Oleh. Ratty S Leman
Faiz menghilang dari pandangan adalah peristiwa sehari-hari yang harus dilalui oleh Ning dan Kenang. Terlatih mental mereka jika sewaktu-waktu tiba-tiba Faiz tidak terlihat dan mereka menjadi panik.
Seperti siang itu. Saat Ning berbelanja gendongan bayi, dia berpesan kepada Kenang suaminya. "Pak, jagain Faiz. Aku pilih dulu gendongan bayi." Kenang pun menyanggupinya. Dianggukkan kepala dan berucap iya.
Namun, siapa sangka ketika Ning sudah selesai memilih gendongan bayi ketika ia tanyakan ke suaminya, Pak Faiz mana?"
Kagetlah Kenang. Mereka berdua keliling toko, tak ditemukan Faiz. Mereka akhirnya turun ke lantai bawah dan bersepakat. Ning sambil menggendong Rafi ke kanan, Kenang mencari ke arah kiri.
Mereka berdua berpisah untuk mencari Faiz. Akhirnya setelah berkeliling tak menemukan Faiz, Ning membali ke toko semula. Dilihatnya Kenang sudah di situ. "Nggak ada Pak," tanya Ning. "Iya, gak ketemu," jawab Kenang.
Lemaslah badan Ning. Akhirnya Ning kembali menyusuri jalan yang dilalui Kenang. Tiba-tiba sampai di depan kantor PLN bertemu mereka dengan Faiz. Faiz sedang menuju ke arah balik ke tempat toko semula dia pergi menghilang.
Ya Allah, Alhamdulillah. "Kemana Mas?" tanya Ning segera. "Donal Bebek," jawab Faiz sambil menunjukkan beberapa lembar majalah donal bebek ke Ibunya. "Ya Allah, kalau mau pergi pamit dulu Mas ke Ibu atau Ayah," pesan Ning. Faiz diam saja.
Segera diajaknya Faiz pergi ke lapak tukang majalah. "Tadi beli di mana Mas?" tanya Ning. Faiz segera menunjukkan penjual majalahnya, "Ini".
Ning segera bertanya, "Pak anak saya ini tadi beli majalah di sini?" Penjualnya membenarkan, "Betul Bu". Ning bilang, "Kok main kasi aja?"
Penjualnya menjawab, " Ya gak apa-apa Bu, kan biasa beli. Tadi sendiri bawa majalah, saya biarin. Saya percaya aja nanti pasti orangtuanya ke sini buat bayar."
Ning pun pasrah, yang penting baginya Faiz sudah ketemu. Dibayarnya majalah yang sudah dibawa Faiz.
Baca juga:

0 Comments: