Katanya Pengen Masuk Surga, Diajak Ngaji Kok Nolak!

Katanya Pengen Masuk Surga, Diajak Ngaji Kok Nolak!


Oleh. Neni Arini

Nasehat Imam Syafii:

"Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan".

Nasehat tersebut menunjukkan betapa pentingnya belajar menuntut ilmu. Belajar itu melelahkan, tapi kita harus sabar dengan kelelahan itu. Karena sesungguhnya dunia itu tempatnya lelah, bukan tempatnya istirahat. Istirahat yang sesungguhnya adalah ketika nanti kita kembali kepada Allah. Di akherat kelak.
Jargon Pemuda di hari ini "Muda foya-foya tua kaya raya, mati masuk surga". Seakan menjadi bayangan bahwa hidup itu begitu mudahnya. Padahal namanya hidup itu perlu upaya yang dibekali dengan ilmu. Apa yang kita tanam, itulah yang nanti akan kita petik.

Kalo dengan jargon seperti itu bagaimana mungkin bisa masuk surga sementara mudanya foya-foya dan tidak beramal salih. 

Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari)

Kondisi para pemuda dihari ini sangat jauh dari Islam. Tak sedikit para pemuda yang seharusnya banyak mengkaji ilmu Islam tetapi malah sibuk melakukan perbuatan-perbuatan maksiat. Pacaran, narkoba, pergaulan bebas, hidup berfoya-foya.

Tak jarang para pemuda saat ini seperti kehilangan waktu berkualitas. Meminta waktu  dua jam disetiap pekannya saja untuk  belajar mengkaji ilmu Islam begitu sulitnya. Padatnya jadwal sekolah  hingga  menjelang Maghrib baru tiba dirumah, belum lagi harus berangkat kembali sebelum matahari terbit, tugas-tugas sekolah yang tak pernah ada hentinya sangat menguras pikiran dan tenaga, sehingga sampai dirumah tinggal lelah yang dirasa. Belum lagi kurikulum pendidikan saat ini yaitu kurikulum merdeka, membuat para pemuda disibukkan dengan semua itu sampai tak punya waktu untuk belajar mengenal agamanya sendiri yaitu Islam.

Jadi teringat putri salihaku Mbak Aisyah yang setiap hari pulang kerumah menjelang Maghrib. Ada perubahan yang terlihat. Naluri seorang ibu sepertinya sedang sibuk dengan dunianya. Gelisah pastinya, kapan tilawahnya, kapan murojaahnya, sementara setiap hari rutinitas kesibukan tak pernah ada habisnya. Sampai suatu ketika saya bertanya? Dek, gimana tilawah dan murojaahnya? Tetap terjaga? “Insyaallah Bu,” katanya demikian. Tapi kok ibu seperti tidak  mendengar adek tilawah? Memangnya harus sengaja didengarkan dan dilaporkan ke ibu yah, apakah kalo melakukan kebaikan harus dilaporkan Bu? Hemm, berbicara dengan anak remaja saat ini terkadang membuat helaan nafas agak berat, sabar itulah ketika jawaban tak sesuai harapan. Suatu ketika disaat ada kesempatan diskusi, saya bertanya kembali? Dek ajak dong temen-temen ngaji buat kenal Islam. Ternyata jawabannya, Ya Allah Bu, ngaji kayak aku? Rutin setiap pekan? Mana mau Bu. Bisa salat saja sudah bagus Bu. Mama mau mereka ngaji untuk ngenal Islam Bu, itu jauh dari pikiran temen-temenku. Sudah berapa kali aku ajak ngaji, yang ada aku malah dipanggilin Ustadzah melulu sama temen-temenku. Ngaji itu sesuatu yang asing, tidak ada terlintas dalam pikiran temenku untuk mengenal islam lebih dalam. Apalagi sekarang Guruku bilang belajar Islam itu biasa-biasa saja, nggak perlu terlalu dalam, nggak usah ekstrim. Tutup aurat juga biasa saja. Kalo sudah begitu apa bisa ngajak ngaji Bu? Hanya bisa beristigfar dan berdoa kepada Allah, Ya Allah jagalah putri kecilku ini untuk selalu taat kepadaMu, berilah keistiqamahan untuk selalu belajar mengenal Islam.

Bagaimana mungkin para pemuda seperti ini bisa masuk surga sementara ilmu untuk bisa masuk surga aja mereka nggak tahu, dan bahkan nggak mau cari tahu.

Salah satu cara untuk menggapai surganya Allah adalah dengan menuntut ilmu

Rasulullah bersabda:

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Karena dengan ilmu kita akan mudah mendapatkan hidayah, dengan ilmu akan mengantarkan kita pada ilmu lainnya yang akan mengantarkan kita pada surganya Allah.

Belajarlah menuntut ilmu wahai para pemuda. Tak mungkin surga bisa engkau pijak apabila tidak ada keinginan untuk menggapainya. Carilah ilmu setinggi langit sebagai bekal dalam beramal salih.

Yuk ngaji Islam kafah! [Ma]

Baca juga:

Related Articles

0 Comments: