Challenge Motivasi
Oleh. Ratty S. Leman
Bulan Agustus identik dengan bulan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Al-Istiqlal merupakan istilah "kemerdekaan" dalam Bahasa Arab. Makna kemerdekaan dalam perspektif Islam sendiri adalah bebas dari perbudakan, bebas melakukan segala hal dengan batas hukum-hukum Islam yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman hidup seluruh umat muslim.
Apakah kita benar-benar sudah merdeka? Inilah pernyataan menggelitik yang perlu kita renungkan. Momennya pun tepat jika kita bahas di bulan Agustus ini.
Fakta yang terjadi di sekitar kita diantaranya kualitas pendidikan yang semakin menurun, lapangan pekerjaan yang semakin sempit, keadaan politik yang buruk, ekonomi yang merosot, sosial budaya yang semakin rusak, pertahanan dan keamanan yang makin buruk serta masih banyak persoalan kehidupan lainnya.
Jika mau jujur inilah bukti kegagalan sistem kapitalistik materialistik yang banyak diemban oleh hampir semua negara di dunia ini. Kapitalis sudah menunjukkan kegagalannya menyusul saudaranya yakni sistem sosialisme.
Saatnya kita kembali ke sistem Islam. Cuma masalahnya banyak negara di dunia ini yang tidak mau, belum mau, atau malu-malu untuk mengambil sistem Islam sebagai pengganti kedua sistem kehidupan buatan manusia yang telah terbukti gagal itu.
Bagaimana caranya agar banyak individu, masyarakat, dan negara mau mengemban sistem Islam sebagai suatu cara hidup agar tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup baik dunia maupun akhirat.
Apa arti kemerdekaan bagimu? Apakah kamu merasa kita sudah merdeka? Arti kemerdekaan bagiku adalah terbebas dari penghambaan kepada sesama makhluk (manusia, setan, binatang, tumbuhan, dan benda-benda lainnya). Merdeka adalah kita hanya menghamba kepada Allah saja sebagai Dzat Yang Maha Hidup dan Kekal Abadi.
Jika saat ini kita masih menghamba kepada sesama makhluk dan aturan buatan manusia yang tidak sesuai dengan aturan Allah Yang Maha Pencipta maka artinya kita masih terbelenggu, masih menjadi budak dunia, dan belum merdeka.
Malu rasanya kita berteriak merdeka tetapi kekayaan alam kita masih dikuasai oleh pihak lain. Tak pantas rasanya berteriak merdeka tetapi kita masih berkubang dengan kemiskinan, rakyatnya kelaparan, pendidikan mahal, tak ada lapangan pekerjaan, tak terjangkaunya biaya kesehatan, utang yang menumpuk, beban pajak membebani rakyat, bunuh diri merajalela, rakyat senang berjudi, rakyat terkena narkoba, pergaulan bebas merajalela, dan masih banyak persoalan lainnya.
Malu, sungguh malu aku berteriak merdeka tapi pada faktanya masih terjajah baik pemikiran maupun fisik kita. Malu aku malu kepada rakyat Palestina yang katanya masih terjajah tapi pemikiran mereka merdeka. Malu aku malu, kita mengaku merdeka padahal masih terjajah di berbagai sektor kehidupan. Selamat bertafakur dan memulai langkah nyata untuk menjadi manusia dan bangsa yang merdeka. Penghambaan kita hanya untuk Allah, bukan untuk yang selainnya.
Sekiranya setiap individu, masyarakat dan sistem pemerintahan benar-benar menyadarinya, tentu kemelaratan dan kesempitan hidup ini akan segera sirna. Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman “Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan yang buta.” (QS. Thaha: 124). Maukah kita segera keluar dari kesulitan demi kesulitan yang makin hari makin bertumpuk dan seolah tak ada solusinya? Kembalilah kepada sebuah sistem kehidupan yang digariskan oleh Allah agar kita bisa bahagia dan sejahtera dunia maupun akhirat kelak. Merdeka!
Baca juga:

0 Comments: