Headlines
Loading...
Oleh. Maya Rohmah 

Media sosial gempar dengan ditemukannya mayat seorang gadis berinisial SIP (25). SIP gantung diri di sebuah penginapan di Padang. Menurut informasi yang beredar, wanita tersebut bunuh diri karena gagal menikah akibat tidak direstui oleh keluarga (jateng.tribunnes.com, 15/11/2023).

Sementara itu tiga bulan sebelumnya, seorang laki-laki berinisial DS (31)  ditemukan tewas gantung diri di sumur tempat bekerjanya, di Kota Jambi. Dugaan mengapa dia bunuh diri sama dengan SIP, karena gagal menikah (detik.com, 16/8/2023).

Sahabat, jika gagal menikah, mungkin kita juga bersedih. Kita pun bisa menganggap itu sebagai musibah. Tetapi ingatlah, sebanyak apa pun kita bersedih, apa yang hilang tidak akan dapat kembali. Kesedihan justru akan melipatgandakan musibah, padahal musibah seharusnya diringankan dan dihindari. 

Menghapus musibah atau kesedihan dengan bunuh diri, jelas bukan solusi dan termasuk perbuatan yang tidak disukai Allah.

Selain musibah gagal menikah, adakalanya kita ditimpa  kesulitan ekonomi atau bahkan kehilangan sesuatu berharga yang sangat kita cintai. Bermacam reaksi pun dilakukan saat kita dilanda kesedihan. Ada yang terpuruk, sedih berkepanjangan bahkan sakit hingga mengalami stres. Sebagian memilih jalan pintas. Pamit dari dunia ini.

Inilah pentingnya kita mengkaji Islam agar mempunyai pemahaman yang baik dan ketangguhan jiwa. Karena ketika hal itu disikapi sebagai ujian dari Sang Maha Pencipta, seberapa pun beratnya, insyaallah mampu dilalui dengan penuh kebesaran hati.

Ketika kita melihatnya sebagai sebuah ketetapan (qada) dari Allah Swt. pasti kita akan merasa lebih ringan menerimanya daripada membiarkan diri larut dalam kesedihan.

Kesedihan terkadang singgah pada hati orang-orang yang bertakwa. Tetapi penting untuk mewaspadai kadar kesedihan yang berlebihan. Kita pun harus mengetahui cara memperbaikinya yaitu meyakini bahwa kesedihan dan kesusahan itu ketetapan dari Allah. Dengan keyakinan itu, maka tenanglah hati kita dan lapanglah dada kita.

Saat ditimpa kesedihan, berdoalah dengan doa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam menghadapi kesedihan. Seperti diriwayatkan Ibnu Mas’ud r.a., Nabi saw. bersabda:

Tidaklah seorang hamba tertimpa kesusahan dan kesedihan kemudian dia berdoa ‘Ya Allah, sesungguhnya aku ini hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku di tangan-Mu, berlaku kepadaku hukum-Mu, adil atasku Qadha-Mu (keputusan-Mu), aku meminta kepada-Mu dengan seluruh nama-nama-Mu (yaitu) yang Engkau namakan diri Engkau dengan nama tersebut, atau yang Engkau turunkan di kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada kepada salah satu hamba-Mu, supaya Engkau menjadikan Al-Qur’an penyiram hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku, penghilang kecemasan dan kegelisahan kecuali Allah akan menghilangkan kesusahannya dan menggantinya dengan kesenangan.” [ry].

Baca juga:

0 Comments: