah kesenangan.
Mari kita bergandengan tangan. Melangkah bersama, memperjuangkan syariah Islam. Betapa bahagianya jika kita bisa bersama meraih kemenangan, bersama-sama menjabat tangan Khalifah dan membaiatnya. Betapa gembira dan bahagianya jika kita bersama berada di surgaNya.
Untuk itu ananda, banggalah jadi anak pejuang Islam. Jangan pernah malu atau meragukan. Ikuti teladan orang tuamu. Jadilah kalian pembela Islam, bukan musuh-musuh Islam dan perjuangan.
Wahai ananda yang beranjak remaja, tak putus doa-doa kami lantunkan. Untuk keteguhan iman dan tegak dijalan perjuangan. Termasuk mendokan kalian agar berada di gerbong yang sama dengan kami orang tua kalian.
Wahai pemuda harapan umat, salam perjuangan dari kami yang sudah bukan remaja lagi. Tapi kami masih menyandang gelar syabab karena perjuangan yang kami lakukan. Semoga kalian terus bersama dalam barisan ketaatan menuju tegakkan Islam. [ry].
Baca juga:

0 Comments: