
motivasi
Pemuda Jangan Ragu Ngompol (Ngomong Politik)
Oleh. Netty al Kayyisa
Berbicara politik di tengah masyarakat kita hari ini dipandang sesuatu yang tabu. Terlalu tinggi. Tidak usah ikut-ikutan urusan wong gedhe. Begitu katanya.
Apalagi di tengah para pemuda. Ngomong politik akan ditertawakan dan dianggap angin lalu saja. Mereka menganggap itu pemikiran dewasa, berat dan bagi yang muda belum saatnya. Karena masa mereka adalah masa hura-hura.
Semua pemikiran ini tak lepas dari racun yang telah ditebar oleh para kufar (kaum kafir) untuk menjauhkan umat Islam dari poitik dan memilki kesadaran politik yang benar sesuai dengan Islam.
Saat dunia mengalami bonus demografi, dimana kaum muda mendominasi, akhirnya kaum muda pun dilirik untuk terjun ke kancah politik. Bagaimana suara mereka yang mayoritas di sebuah negeri, akan menjadi pertimbangan pemenangan calon mereka nanti.
Jadilah hari ini para pemuda di dorong untuk terjun ke ranah politik, tetapi hanya politik praktis. Hanya sebatas pada saat pemilu saja. Hanya untuk menjadi calon legislatif atau eksekutif saja. Berbekal nama tenar sebagai artis, anak artis, anak politikus, influencer atau yang lainnya, yang penting banyak pengikutnya, mereka berlomba-lomba terjun ke kancah politik praktis dan prragmatis saja.
Jika ditanya, setelah itu apa? Belum tentu ada yang bisa menjawabnya. Apakah dengan banyaknya pemuda masuk ke dunia politik praktis akan mengangkat derajat kesejahteran umat? Ini indikator paling kecil dan riil. Lebih dari itu, dengan terjunnya para pemuda ke kancah politik praktis apakah bisa menyelesaikan seluruh persoalan umat yang hari ini mendera? Seks bebas, pornografi pornoaksi, tawuran, aborsi, narkoba, bullying dan masalah pemuda lainnya? Belum masalah rumah tangga. Perceraian, perselingkuhan, bunuh diri. Masalah ekonomi seperti kemiskinan, kelangkaan barang, naiknya harga barang, inflasi dan masih banyak lagi.
Bisakah mengangkat derajat negara ini menjadi negara yang berdaulat dengan sebenarnya? Bukan berdaulat di atas kertas, nyatanya setiap keputusan harus mengikuti tuannya. Bisakah keterlibatan pemuda hari ini menjawab semuanya?
Ternyata tidak bukan? Apa buktinya? Buktinya undang-undang yang dibuat tetap sama dan seirama. Tak ada perubahan berarti. Belum lagi jika kita bermain data statistik di lapangan. Semua masalah tak terkendali justru terus melejit setiap tahunnya. Atau jika turun sekalipun, maka disertai dengan munculnya persoalan baru lagi.
Jadi, apa yang salah dari keterlibatan pemuda dalam politik? Apakah benar pemuda tak boleh terjun ke ranah politik karena belum matang dan dewasa? Benarkah mereka cukup berhura-hura dan memikirkan nasibnya saja? Lalu bagiamana dengan jumlah pemuda yang semakin banyak dengan adanya bonus demografi ini?
Islam Mengatur Masalah Politik
Politik dalam Islam adalah riayah su’unil ummah (mengurusi urusan umat). Tentunya dengan syariah Islam. Karena Islam diturunkan Allah untuk seluruh umat manusia, tak mungkin ada tendensi macam-macam. Tak ada kepentingan yang berkelindan. Maka pasti adil untuk semua. Tidak membedakan kasta. Tidak membedakan derajat sosial dan kekayaan. Yang membedakan adalah ketakwaan.
Politik dalam Islam berarti menerapkan hukum Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Termasuk sistem pemerintahan, juga menggunakan sistem kekhilafahan sebagaimana yang dicontohkan Nabi dan para sahabat.
Berbicara politik Islam hari ini adalah berbicara perubahan. Sebagaimana yang difirmankan Allah swt. yang artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. " (TQS. Ar-Radu' : 1).
Pemuda dengan segala potensinya, harus berperan dalam perubahan. Mereka dikarunia fisik yang kuat dan prima. Seharusnya lebih banyak waktu yang diberikan demi perubahan yang benar. Kedewasaan dan kematangan berpikirnya akan terasah ketika terjun ditengah-tengah masyarakat untuk mengurusi urusan mereka dengan syariah.
Saat hari ini sistem pemerintahan kita bukan Islam, maka saatnya pemuda berperan dalam perubahan sistem menuju sistem Islam. Perubahan bukan sekedar perubahan rezim dan duduk di parlemen, tetapi perubahan mendasar dalam seluruh aspek kehidupan. Perubahan struktural yang melibatkan sistem pemerintahan. Perubahan revolusioner (menyeluruh) dengan syariah Islam.
Pemuda berbicara politik hari ini, berarti membentuk kesadaran di tengah umat. Bahwa keimanan mereka mengharuskan menjadikan standar hidup hanya pada Islam. Mengatur seluruh hidupnya dengan Islam. Perjuangan dan pengorbanan mereka untuk Islam.
Pemuda bicara politik berarti mengenal Islam sebagai way of life. Belajar Islam dan mengamalkan. Mendakwahkan sebagai wujud kepedulian pada persoalan umat. Mengupayakan tegaknya institusi negara penerap Islam kaffah.
Jadi, wahai Pemuda! Jangan takut ngomong politik. Jangan ragu terjun ke politik. Bukan politik praktis, tapi politik Islam yang mendidik. [ry].
Baca juga:

0 Comments: