Oleh. Lilik Yani
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com — Ketika ada pertanyaan, kita siapkan jawaban. Ujian itu tidak sulit ketika jawaban setiap persoalan sudah ada di tangan. Saat ini saudara kita di Palestina yang bertanya, “Di mana umat Rasulullah saw.?” Jawaban apa yang kita persiapkan?
Kezaliman di Gaza, Palestina, sudah di luar batas, melebihi kemampuan manusia. Sungguh hanya karena pertolongan Allah mereka bisa bertahan. Bukankah makan, minum, dan hajatul udwiyah harus dipenuhi? Jika tidak, kematian siap menjemput, cepat atau lambat.
Kekuatan yang Allah karuniakan membuat sebagian umat Palestina masih hidup dengan kondisi tubuh tinggal kulit dan tulang. Siapa yang tahan melihatnya? Untuk hal kemanusiaan, tak harus menjadi muslim untuk tergerak hatinya lalu segera memberi pertolongan.
Sedangkan Zionis bengis itu sudah dipenuhi setan hingga hatinya mati, tanpa belas kasihan. Bantuan makanan diblokade karena ingin menciptakan genosida gaya baru. Zionis mati rasa. Kecaman umat sedunia tak digubrisnya. Zionis ingin menghapus dan melenyapkan Palestina.
Zionis Ingin Menghapus Jejak Palestina
Tanah suci para Nabi itu hendak dikuasai Zionis. Wilayah Palestina yang luas hampir habis dirampas Zionis penjajah. Tanah aman yang tersisa, Gaza, pun hampir dicaplok. Kondisi Gaza yang luluh lantak, bangunan dan fasilitas umum yang hancur dijadikan alasan untuk mengusir saudara muslim Palestina.
Alasan yang dipakai adalah agar saudara muslim Gaza mendapat perawatan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan makanan. Alasan lain, Gaza akan dibangun kembali agar bisa dihuni setelah kondisi membaik. Mana mungkin? Sifat licik Israel dan Zionis, mana bisa dipercaya?
Saudara muslim Palestina pun tak mau meninggalkan tanah mulia para Nabi. Mereka adalah garda terdepan penjaga Masjidil Aqsa. Dalam kondisi apa pun, saudara Palestina tetap bertahan. Rumah dan pemukiman hancur lebur. Fasilitas umum, pasar, gedung pemerintahan, juga luluh lantak, rata dengan tanah.
Tempat ibadah pun rusak semua, hancur dibombardir Zionis bengis tak beriman, tak takut azab Allah. Mereka mengira saudara Palestina akan berhenti beribadah. Mereka salah. Justru saudara muslim Palestina semakin kuat dan taat ibadahnya. Dalam kondisi apa pun mereka tetap tunduk dan taat kepada Allah, semakin cinta, dan total menyandarkan semua urusan kepada Allah semata.
Rumah sakit, satu-satunya tempat aman untuk mengobati luka akibat bom maupun rudal, kini pun hancur diserang Zionis yang kerasukan setan. Rumah sakit dihancurkan? Tempat istirahat dan berobat warga terluka, kehilangan tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. Lemah, kehilangan darah, tak berdaya. Apa yang ditakutkan?
Rumah sakit, tempat para pasien tak berdaya hanya menunggu keajaiban untuk sembuh, kini menjadi sasaran. Karena luka parah akibat rudal dan bom, napas tersengal-sengal, badan dingin kehabisan darah. Zionis kejam sudah kehilangan nalar.
Obat, bius, infus, perban, bahkan tenaga medis sudah tak tersedia. Paramedis hidup dalam ancaman. Dokter yang menolong korban juga jadi sasaran peluru. Astaghfirullah, Zionis sudah mati rasa. Tak ada takut meski azab neraka di depan mata.
Genosida Baru Melaparkan Manusia
Lebih parah lagi, ketakutan Zionis pada umat Palestina melahirkan ide brutal: genosida model baru dengan membuat rakyat kelaparan hingga tak berdaya. Mati perlahan, penuh siksaan. Tanpa peluru dan rudal, tapi dengan lapar massal.
Apakah tak ada makanan? Banyak bantuan kemanusiaan dikirim ke Gaza. Namun, truk-truk bantuan dari berbagai negara diblokade, tak bisa masuk. Kalaupun dibuka, ada tujuan terselubung. Bantuan dijarah Israel, dan jika dibagikan pun di tengah kerumunan panjang lalu dibom hingga puluhan orang tewas—padahal mereka rela antre demi memberi makan keluarga.
Astaghfirullah, kejahatan model apalagi ini? Begitu takutnya Zionis pada muslim Palestina. Dalam kondisi lemah, kelaparan, terluka pun, selama masih ada napas, Zionis terus mencari cara melenyapkan Palestina. Mereka mungkin heran: mengapa umat Palestina tak habis-habis? Bom dan rudal tak berhenti, tapi Palestina tetap ada.
Mengapa Zionis tak berpikir bahwa Palestina tidak akan pernah kalah? Ada Allah, Sang Penjaga Tanah Suci Palestina dan Al-Aqsa. Tak ada yang mampu mengalahkan Palestina. Siapa berani melawan Pemilik semesta? Allah pasti memenangkan Palestina. Meski semua memusuhinya, Allah tetap menjaga izzah Palestina dan Masjid Al-Aqsa, tempat mulia mi’raj Rasulullah Saw.
Palestina Memanggil, di Mana Umat Rasulullah Saw.?
Sikap terbaik apa yang kita lakukan? Palestina terus memanggil, mereka bertanya mencari saudaranya umat muslim sedunia: “Di mana umat Rasulullah?”
Bantuan kemanusiaan terus digencarkan, tetapi blokade Gaza membuat makanan, obat-obatan, susu, dan kebutuhan lain tak bisa masuk. Sungguh Zionis sadis, sengaja membuat warga Palestina habis. Ketika peluru, bom, dan rudal tak bisa membasmi, genosida gaya baru dilakukan.
Astaghfirullah, pelaparan massal, membuat mati perlahan. Sungguh menyiksa. Zionis biadab, gila, mati rasa, siap jadi kerak neraka. Apa yang harus dilakukan? Berjuang, ya, terus berjuang. Tak ada solusi kecuali jihad dan tegaknya Islam dalam negara.
Tak bisa berjuang perorangan. Tak bisa berjuang sekadar dalam organisasi atau komunitas. Harus ada persatuan seluruh umat Islam dalam institusi negara. Musuhnya Zionis, bukan sekadar Israel. Ada tameng negara besar di balik kelicikan Israel. Harus dilawan dengan kekuatan negara pula.
Umat Islam seluruh dunia besar jumlahnya. Namun, akan jadi buih yang diombang-ambingkan jika tak bersatu. Ayo, tunggu apa lagi? Palestina pasti dalam lindungan Allah, meski tanpa bantuan siapa pun. Justru kita yang butuh rida Allah atas perjuangan ini.
Kita termasuk umat Rasulullah Saw. Sudah siapkah jawaban ketika pertanyaan Palestina itu dilontarkan di hari hisab? Apa jawaban kita? Seberapa besar upaya kita menolong saudara Palestina? Seberapa keras suara kita membangkitkan massa? Seberapa banyak koin rupiah diinfakkan meski harus berkurban menekan impian duniawi?
Entah dengan cara apa lagi pemimpin Islam mau bersatu agar memiliki kekuatan mengalahkan Zionis bengis. Pentingnya umat bersatu agar jihad dan khilafah bisa ditegakkan. Jangan lupa libatkan Allah, tingkatkan ruhiyah, pantaskan diri agar layak mendapatkan nasrullah. Yakin, Allah hanya menghendaki kebaikan. Yakin, Allah akan memenangkan Islam dan Palestina. Allahu Akbar!
Wallahu a’lam bish-shawab. [Hz]
Surabaya, 5 September 2025
Maulid Nabi 1447 H
Baca juga:

0 Comments: