Headlines
Loading...
Zionis Perampok Gaza, Saatnya Umat Bangkit dan Menolong

Zionis Perampok Gaza, Saatnya Umat Bangkit dan Menolong

Oleh. Verawati, S.Pd.
(Kontributor SSCQ Media)

SSCQMedia.Com — Bayangkan jika rumah kita didatangi perampok yang hendak merampas harta benda serta mengusir kita keluar. Apa yang akan kita lakukan? Tentu kita akan melawan dengan segenap kemampuan. Begitulah kondisi rakyat Gaza hari ini. Mereka tidak sedang menyerang, melainkan mempertahankan rumah, tanah, harta, bahkan harga diri mereka dari perampokan besar-besaran yang dilakukan oleh zionis Israel.

Maka, apa yang dilakukan oleh warga Gaza dan para pejuang Hamas bukanlah sebuah kesalahan. Mereka justru sedang melaksanakan kewajiban agung, yaitu menjaga kehormatan dan membela tanah air dari penjajah. Menyerahkan seluruh hartanya kepada zionis tanpa perlawanan adalah sebuah kebodohan besar.

Namun, ironisnya solusi yang ditawarkan dunia internasional justru sangat tidak masuk akal. PBB dan negara-negara Barat hanya menggulirkan wacana solusi dua negara, atau bahkan menyarankan agar warga Gaza mengungsi ke negara lain. Padahal jelas-jelas ada perampok yang menduduki rumah, mengapa justru pemilik sah rumah yang diminta pergi? Seharusnya perampok itulah yang diusir atau diperangi, bukan malah dilegalkan keberadaannya.

Fakta terbaru memperlihatkan kebalikan logika ini. Seperti dilansir Republika.co.id (04/09/2025), militer Israel pada Sabtu, 6/9/2025, meminta warga Palestina di Kota Gaza (wilayah perkotaan terbesar di kantong tersebut) untuk mengungsi ke selatan, sembari memperingatkan bahwa operasi militer berlangsung di seluruh kota. Artinya, penduduk asli Palestina dipaksa meninggalkan rumah dan tanahnya, sementara perampok dengan pongah mendudukinya.

Dunia Diam, Umat Terpecah

Lebih menyedihkan lagi, dunia internasional memilih diam, bahkan banyak negara muslim bersikap seolah tidak peduli. Alih-alih mengirimkan pasukan untuk membela Gaza, sebagian pemimpin muslim justru berjabat tangan dengan Israel, membuka hubungan diplomatik, bahkan melakukan normalisasi. Ini adalah sebuah pengkhianatan besar terhadap amanah umat.

Padahal, seharusnya dunia Islam bersatu dan melakukan perlawanan nyata terhadap zionis Israel. Sebab yang terjadi di Gaza bukan sekadar konflik politik, melainkan penyerangan brutal terhadap kehormatan dan kehidupan kaum muslimin.

Mengapa Gaza Jadi Rebutan?

Pertanyaan pentingnya, mengapa Gaza menjadi sasaran empuk Israel? Jawabannya jelas, Gaza memiliki posisi geografis dan kekayaan sumber daya alam yang sangat strategis.

Secara letak, Gaza berada di tepi Laut Mediterania, berbatasan langsung dengan Mesir, dan berdekatan dengan jalur pelayaran internasional. Jika Gaza dikuasai, Israel akan lebih leluasa mengontrol perdagangan laut serta jalur energi dunia.

Selain itu, Gaza menyimpan cadangan energi yang besar. Pada tahun 1999 ditemukan ladang gas alam Gaza Marine Field, yang diperkirakan memiliki sekitar 1 triliun kaki kubik gas alam. Sumber daya inilah yang menjadi incaran Israel.

Tanah Gaza juga subur dan cocok untuk pertanian. Dulu, Gaza bahkan dikenal sebagai salah satu pengekspor stroberi terbaik di kawasan Timur Tengah. Dengan kombinasi letak strategis, sumber energi melimpah, dan kesuburan tanahnya, wajar jika Israel ngotot ingin mencaplok Gaza meski dunia menentangnya.

Tanah Palestina adalah Tanah Kaum Muslimin

Lebih dari sekadar alasan ekonomi, Palestina, termasuk Gaza, memiliki status khusus dalam Islam. Tanah ini pernah dibebaskan oleh kaum muslimin sejak masa Khalifah Umar bin Khattab RA, dan sejak itu tercatat sebagai tanah kharaziyah, yaitu tanah milik umat Islam yang statusnya tidak akan pernah hilang hingga hari kiamat.

Karena itu, wajib bagi seluruh kaum muslimin, bukan hanya warga Gaza, untuk mempertahankan dan membebaskan tanah ini dari cengkeraman penjajah Israel. Allah Swt. berfirman:

“Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, wanita, maupun anak-anak yang berdoa: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.” (QS. An-Nisa: 75).

Ayat ini menegaskan bahwa membela kaum tertindas di Gaza adalah kewajiban syar’i yang harus ditunaikan oleh seluruh umat Islam.

Solusi Hakiki: Kembalinya Khilafah

Lantas siapa yang mampu mengusir zionis Israel dan membebaskan Gaza? Apakah bisa mengandalkan PBB? Tentu mustahil. PBB hanyalah alat politik negara-negara besar, terutama Amerika, yang merupakan sekutu utama Israel. Mengharap pada mereka sama saja berharap pada serigala untuk menjaga domba.

Sementara itu, kondisi umat Islam sendiri sangat memprihatinkan. Mereka terpecah belah dalam puluhan negara bangsa, sementara para pemimpin muslim banyak yang justru menjadi antek Barat, tunduk pada Amerika, bahkan rela bersahabat dengan Israel.

Karena itu, solusi hakiki hanya mungkin terwujud jika umat Islam kembali kepada institusi politiknya yang sejati, yaitu Khilafah Islamiyah. Sebab hanya khalifah yang memiliki otoritas dan kekuatan militer untuk memobilisasi umat, mengerahkan sumber daya, serta mengatur strategi besar menghadapi musuh.

Sejarah telah membuktikan, hanya dengan Khilafah kaum muslimin mampu membebaskan Palestina dari cengkeraman penjajah, baik pada masa Umar bin Khattab ra. maupun pada masa Shalahuddin al-Ayyubi. Dan sejarah itu akan berulang jika umat kembali bersatu dalam naungan Khilafah.

Penutup

Gaza bukan sekadar tanah kecil di tepi Laut Mediterania. Gaza adalah simbol kehormatan umat Islam, benteng terakhir perlawanan terhadap zionis, sekaligus bukti nyata bagaimana dunia Barat berpihak pada penjajah. Saatnya umat Islam menyadari bahwa solusi sejati bukanlah diplomasi semu, bukan pula mengandalkan PBB, melainkan dengan persatuan dalam Khilafah Islamiyah.

Zionis adalah perampok, dan tugas kita sebagai umat adalah melawannya dengan segala daya. Diam berarti rida, sementara bergerak berarti menunaikan kewajiban iman.

Wallahualam bissawab. [An]


Baca juga:

0 Comments: