
cerpen
Bun, Abidzar mau disunat!
Oleh. Iis Nopiah Pasni
"Abang Abidzar, jadi nggak disunat?" tanya Bunda Isna pada anak ketiganya yang sedang belajar menggambar menggunakan shapes pada aplikasi Pixellab.
Abidzar yang asyik main Pixellab itu sesaat kemudian menatap Bundanya lalu senyum.
"Bun, sunatnya bulan depan saja ya," jawab Abidzar, nampak jelas kalau sebenarnya ia takut dan ragu untuk disunat atau dikhitan.
"Bang, mau disunat sekarang atau bulan depan ya masih saja harus sunat," jawab Bunda cepat. Anak ketiganya itu menunduk kembali.
Malamnya sesudah salat Magrib dan makan malam bersama, Abidzar berlari sambil tersenyum melihat kearah orangtuanya yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Bun, Abidzar mau disunat!" kata Abidzar antusias dan nampak senang.
"Ayah, sunatnya sekarang aja ya ... ayo, Yah!" seru Abidzar tiba-tiba, mengejutkan orang tuanya.
Ayah dan Bundanya sesaat saling berpandangan, kaget campur senang melihat kemauan anaknya yang tiba-tiba saja ingin segera disunat.
Entahlah, apa mungkin karena Bundanya tadi mengatakan sunat sekarang atau bulan depan sama saja? begitu pikir Bunda Isna sesaat. Akan tetapi yang jelas sekarang Ia sangat senang karena Abidzar sendiri yang meminta langsung.
Ayahnya langsung menelpon Pak Mantri, ternyata Pak Mantri lagi kondangan dekat rumahnya. Akhirnya janjian besok Abidzar disunatnya.
Selasa pagi, Abidzar bangun langsung memeluk Bundanya.
"Bunda, Abidzar badannya agak anget," rengeknya manja sambil memeluk Bundanya. Bunda Isna langsung meraba kepala Abidzar.
"Iya ya Bang, agak panas, ya sudah sunatnya nggak jadi aja," kata Bunda Isna sambil membalas pelukan Anaknya itu.
Abidzar lalu sarapan roti, Eh, kemudian malah keluar rumah main di Posko depan rumah bersama Abil, anaknya Mbak Citra.
Lanjut bermain dengan ceria, setelah itu pulang dan mandi. pakai baju sendiri dan langsung mengajak untuk segera disunat.
Masyaallah, panasnya tadi langsung hilang entah ke mana. Akhirnya Ayah dan Bundanya langsung bersiap untuk berangkat ke Desa Tanjung Jati Muara Enim ke rumah Pak Mantri, Nah, Beliau ini mantan Pak RT di perumahan BSD, masih saja memanggil beliau dengan panggilan Pak RT.
"Alhamdulillah, pas nyampenya," kata Pak Mantri setelah menjawab salam.
"Kenapa Pak RT?" tanya Ayahnya Abidzar.
"Barusan tadi aja juga yang sunat, baru pulang," kata Pak RT menjelaskan.
"Iya ya, Alhamdulillah jadi Abidzar nggak lihat dan dengar saat anak yang tadi sunat," jawab Ayah Abidzar.
"Iya, Ayo Abidzar masuk ke dalam," ajak Pak Mantri diikuti Ayah dan Bundanya Abidzar.
Abidzar lalu berbaring dan ditemani Ayah, sedang Bunda sesekali mengambil video dan foto saat Abidzar sunat.
Tiba-tiba Abidzar menjerit dan menangis.
"Sudahlah, sakit," katanya sambil menangis. Ayah dan Bundanya memegang dan memeluknya dan terus menyemangatinya, sedangkan anaknya Pak RT memegang lutut Abidzar agar tak menendang-nendang.
"Pulang ini langsung beli anak ayam ya," kata Bunda Isna menghibur Abidzar.
"Iya Bun, beliin anak ayam ya, yang banyak! Kalau sama ayah beliin roti sama susu juga beliin martabak coklat," rengeknya.
"Alhamdulillah, selesai. Jangan lupa oles salepnya dan minum obatnya ya," kata Pak Mantri.
Ayah Abidzar lalu memakaikan Abidzar pakai celana dalam sempak dan pakai sarung.
"Terima kasih, Pak RT, Abidzar Salim dulu," kata Ayah dan Bunda Abidzar. Abidzar dengan takzim mencium tangan Pak Mantri itu.
Lalu mereka pamitan pulang, pas lewat tempat jualan anak ayam ternyata sudah tutup.
"Bang sudah tutup, insyaallah besok ya dibeliin anak ayamnya," janji Bunda Isna pada Anaknya yang sudah disunat, sebagai hadiah untuk Abidzar yang sudah disunat. Dan sesuai dengan request anaknya.
Ada saja cara Allah Swt. memudahkan urusan hambanya, seperti halnya Bunda Isna sudah sedari Abidzar TK mengajak Abidzar untuk mau disunat, tetapi anaknya belum mau. Qodarullah, sekarang anaknya sendiri yang minta agar segera disunat. Alhamdulillah.
Sunat itu ajaran agama Islam, dimulai oleh Nabi Ibrahim Alaissalam "Bapaknya Para Nabi", waktu itu berusia 80 tahun. Tiada kata nanti, Nabi Ibrahim Alaissalam dengan penuh ketaatan kepada Allah SWT langsung menjalankan perintahNya.
Baca juga:

0 Comments: