Headlines
Loading...
Orang Miskin Bertambah, Orang Kaya Acuh, di mana Hati Nurani?

Orang Miskin Bertambah, Orang Kaya Acuh, di mana Hati Nurani?


Oleh Nurul Bariyah
Ibu Rumah Tangga dan Member AMK

Mengutip 'World Population Review', Indonesia masuk dalam urutan ke 73 negara termiskin di dunia. Pada 2020, pendapatan nasional bruto RI tercatat U$$3.870 perkapita.

Mengutip Gfmag.com,  Indonesia menjadi negara paling miskin nomor 91 di dunia pada tahun 2022. Hal ini diukur  dari produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic produk (GDP) dan purchasing power parity (PPP) atau keseimbangan kemampuan belanja. Angka PDB dan PPP RI tercatat US$14.535. (CNNIndonesia.com, 30/9/2022)

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah 
orang miskin di Indonesia bertambah banyak. Banyak hal yang menjadi faktor pemicunya seperti PHK, sulitnya mencari pekerjaan, juga tingginya harga-harga kebutuhan pokok.

Namun, di tengah kabar memilukan ini, ada suatu kabar yang mengagetkan. Belum lama ini, Range Rover baru resmi diluncurkan di Indonesia. Kendaraan tersebut merupakan generasi kelima dan dibandrol mulai Rp. 5,9 miliar dengan status off the road. Meski mahal dan baru meluncur, stok yang tersedia di tanah air sudah nyaris habis. Mengejutkan, bukan?

Ini pertanda bahwa di Indonesia masih banyak orang kaya. Mobil terbaru dengan harga yang fantastis habis terjual dengan cepat. Bahkan mereka memesan mobil itu tanpa melihatnya lebih dulu, apalagi mencobanya.
Apakah mereka tidak melihat di sekitar mereka, banyak orang miskin, bahkan mati karena kelaparan? 

Mereka malah seolah-olah berlomba-lomba untuk membangun istananya dengan segala kemewahannya. Semakin besar istana yang dibangun, semakin tinggi kebanggaan diri yang mereka raih. Mereka pergi berlibur ke luar negeri, ke tempat-tempat yang indah dengan harga perjalanan yang fantastis.

Paham kapitalis membuat mereka semakin jauh dari rasa kemanusiaan. Mereka hanya memikirkan diri sendiri dan keluarganya, tidak memikirkan orang lain. Ideologi kapitalis mengajarkan seseorang untuk tidak memakai aturan agama dalam kehidupan,  memikirkan materi dan keuntungan semata. 

Bahkan di masa ini, orang-orang kaya menjadikan orang-orang miskin sebagai bahan konten mereka, menjadikan kesusahan sebagai bahan cerita yang diangkat agar konten mereka banyak ditonton dan mendapat simpati penonton. Mereka membantu hanya untuk  mendapatkan nilai viewer yang tinggi. Sungguh mengiris hati.

Ketimpangan makin nyata di tengah kehidupan. Antara si kaya dan si miskin semakin berjarak. Si kaya semakin menjulang tinggi. Sedangkan si miskin terperosok dan tergiling. 

Sangat  disayangkan, tidak semua orang kaya memiliki kesadaran untuk berbagi, bahkan hanya demi nilai kemanusiaan. Hanya sebagian orang saja yang mengerti akan hal itu. Nilai-nilai kemanusiaan kini tak lagi dijunjung tinggi. 

Padahal nilai-nilai kemanusiaan merupakan hal yang penting, tidak boleh dilupakan dan ditinggalkan. Manusia yang tidak mempunyai nilai kemanusiaan akan menjadi manusia yang serakah, egois dan kejam. Karena itu, nilai-nilai tersebut harus terus dipelihara. 

Islam menjaga agar nilai kemanusiaan tetap terjaga melalui berbagai kewajiban syariat yang telah ditetapkan, bahkan menjadikannya sebagai amal kebaikan. Dalam Islam, dikenal adanya zakat dengan aturan dan pembagiannya. Ada juga sedekah. 

Zakat dalam Islam memiliki aturannya sendiri, dan itu dilakukan rutin setiap tahun, tidak sekali-sekali atau semaunya. Sasarannya juga jelas dan sudah ditetapkan dalam agama. Mereka adalah  orang-orang yang berhak mendapatkannya, seperti fakir miskin dan kaum dhuafa. 

Dalam Islam, kita juga diwajibkan untuk peduli kepada orang sekitar dan tolong menolong kepada sesama. Kita tetap disebut pendusta agama  jika kita tidak tahu bahkan tidak peduli ada tetangga yang kelaparan, sebanyak  apapun amal ibadah kita, hafal Al-Qur'an, tinggi ilmu agama, bolak-balik naik haji, dan lain sebagainya

Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda : "Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya." (HR. Muslim).

Dengan itu, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk perduli kepada sesama. Apalagi mereka  memiliki kelebihan materi. Kisah orang-orang kaya di masa Rasulullah patut kita jadikan contoh, seperti kisah Abdurrahman bin Auf.  Abdurrahman bin Auf  dikenal sebagai sosok yang dermawan.  Beliau juga diberi sebutan  "manusia bertangan emas" karena rajin beramal.

Seharusnya orang-orang kaya sekarang mencontoh sikap Abdurrahman bin auf, yang bersedia menyerahkan hartanya demi membantu umat. 

Abdurrahman bin auf adalah sosok yang taat beribadah, pejuang tangguh juga seorang kaya yang dermawan. Ia paham betul bahwa harta yang dimilikinya adalah titipan dan amanah dari Allah dan akan dimintai pertanggungjawaban  kelak di akhirat.

_Wallahu a'lam bishawwab_.

Baca juga:

0 Comments: