
surat pembaca
Bullying Efek Penerapan Sistem sekuler
Oleh. Iske
Kemendikbud menyatakan berdasarkan asesmen nasional pada tahun 2022 terdapat 36,31 persen atau satu dari tiga peserta didik (siswa di Indonesia) mengalami ‘bullying’ atau perundungan dan kasus yang terjadi di sekolah sudah sangat mengkhawatirkan, berbagai upaya telah dilakukan salah satunya Puspeka sejak 2021 bekerja dengan Unicef Indonesia untuk melaksanakan Bimtek Roots secara luring dan daring pada satuan pendidikan jenjang SMP, SMA, dan SMK. Program roots ini adalah program pencegahan kekerasan. khususnya perundungan (Republika.co.id, 20/10/2023).
Kenapa kasus perundungan ini semakin hari semakin meningkat dan tidak jarang berakhir dengan kekerasan? Karena yang diterapkan saat ini adalah sistem sekuler. Sistem ini menjauhkan agama dari kehidupan. Hal ini mengakibatkan efek yang sangat besar pada dunia pendidikan. Anak-anak jauh dari kepribadian islami, tidak adanya perlindungan keamanan negara untuk anak-anak, dan tidak adanya sangsi yang membuat efek jera. Jadi walaupun saat ini banyak aturan yang ditetapkan oleh negara, namun semua tidak cukup untuk bisa menyelesaikan masalah perundungan. Karena itu, masalah ini memerlukan peran serta semua pihak dan juga harus betul-betul dicari solusi yang dapat menyelesaikan masalah.
Maka solusinya hanya dengan menerapkan sistem Islam secara keseluruhan. Hanya sistem Islam yang dapat membentuk generasi muda berkepribadian islami, keimanannya kuat, negara pun akan memberikan perlindungan keamanan bagi generasi muda dan tentunya dalam sistem Islam ada sangsi yang memberikan efek jera pada si pelaku. Wallahualam bissawab. [Ni]
Baca juga:

0 Comments: