Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S. Leman

Semua yang Allah ciptakan itu baik. Baik musibah ataupun anugerah. Itulah keberuntungan dan keajaiban seorang muslim, jika mendapat nikmat dia bersyukur dan jika mendapat musibah dia bersabar. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadis, "Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Beruntunglah kita sebagai seorang muslim karena telah dibekali keimanan pada qada dan qadar. Tak ada takdir yang buruk, semua ketetapan Allah baik semuanya. Itulah keyakinan yang menghujam di dalam dada saudara-saudara kita di Palestina sekarang ini yang bisa kita saksikan dan rasakan. Malu rasanya dengan keimanan mereka yang tinggi dan gen pejuang yang tangguh. 

Sudah 100 tahun perisai umat yang melindungi mereka runtuh. Sudah 75 tahun mereka dijajah oleh zion*s. Sampai hari ini di hari ke-48 perang habis-habisan menurut versi musuh mereka belum merdeka. Mereka telah mengalami masa pembebasan yang pertama oleh Khalifah Umar bin Khattab, pembebasan kedua oleh Panglima Perang Salahudin Al Ayubi. Semuanya dengan cara jihad fi sabilillah. Pembebasan saat ini pun harus dengan cara jihad karena musuh bukan tipe yang bisa diajak berunding. Mereka telah bohong dan mengingkari begitu banyak perundingan. Bahkan Allah pun di dalam surah Al Fatihah ayat ke-7 menyebut mereka orang-orang yang dimurkai (yahud*). Kita setiap hari memohon perlindungan Allah dari orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat. Siapakah mereka? Yang dimurkai adalah yahud* dan yang sesat adalah nasran*. 

Menghadapi kenyataan hidup di negeri perang sepanjang zaman, mereka meyakini inilah takdir terbaik. Mereka dilahirkan di negeri yang penuh berkah, penjaga Baitul Maqdis, menjadi kekuatan pertama yang berjaga-jaga di perbatasan untuk menjaga kemuliaan umat Islam di seluruh dunia. Bukankah itu takdir terbaik yang patut disyukuri?

Tapi mereka tentu ingin kehidupan yang lebih baik, tenang, tenteram damai dan berkah agar bisa membangun peradaban yang mulia. Menjadi kewajiban setiap muslim untuk ikut mewujudkan takdir terbaik mereka dan umat muslim seluruh dunia yakni menjadi umat terbaik pemimpin peradaban mulia. Maka untuk itu kita tidak boleh diam saja, menjadi saksi sejarah yang bisu. Kita harus ikut ambil peran dan ambil bagian dengan menyuarakan kebenaran. Bahwa takdir terbaik saudara-saudara kita di Gaza, Rohingya, Suriah, Uygur, dan di daerah terjajah lainnya adalah dengan jihad. 

Perundingan demi perundingan telah dilakukan sampai kurang lebih 63 kali. Sampai bosan berunding karena sudah tak percaya lagi watak musuh yang pembohong dan ingkar janji. Perundingan demi perundingan telah menyebabkan wilayah Palestina semakin mengecil. Jihad penduduk Gaza harus dibantu oleh militer negri-negri muslim lainnya, seperti halnya zion*s dibantu oleh sekutunya. Namun sampai saat ini belum ada 1 negeri muslim pun yang mengirim bantuan militer untuk berjihad bersama mereka. Mengapa? Karena semua penguasa negeri-negeri muslim cuma boneka saja yang tak bisa melawan tuannya. 

Semoga kita semua umat muslim sedunia segera sadar dari tidur panjangnya. Mau berjihad bersama saudara-saudara kita di Palestina dan negeri-negeri muslim terjajah lainnya demi kemuliaan Islam. Jihad adalah langkah solusi jangka pendek kita. Langkah jangka panjangnya adalah segera berusaha mewujudkan junnah kaum muslimin yakni Khil@fah ala minhajin nubuwwah yang ke II. Jangan pernah ragu dengan janji Allah dan Rasulullah. [An]

Baca juga:

0 Comments: