
motivasi
Bergabung dengan Niat Ikhtiar Istikamah
Oleh. Ratty S Leman
Bismillahirrahmanirrahim
"Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah. Melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)."
Terinspirasi dari ayat inilah aku tertarik dengan komunitas membaca Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam dan umatnya bukan untuk menjadikan kita susah. Susah bergerak karena banyak perintah dan larangan yang harus dipatuhi, serta takdir kehidupan yang harus ikhlas menerimanya.
Al-Qur'an diturunkan untuk menjadi peringatan bagi orang-orang yang takut kepada Allah. Rabb pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan ini. Kita berasal dari Allah dan kelak akan kembali kepada Allah. Maka butuh petunjuk hidup agar tak salah arah dan langkah dalam menjalani kehidupan dunia yang sementara ini menuju kehidupan akhirat yang kekal abadi nantinya.
Dari challange 6 inilah aku bergabung di SSCQ dan ingin mengenalnya lebih lanjut. Kebetulan bertepatan dengan bulan Muharram saatnya mengevaluasi makna hijrah. Tema yang diangkat SSCQ kebetulan juga sangat pas yakni " Menuju Hijrah Hakiki." Aku ingin hijrahku hakiki, tidak sembarang hijrah, apalagi cuma sekedar penampilan luar. Hijrahku harus kafah, tidak sekedar tampilan luar tapi harus sampai menyentuh akal dan perasaan agar sempurna syakhsiyah atau kepribadianku.
Maka untuk senantiasa mempebaiki syakhsiyah, ikhtiarku adalah harus rajin thalabul ilmi atau mencari ilmu agar puas akalku dan benar ibadahku. Ibadah tanpa ilmu akan tertolak, aku takut itu jika ibadah yang sudah kulakukan tak diterima Allah Suhanahuwa ta'ala. Selain memperbaiki pola berpikir atau mindset menjadi benar maka selanjutnya adalah memperbaiki pola berzikir. Pola berzikir bagaimana yang harus aku lakukan agar setiap detik hari-hariku senantiasa basah lidahku menyebut asma Allah. Maka kupilih rutin membaca Al-Qur'an 1 hari 1 juz disamping rutin zikir pagi petang, doa-doa harian, istighfar serta zikir kalimat tasbih, tahmid dan takbir.
Baiklah, sekarang aku mau bercerita tentang perkenalanku dengan komunitas keren bernama SSCQ ini. Awal mengenal SSCQ (Sahabat Surga Cinta Qur’an) dari tulisan status teman-teman di Facebook. Membaca status demi status menjadikan diri ini tersentil. Target khatam biasa aku lakukan saat bulan Ramadan.
Alhamdulillah pernah ikut program khataman Al-Qur'an dan menuliskan ayat berkesan serta tadaburnya di sebuah komunitas. Kemudian selepas Ramadan hanya melakukan rutinitas membaca Al-Qur’an tanpa target khatam dalam 1 bulan. Mengalir saja, sesempatnya dan terus terang cenderung menurun frekuensi membaca Al-Qur'annya. Bulan-bulan selepas Ramadan menjadi lebih santai atau lebih kendor semangat khatamnya.
Meskipun khatamannya menurun namun Alhamdulillah semangat tadabur Al-Qur’annya masih istiqomah setiap malam ikut program Tadabur Qur’an di 3MQ Ustadz Bachtiar Nasir dan Ustadz Deden Makhiyarudiin dan pagi harinya ikut Kuliah Semangat Pagi untuk menghafal doa-doa pilihan dan berdzikir pagi, serta siang harinya ikut Akademi Tadabur Qur’an. Alhamdulilah nikmatnya berinteraksi dengan Al-Qur’an secara intensif sudah mulai dirasakan.
Setelah masuk grup, ternyata banyak sekali teman-teman yang ikut challange SSCQ (Sahabat Surga Cinta Qur'an). Setelah membaca laporan tulisan mereka, iri diri ini dibuatnya. Masyaa Allah, di luar bulan Ramadan mereka masih semangat berazam (berkomitmen) istikamah 1 hari 1 juz, membaca terjemahannya dan menuliskan pula kesannya baik di grup maupun di Facebook. Dalam hatiku bertanya-tanya, energi apakah yang menggerakkan mereka untuk itu?
Energi keimanan tentu saja, kecintaannya terhadap Al Qur'an pastinya. Tapi apa lagi yang menggerakkan mereka untuk istikamah bersahabat dengan Al-Qur'an dala keadaan senang, dinikmati, tanpa ada keterpaksaan, tanpa beban dan produktif sekali tulisan tadaburnya .
Hidayah ilmu telah datang ber’sliweran’ di sekitar kita setiap hari sehingga menguatkan keimanan. Aku merasakan jika sebenarnya hidayah Allah itu sangat dekat, bahkan yang ada dalam diri kita adalah hidayah besar bila kita bisa mentafakuri. Namun yang membedakan, mereka yang ikut serta dalam SSCQ ini telah mendapat taufik (pertolongan) dari Allah untuk mau bertekad
mengkhatamkan Al-Qur’an, membaca terjemahan dan menuliskan tadaburnya. Bukan pekerjaan yang mudah bagi sebagian orang tapi mengapa mereka bisa? Allah sedang menurunkan pertolongan-Nya pada mereka orang-orang yang berkomitmen untuk bertakwa.
SSCQ (Sahabat Surga Cinta Qur'an), sebuah nama komunitas yang sangat indah. Terbayang dalam pikiranku bahwa komunitas ini ingin anggotanya tidak hanya bersahabat di dunia saja tapi hingga ke surga-Nya kelak. Masya Allah, cita-cita luhur dari penggagasnya Bunda Lilik S Yani.
Amalan apa yang dapat mengantarkan kita ke surga kelak? Dari pintu mana kita akan masuk dari sekian banyak pintu yang telah Allah sediakan? Amalan andalan anggota komunitas ini adalah tekad keistikamahan membaca Al-Qur'an. Bukti kecintaan mereka terhadap Al-Qur'an akan dibuktikannya dengan membaca ayat-ayat-Nya, membaca terjemahannya untuk ditadaburi dan melaporkan tulisan ayat yang berkesan serta hasil tadaburnya di grup atau diposting di sosial media dengan tujuan berdakwah.
Masyaa Allah mulia sekali niat dan cita-cita luhur dari penggagas SSCQ yakni Bunda Lilik Yani, sehingga tergerak hati ini memilih untuk bergabung di antara banyak tawaran komunitas menulis yang ada di media sosial. Alhamdulillah, diizinkan Allah bertemu dengan komunitas SSCQ ini sehingga keistikamahan membaca Al-Qur'an selama Ramadan bisa dilanjutkan di luar bulan Ramadan. Bahagia sekali rasanya dan bersyukur atas pertolongan-Nya.
Mengenal SSCQ tak bisa dipisahkan dengan sosok pendiri atau penggagasnya atau istilah kerennya 'Founder SSCQ’ yakni Bunda Lilik S Yani. Hingga suatu ketika terbaca profil beliau di suatu tulisan. Beliau ternyata sedang sakit kanker. Namun ternyata beliau tidak meratapinya dengan mengasihani diri. Justru di tengah rasa sakitnya semangat beliau begitu hebatnya hingga bisa menggerakkan teman-teman yang ikhlas untuk ikut mendoakan dan mewujudkan impian beliau. Mengajak teman-teman untuk bersama-sama mendawamkan membaca Al-Qur'an, membaca terjemahnya untuk ditadaburi dan menuliskan ayat pilihan hasil tadaburnya. Dengan izin Allah, energi yang luar biasa yang ditularkan dari Bunda Lilik telah berhasil menggerakkan teman-teman untuk bersama-sama berkomitmen dalam komunitas SSCQ ini.
Saya adalah salah satu yang terpanggil untuk itu. Banyak komunitas menulis, tapi mengapa ikhlas memutuskan pilihan ikut serta pada komunitas SSCQ ini? Ternyata diam-diam diri ini kagum pada beliau, sakit tapi masih produktif bahkan bisa menggerakkan orang lain untuk beramal salih. Mengalirlah doa-doa untuk beliau tanpa beliau minta didoakan. Allah yang menggerakkan teman-teman berdoa dan mewujudkan ide beliau hingga tak terasa sudah menjelang 1 tahun komunitas ini hadir. Komunitas ini ikut meramaikan dunia maya dengan inspirasi ayat-ayat suci Al-Qur’an. Inspirasi yang tak akan pernah habis ditulis walau ditambahkan tinta sebanyak 7x air lautan dan pena sebanyak kayu pohon di alam semesta ini. Maha Besar, Maha Benar dan Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya.
Dalam benak kita mungkin terbersit anggapan atau terlintas pikiran, tak mudah membaca Al- Qur'an secara istikamah one day one juz. Apalagi ditambah membaca terjemahannnya. Menuliskan lagi ayat pilihan untuk ditadaburi. Tapi ternyata oh ternyata pada faktanya ‘brudul’ status challange SSCQ teman-teman meramaikan wall facebook-ku. Challange demi challange berlalu hingga suatu saat tiba menjelang challange ke-6 ada yang menyertakan ulasan, jika berminat hubungi Bunda Lilik di no hp sekian.
Bismillahirrahmanirrahim, akhirnya minta izin Allah. Hamba berniat ikut bergabung di SSCQ semata-mata karena mengharap ridho-Mu Ya Allah. Dekatkan hamba dengan Al-Qur’an, jadikan Al-Qur’an sebagai sahabat hamba, jadikan waktu hamba berkah karena disibukkan dengan Al-Qur’an. Selamatkan kehidupan hamba di dunia dan di akhirat karena istikamah membaca Al-Qur’an sehingga mendapatkan petunjuk dari-Mu Ya Allah.
Suatu saat Bunda Lilik berkenan berkomentar pertama kali di status Facebook saya yang bercerita bagaimana susahnya istiqomah membaca Al-Qur'an 1 hari 1 Juz. Ada saja gangguannya, misalnya begitu membaca Al- Qur'an mengantuk datang menyerang, dipaksa lagi dan lagi. Ngantuk dan malas
harus dilawan. Harus dipaksa dan harus berjuang keras. Padahal waktu itu saya belum tergabung di SSCQ, rezeki banget rasanya dikomentari founder SSCQ. Karena komentar beliau yang mengajak coba ikut SSCQ, hati ini langsung berdetak. O iya ya, apa ikut challange SSCQ biar istikamah berinteraksi dengan Al- Qur’an? Terus terang jika sendirian godaannya banyak, namun jika berjamaah atau berkomunitas Insya Allah godaan bisa dilalui. Bismillah akhirnya bergabung saat challange ke 6, setelah challange-challange sebelumnya terlewat hanya puas dengan membaca status teman-teman saja.
Tapi dasar malasnya masih besar. Selama ini ikut ODOJ yang cuma membaca Al-Qur'an saja sering tidak kholas, sering dapat peringatan karantina. Eh, ini berani-beraninya bergabung di SSCQ yang tugasnya ditambah membaca terjemah dan menuliskan hasil tadaburnya. Istilahnya ODOJ plus-plus. Sanggupkah kamu Ratty?
Terus terang, sejak bergabung challange ke-6 ini masih jadi pengamat. Kerjanya masih cuma membaca hasil tadabur ayat dari teman- teman yang dishare di WAG SSCQ. Perbedaannya hanya jika dahulu membacanya di Facebook, sekarang di WAG. Alhamdulillah masih diizinkan mendapat insight, dapat pencerahan, dapat sentilan, dapat semangat, dapat tausiyah, dapat peringatan dari tulisan teman-teman. Itu sudah nikmat besar, Alhamdulillah. Bertahan dari challange 6 sampai 8 belum tergerak untuk berkomitmen. Untung tidak dikeluarkan dari WAG karena tidak aktif. Astaghfirullahaladzim wa atubu ilaih.
Hari ini, hari pengantaran anak bungsu ke pondok pesantren Mahad Syaraful Haramain Bogor. Tekadku istikamah membaca ayat-ayat suci Al Qur'an semakin membuncah. Tekad kuat anakku untuk bisa hafiz Qur'an dan tekad kuatku untuk tetap istikamah odoj plus-plus bersama SSCQ. [ry].
Bogor, Ahad 16 Juli 2023
Baca juga:

0 Comments: