
motivasi
Memulai Tantangan Baru Bersama SSCQ
Oleh. Ratty S Leman
"Dan berdoalah, “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.”
Inilah salah satu doa yang sering aku panjatkan, memohon agar Allah senantiasa memberiku tempat terbaik. Baik itu tempat tinggal, tempat bekerja atau tempat beraktivitas apa pun. Alhamdulillah akhirnya dipertemukan dengan tempat atau wadah di komunitas SSCQ ini.
Alhamdulillah masih bertahan di grup teras sehingga pada suatu hari membaca kabar gembira bila di challange ke 9 ada kebijakan baru yakni membacanya Al Qur’annya tidak harus 1 hari 1 juz tetapi boleh 1 hari ½ juz. Bagi yang komitmen kholas 1 juz perhari di kelas B, sedang yang kholas ½ juz perhari di kelas A. Ya Rahman Ya Rahim, ½ juz perhari lho Ratty, kebangetan banget kalau tidak mau ikut tawaran kali ini.
Masya Allah, terasa tertampar dan malu. Aku harus ikut ambil bagian bisik hatiku. Sebenarnya bukan masalah 1 hari 1 juz atau ½ juz nya itu, tapi membaca terjemahan dan menulis tadaburnya itu yang bikin ‘keder’. Tadabur ayat Qur’an yang selama ini masih belajar, makin belajar makin paham diri ini tidak tahu apa-apa. Ilmu Allah begitu luas. Akhirnya memberanikan diri untuk ikut supaya tidak hanya mencari ilmu saja tapi tidak mau beramal, bagai pohon yang tidak berbuah. Pengen seperti teman-teman bisa berdakwah lewat tulisan, malu cuma ODOJ aja, sedang yang lain sudah ODOJ plus plus, berlari menambah kualitas diri, meng-upgrade diri, memantaskan diri memohon ridlo Allah.
Alhamdulillah juga sejak bergabung di grup mulai challange 6 sampai challange 8 Bu Lilik tidak mendepak dari grup karena diri ini cuma jadi penonton dan peminat bacaan resume dan laporan teman-teman. Bunda Lilik sangat bijaksana dan pengertian sekali bahwa proses setiap orang berbeda, spesifik sekali satu dengan yang lainnya. Sangat sabar membimbing kami sehingga diri ini malu jika puas cuma jadi penonton saja.
Mulai berdialog dengan diri sendiri dan merancang strategi. Ratty ucapkan Bismillah, masa 1/2 juz sehari saja kamu tak sanggup? 1/2 Juz sehari sangat ringan. Minimal 1 lembar setiap habis sholat, beres kan? Bisa juga 2 lembar kalau kurang. Tapi ini kan ada kewajiban membaca terjemahan dan harus memilih ayat untuk ditadaburi dan dituliskan. Begini saja, selepas shalat malam sambil menunggu adzan subuh awali hari dengan membaca Al-Qur'an sekali duduk khatam 1/2 juz kalau bisa. Jika tidak bisa lanjutkan habis subuh, setelah dhuha atau maksimal ba'da dhuhur beres. Setelah itu baca terjemahannya dicicil habis shalat Ashar dan maghrib. Selepas Isya dituliskan ayat pilihannya. Begitulah rancangan atau strategi komitmen dituliskan hingga akhirnya masuk ke kelas SSCQ 9 Al-Hikmah.
Tema challange ke 9 ini adalah “Tiada Pilihan Selain Taat”. Seminggu pertama bersemangat memulai kebiasaan baru. Alhamdulillah, awal yang baik. Bisa menyelesaikan tugas sesuai komitmen di kelas A bahkan tulisan yang sedianya hanya 2A akhirnya bisa setor 2B. Hari demi hari berlalu, ada saja ujiannya. Pernah sakit flu hampir seminggu sehingga tilawah terganggu apalagi membaca terjemah dan menuliskannya. Pedes mata, hidung meler terus dan batuk. Akhirnya tersendat karena hanya sanggup mendengarkan muratal, mengikutinya dari audio sambil didengarkan dan diresapi. Mohon kesembuhan dari sakit ini.
Setelah sembuh ada lagi amanah yang menunggu. Anak harus UAS yang SD dan mahasiswa. Sebagai ibu harus membantu menyiapkannya kondisinya. Anak sulung mendapat tempat magang sehingga harus ikut wira-wiri mengurusnya. Alasan emak-emak bangetlah. Tapi diri ini malu banget sebenarnya. Di antara sekian banyak peserta mungkin diri ini yang termasuk tua, 52 tahun, sudah nenek-nenek, hehe, masa kalah sama ibu-ibu muda bahkan pesertanya ada yang masih anak-anak 10 tahun dan remaja. Masa muda memang masa yang produktif, belum disibukkan dengan kewajiban lain selain hanya mengurus dirinya. Sedang kalau sudah jadi ibu-ibu, Masyaa Allah serasa banyak tambahan tanggung jawabnya.
Di antara sekian banyak grup yang diikuti, komunitas di WAG SSCQ adalah wag yang paling aktif meninggalkan notifikasi. Ada yang menulis komitmen, laporan harian, bahkan tambahan challange. Sebelumnya hanya menjadi penikmat membaca sekarang harus ikut aktif terlibat di dalamnya. Butuh waktu untuk membaca dan memilah-milah tawaran tambahan challange. Ah, yang 1 hari 1/2 juz
saja dengan tambahan terjemah dan menulis masih 'ngos-ngosan'. Masa mau ambil tantangan lagi. Tapi, melihat antusias peserta challange yang energinya gak ada habisnya akhirnya tergerak ikut kelas disain untuk mempercantik tulisan. Jazakillah khairan katsir Bunda Lilik yang sudah mengizinkan saya ikut terlibat di challange 9 ini. Meski jalan masih tersendat-sendat karena baru pertama ikut, semoga bisa memperbaiki diri di challange 10 berikutnya.
Terus terang, di antara sekian banyak challange dan kelas menulis. Komunitas SSCQ ini energi pesertanya luar biasa. Inilah WAG teraktif yang saya ikuti. Tentu saja energi dan inspirasi dari Al-Qur'an yang tak akan ada habisnya yang mendorong kami aktif di dalamnya. Tapi selain itu, khususnya saya ada motivasi lain yang menggerakkannya, yakni Bunda Lilik sebagai founder SSCQ.
Bunda Lilik dan saya hampir sebaya usianya, 52 tahun. Sama-sama sakit di usia setengah abad ini. Beliau diuji dengan penyakit kanker, sedangkan saya diuji dengan diabetes dan darah tinggi yang sempat ambruk juga selama 3 bulan cuma bisa terbaring di kasur. Persamaannya sudah berumur dan sakit, namun ada perbedaannya. Saya masih mencari pertolongan langit untuk diri sendiri sambil mengajak sedikit teman yang mau.
Ikut terapi Al-Qur'an, one day one juz, terapi Az Zahrawain, dzikir pagi petang, membaca ayat-ayat rukyah setiap hari didawamkan istikamah masih dalam rangka untuk diri sendiri. Ada sih grup terapi Al Qur'an untuk ABK sebagai wadah untuk beramal berbagi pengalaman. Tapi terus terang belum sedahsyat Bunda Lilik menggerakkan para muslimah untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an di komunitas SSCQ ini. Energi dan semangat yang Bunda pancarkan, menular kepada kami sehingga tergerak untuk aktif berinteraksi dengan Al-Qur'an. Saya merasa malu dan akhirnya tergerak. Bunda Lilik saja yang sakit masih tetap semangat, berupaya mencari pertolongan di bumi dengan berobat secara sunatullah dan mencari pertolongan langit dengan pendakian berobat dengan Al-Qur'an sebagai mukjizat. Semoga mukjizat Al-Qur'an sebagai syifa, menyembuhkan Bunda, saya dan kami semua di wag SSCQ khususnya serta kaum muslimin pada umumnya. [ry].
Bogor, Selasa 18 Juli 2023
Baca juga:

0 Comments: